Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Hanya Untuk Disimpan

Gambar
Pict milik sendiri Jika kita menyimpan sesuatu dalam ingatan, tentu saja tak ada garansinya untuk dapat mengingatnya kembali dengan baik Pun jika kita menyertakannya dalam tulisan, kita dapat membacanya kembali, kemudian tersenyum/bersedih tergantung kenangan seperti apa yang kita tuliskan. Namun tidak ada juga yang dapat memastikan apakah tulisan itu masih ada esok atau kita masih mampu membacanya. Pun begitu, terserah kita mau menyimpannya dimana karena itu adalah kenangan kita. Begitu juga amalan, kita harus menyimpannya untuk dilihat pada saat yang telah ditentukan-Nya. Bukan untuk dipajang dalam figura, feed, story atau apapun. Tapi sebagai penentu tempat dimana kita pantas diletakkan. Jadi, marilah menyimpan amalan untuk saat yang telah ditentukan-Nya itu.... Hari ini adalah sebagai penentu seperti apa kelak tempat kita berada ditentukan dari apa yang kita simpan hari ini Mari pantaskan diri agar pantas kembali kenegeri asal kita.... Awali semua Lillahi ta'ala

Kenangan Dalam Lembaran Kertas

Gambar
Sore itu Bang Mada dan Bang Midun berkunjung ke rumah Haji Mudir untuk pertama kalinya. Maklum, ia adalah penghuni baru di wilayah itu yang pindah karena terkena gusuran. Pandangan Bang Mada terpaku pada sebuah kertas yang dibingkai dengan cantik dan tergantung di dinding, bersama dengan foto-foto keluarga. Kertas itu bergambar sepasang orang tua, dengan anak kecil di tengah mereka berdua.  Gambarnya pun tidak bagus, seperti karya anak TK yang dibuat dengan krayon. Setiap tokoh dalam gambar tersebut diberi nama di bagian atas kepalanya; Ayah, Bunda, Dede.  Tulisannya pun tampak benar seperti ditulis oleh anak-anak yang baru belajar menulis. Pasti anak yang ada dalam gambar itu tengah menggambarkan dirinya sendiri. Begitulah menurut Bang Mada.  "Itu gambar hasil karya anak saya Bang, kenang-kenangan waktu ia di rumah sakit!" Haji Mudir membuka pembicaraan lebih dulu ketika melihat tamunya itu tersedot perhatiannya dengan gambar tersebut.  "Kenang-kenangan? Ma

Tentang Waktu

Gambar
Dokpri Menelusuri sejarah memang menyenangkan. Coba saja saudara-saudara cari tahu foto yang pertama kali dicetak oleh manusia, pasti banyak fakta diluar dugaan kita. Foto pertama di dunia dibuat pada lempengan tembaga. Sebab teknologi kamera saat itu belum tahu bagaimana caranya mencetak foto pada lembaran kertas. Kala itu masih tahun 1800-an. Proses merekam citra gambarpun lambat sekali. Bayangkan saja, kamera butuh waktu 8 jam untuk menyimpan bayangan yang diperoleh pada lempengan tembaga tersebut. Artinya, jika seseorang hendak selfie di depan kamera foto, maka ia harus duduk diam dan bergaya selama 8 jam. Zamanpun terus berganti, manusia ikut berubah. Sekarang, kita tinggal jepret kamera handphone, maka dalam 1 detik hasil fotonya sudah bisa terlihat. Berarti manusia modern sudah menghemat waktu selama 7 jam 59 menit 59 detik untuk 1 kali foto. Luar biasa. Itu baru menghitung dari bidang fotografi saja.  Seandainya kita menghitung total penghematan waktu dar