Postingan

Hal Yang Makruh dalam Sholat

 Hal-Hal Yang Dimakruhkan Dalam Shalat Oleh             : Ust Farid Nu'man Hasan, SS Disampaikan di WAG Muslimah Soloraya. 12 September 2022 Hal-Hal Yang Dimakruhkan Dalam Shalat 1. Mempermainkan Pakaian dan Anggota Badan,  Kecuali Jika Ada Keperluan. Dalilnya: عَنْ مُعَيْقِيبٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْحَ فِي الْمَسْجِدِ يَعْنِي الْحَصَى قَالَ إِنْ كُنْتَ لَا بُدَّ فَاعِلًا فَوَاحِدَةً Dari Mu’aiqib, dia berkata: Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang meratakan kerikil ketika shalat. Maka Beliau menjawab: “Janganlah meratakan kerikil ketika shalat, tapi jika terpaksa meratakannya, cukuplah dengan meratakannya sekali hapus saja. (HR. Muslim No. 546, dan lainnya) Imam Muslim memasukkan hadits ini dalam kitab Shahihnya, dengan judul Karahah Masaha Al Hasha wa Taswiyah At Turab fi Ash Shalah (Makruhnya Mengusap Kerikil dan Meratakan Tanah ketka Shalat). Dalil lainnya: وعن أبي ذر أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إِذَا قَام

Peran Muslimah dizaman Kebangkitan

  Peran Muslimah Di Zaman Kebangkitan - Peran Dalam Mendidik Anak Mendidik anak pada prinsipnya adalah tugas bersama dengan suami. Namun, kebersamaan ibu dengan anaknya biasa lebih intens dibanding bersama ayahnya. Di sinilah letak pentingnya seorang Muslimah memiliki visi misi perjuangan di rumah tangga, agar lahir para Mujahid dan Mujahidah dari sentuhan tangannya. Oleh karena itu, mengurus rumah (dengan segala macam kesibukannya) adalah jihad bagi wanita. عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جِئْنَ النِّسَاءُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ الرِّجَالُ بِالْفَضْلِ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى، فَمَا لَنَا عَمَلٌ نُدْرِكُ بِهِ عَمَلَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَعَدَ -أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا -مِنْكُنَّ فِي بَيْتِهَا فَإِنَّهَا تُدْرِكُ عَمَلَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ". Anas bin Malik bercerita bahwa kaum wanita

Dua Atau Tiga Ekor Ikan

 DUA ATAU TIGA EKOR IKAN Ust Arafat Alkisah pada zaman dahulu kala hiduplah seorang nelayan yang setiap hari pergi melaut untuk mencari ikan. Ia selalu ditemani oleh sebuah perahu tua yang lusuh dan jaring kecil kesayangannya. Karena jaringnya cukup kecil, sang nelayan tersebut hanya mendapatkan ikan dengan jumlah sedikit ketika ia kembali dari laut. Meskipun demikian, ia masih bisa menyisihkan dua atau tiga ekor ikan untuk tetangga-tetangganya yang miskin. Suatu hari sang nelayan berkata kepada mereka, "Kalau saja aku punya jaring yang lebih besar, tentu aku bisa mendapatkan ikan yang banyak. Sehingga ikan-ikan yang aku sisihkan untuk kalian juga menjadi lebih banyak setiap harinya." Para tetangganya diam-diam mendiskusikan hal tersebut. Mereka lalu memutuskan untuk membuatkan jaring yang lebih besar untuknya. Sang nelayan sangat senang sekali menerima bantuan dari mereka. Keesokan harinya ia melaut dengan jaring barunya itu, dan betul saja tangkapan ikannya lebih banyak. Ba

Tidak Semua Diam Itu Emas

 TIDAK SEMUA DIAM ITU EMAS Ust Arafat Saya punya sebuah kipas angin yang berukuran besar. Diameternya hampir sama panjangnya dengan tangan orang dewasa. Semua rangkanya terbuat dari besi yang berat. Oleh karena itu cukup merepotkan kalau hendak dipindahkan kesana kemari.  Angin yang dihembuskan kencang sekali, cocok untuk digunakan pada acara-acara yang mengundang banyak orang. Namun sebaliknya untuk dipakai sehari-hari di dalam rumah, tentu terlalu berlebihan. Oleh karena itulah kipas itu sangat jarang dipakai.  Sudah bertahun-tahun kipas itu tidak bertugas, hanya teronggok di lantai dua. Beberapa hari yang lalu saya mencoba menyalakan kipas tersebut, rupanya putaran baling-balingnya tidak sekencang dulu lagi! Lebih parah dari itu, kipas tersebut menjadi tak bisa menengok ke kiri dan ke kanan.  Saya pikir ia kehabisan pelumas, sehingga komponen-komponennya kaku. Kipas itu sama seperti manusia, harus terus bergerak. Tidak boleh diam saja.  Ngomong-ngomong manusia yang diam saja, surat

Begitulah Manusia

 BEGITULAH MANUSIA Ust Arafat Ulama yang satu ini adalah permata berharga di Masjidil Haram. Sejak usia 20 tahun beliau sudah mengajar di masjid yang mulia tersebut hingga wafatnya pada usia 62, tepatnya pada tahun 1971. Beliau adalah Al-Allamah As-Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki.  Tentu saja banyak kisah-kisah besar yang berkaitan dengan ilmunya, namun kali ini kita akan membaca sebuah cerita kecil tentang kesehariannya. Karena terkadang kita berada dalam posisi yang sama, maka sekali-sekali kita perlu tahu bagaimana sikap seorang alim bila berhadapan dengan posisi tersebut.  Semua bermula ketika As-Sayyid Alwi mengajak putranya, As-Sayyid Muhammad, menuju rumah seorang jutawan di Jeddah. Kunjungan tersebut sebenarnya dalam rangka membantu seorang sahabat dari Yaman yang kebetulan memiliki bidang serupa dengan sang jutawan. Namun ketika beliau tiba di sana, tuan rumah yang kaya raya itu menyambutnya dengan dingin. Sikapnya kaku, air mukanya menunjukkan seolah-olah ia tidak senang deng

Laa Abrohu

 LAA ABROHU Ust Arafat  "Akhirnya, saya gagal." Terkadang kita memang harus jujur pada diri sendiri tentang apa yang terjadi. Seperti yang saya alami sekarang, bahwa saya harus menerima kegagalan. Semua ini tentang sebuah planning yang sudah saya persiapkan sedetail mungkin, menelan biaya belasan juta rupiah, dan kerugian yang paling besar tentu saja karena menguras waktu dan tenaga. Tenyata saat hari H itu tiba, sebagian besar prediksi saya tidak terjadi. Berbagai perhitungan yang sudah saya kalkulasi dengan sangat teliti, semuanya ambyar.  Bukankah kita semua pernah merasa demikian? Sesuatu yang tampak mudah, amat meyakinkan sekali bahwa kita pasti bisa berhasil, namun begitu dijalankan ternyata pil pahit kerugian yang didapat. Saya ingat pada masa-masa ketika dalam tahap mempersiapkan rencana besar tersebut, saya katakan kepada istri, "Insya Allah kalau semua sudah dijalankan, kita akan mencapai kesuksesan." Kenyataannya? Justru sebaliknya. Perihal ucapan insya A

Gerakan 3M

Gambar
  SUKSESKAN GERAKAN 3M Saya menjerit melihat foto tersebut. Kemudian menelusuri berita selengkapnya dari foto itu, rupanya memang betul sebuah kejadian nyata di kota Jeddah. Pada suatu pagi yang dingin di bulan Juli 2017 seorang ayah pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Setelah shalat, ia belumlah kenyang dalam kebersamaan bersama Rabb-nya, apalagi hari itu adalah Hari Jumat. Sehingga ia duduk kembali di masjid tersebut dan membaca Al-Quran. Beberapa waktu kemudian orang-orang mengira ia tertidur di depan mushaf yang masih terbuka itu. Namun karena mereka melihat tubuh tua yang tak kunjung bergerak, maka mereka mendekati dan membangunkan. Rupanya ia telah kembali kepada Yang Maha Penyayang, dengan kondisi yang sangat indah di mana kitabullah tak lepas dari hadapannya. Orang-orang sontak memanggil keluarganya. Anaknya yang lelaki tak kuasa menahan tangis, segera memeluk tubuh sang ayah yang sudah terhening dengan tenang. Saya menjerit melihat foto tersebut. Bertany