Menjaga Silaturahim Meski Mudik Tinggal Impian


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat fillah komunitas blogger bengkel diri yang Insya Allah disayangi Allah Subhanahu Wata’ala. Alhamdulillah kini kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dalam hari-hari pada bulan dimana setiap perbuatan baik kita dilipat gandakan (perbuatan jahat jg loh ya), bulan dimana turunnya Al-Qur’an, masih diberi kesempatan untuk bersua dalam komunitas online kita yang tentunya ini juga bagian dari nikmat yang harus kita syukuri. Dan salah satu bentuk nikmat lainnya adalah kita diberi kemudahan untuk dapat menyimak kajian online dari para tokoh agama kita, panutan kita, para asatidz dan asatidzah kita yang semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu menjaga mereka dalam kebaikan, ketaatan, keistiqomahan dan selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wata’ala, Aamiin Ya Rabbana... Teriring juga doa kebaikan yang sama untuk sahabat semua beserta keluarga...

Kali ini, saya akan menyelesaikan tugas ke-2 selama bulan suci dari komunitas blogger bengkel diri untuk merangkum kajian online yang saya dengarkan, maka kali ini saya mengambil kajian dari tokoh agama sekaligus penulis yang goresan pena serta petuah bijaknya mampu menyentuh nurani kita, beliau jelas tidak asing lagi bagi kita yaitu Ustadz Salim A Fillah, semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu menjaga beliau dan keluarganya, Aamiin Ya Rabbana. 
Tema kajian kali ini adalah “Menjaga Silaturahmi Meski Mudik Tinggal Impian”. Yuk kita baca sama-sama, boleh bersuara kok, biar yang di-ki-ka-de-be bisa ikutan dengerin juga😁
dan mohon maaf bila ada tulisan yang membuat tidak berkenan ya, jelas saja ini kesalahan saya yang menuliskan kembali tausyiah yang disampaikan gurunda kita. Jadi mohon maaf yaa😉🙏
Bismillahirrahmanirrahim...  

Menjaga Silaturahim Meski Mudik Tinggal Impian
Ust Salim A.Fillah
Ramadhan tahun ini menjadi berbeda dari tahun sebelumnya karena terbatasnya aktivitas kita disebabkan kita sedang menghadapi musibah pandemi covid 19. Qadarullah telah menjadi ketetapan Allah bahwa Ramadhan ini kita berkegiatan dirumah saja, dan Allah bisa melakukan apapun yang Dia kehendaki tidak ada yang bisa menghalangi. Alhamdulillah ‘ala kullihal, segala puji bagi Allah atas segala keadaan yang kita terima ini, mudah-mudahan Allah senantiasa mengkaruniakan kepada kita kesabaran dalam menghadapi musibah termasuk khususnya covid 19.
Seperti Ramadhan sebelumnya, tentu saja diakhir Ramadhan ini kita punya keinginan dan semangat untuk mengisinya dengan syiar-syiar terbaik di antaranya mungkin ibadah iktikaf, dimana ibadah ini salah satu syarat sahnya adalah dilakukan di Masjid. Sedangkan kalau kita beribadah di mesjid tentu saja akan banyak berkumpul dengan saudara-saudara kita sesama muslim dan mukmin yang lain, kalau juga mereka ingin melaksanakan iktikaf. Hal ini tentu akan menjadi mudarot ketika kemudian daerah kita masih terjadi persebaran virus yang kemudian di antara jalan pencegahannya adalah dengan tetap di rumah saja, tidak perlu menghadiri syiar-syiar ibadah di Masjid, dengan mempertimbangkan kondisi saat ini dalam keadaan yang demikian tentu saja ibadah iktikaf ini karena dia adalah sunnah muakadah, sunnah yang ditekankan untuk dilaksanakan sementara di sisi lain mencegah mudarot adalah sebuah kewajiban pada kondisi-kondisi tertentu dimana bagi daerah yang rawan penyebaran wabah maka tentu lebih utama untuk tidak melaksanakan iktikaf di Masjid meskipun tetap bisa kita niatkan di dalam hati kita untuk melaksanakan iktikaf yaitu berdiam karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala di Masjid.

Sesungguhnya Islam ini agama yang Allah menghendaki kemudahan bagimu dan Allah tidak menghendaki kesukaran bagimu” sehingga di dalam Islam sesungguhnya niat itu sudah dinilai sebagai ibadah yang sempurna oleh Allah, selama niat itu karena Allah, seseorang yang mengerjakan satu amal kebajikan kalau dia sudah meniatkannya maka dia sudah beroleh pahala yang sempurna atas niat ibadah itu, ada pun kalau dia mampu melaksanakannya maka bisa jadi di lipat gandakan pahala baginya  sebanyak 10 atau bahkan lebih  sisi Allah. Dan barang siapa berniat keburukan maka dia belum ditulis baginya sebagai sebuah keburukan sampai dia melakukannya, kalau dia melakukannya maka ditulis 1 keburukan tetapi kalau dia tinggalkan karena Allah apa yang telah diniatkan sebagai hal yang buruk itu ditinggalkan karena Allah maka baginya pahala seperti melaksanakan satu amal kebajikan. Inilah diantara tanda kebaikan dan keindahan agama kita yang sangat mulia ini Islam, yang Allah menghendaki kemudahan bukan menghendaki kesukaran. Maka siapapun yang terhalang oleh sesuatu dari niatnya untuk melaksanakan amal saleh ini kalau sudah menjadi kebiasaannya maka tetap ditulis baginya kebiasaannya tersebut. 
Maka demikian pula dalam soal iktikaf dimana kita sudah  melaksanakan setiap tahun dan rutin melaksanakannya meskipun tidak penuh seperti yang dilakukan Rasulullah SAW 10 hari 10 malam berada di masjid tetapi hanya dalam waktu-waktu tertentu berada di masjid jika itu sudah jadi kebiasaan maka berkhusnuzonlah, Insya Allah kalau kita terhalang melaksanakannya karena sebab-sebab yang syar'i seperti ini sesungguhnya tetap ditulis bagi orang yang tetap mampu meniatkannya sebagai pahala sempurna dia melaksanakan ibadah tersebut. Demikian sebuah kaidah penting yang perlu kita yakini bersama niat itu sudah menjadi pahala sempurna. 

Pada intinya seorang hamba itu tetap akan ditulis dalam kebaikan jika dia memiliki kebiasaan kebaikan tersebut meskipun dia terhalang dari mengamalkannya oleh satu udzur yang mungkin karena kelelahan dan lainnya serta seperti sekarang yang sedang kita alami adanya wabah covid-19 yang membuat tidak mampu melaksanakan ibadah tersebut maka pahala ibadah itu terus ditulis baginya sebagaimana kebiasaan yang ia lakukanKemudian barangsiapa melaksanakan niat di dalam hatinya untuk melaksanakan satu ibadah meskipun dia tidak sempat melakukannya apalagi karena sebab-sebab yang syar'i maka sesungguhnya telah ditulis pahala sempurna atas ibadah tersebut bagi dirinya ini.

Ini tentang syiar kita di akhir Ramadhan yang rasanya sangat kita nikmati bila berada di masjid melaksanakan iktikaf, duduk berlama-lama berdzikir kepada Allah membaca Al-Quran melaksanakan salat salat sunnah dan juga mengadakan majelis taklim untuk menambah ilmu, kini kita terhalang dengan keadaan seperti ini tetapi Insya Allah kita tetap bisa mendapatkan fadilah dari iktiqaf tersebut dengan terus menjaga niatnya didalam hati kita.

Dan tentu setelah Ramadhan kita bersyukur dengan ketaatan kita dalam Al-Quran suroh Al Baqarah ayat 185 Allah mengatakan dan supaya kamu sempurnakan bilangan Ramadhan itu, kamu genapakan ibadah didalamnya, lalu kalian bertakbir mengagungkan Allah atas hidayahnya kepada kalian, membimbing kalian kepada Islam dan memberi taufik bagi kalian untuk beribadah selama bulan Ramadan yang penuh dengan keutamaan tersebut dan supaya kalian bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.”  

Jadi memang akhir Ramadan ini menjadi kesyukuran kita atas semua ketaatan yang kita laksanakan kepada Allah. Satu pelajaran penting yang harus kita hayati dibulan Ramadhan ini adalah bahwa mensyukuri ketaatan itu lebih afdhol daripada sekedar mensyukuri harta benda, nikmat-nikmat yang berupa kesenangan, harta-harta dan lain sebagainyaKarena kita jarang mensyukuri ketaatan, jarang mensyukuri nikmat iman. 
Jadi ini adalah sebuah ajaran yang di sampaikan kepada kita untuk di hayati, dibulan Ramadhan ini kita diminta untuk banyak mensyukuri ketaatan dalam setiap harinya misalnya kita bisa mensyukuri ketaatan itu seriap kali berbuka puasa karena Allah memberikan kebahagiaan bagi orang berpuasa dimana bagi orang yang berpuasa terdapat kebahagiaan dan kegembiraan pada saat berbuka puasa dan luar biasanya saat berbuka puasa itu kita bergembira kita bersyukur berhasil mentaati Allah seharian dengan menjaga kita dari segala yang membatalkan puasa kita berupa makan, minum, syahwat kemudian beberapa hal yang bisa merusak pahala nya melalui mata kita, telinga kita, lisan kita, tangan kita, kaki kita, anggota badan lainnya sampai kemudian hal-hal yang bisa mengurangi keutamaannya di dalam hati kita pikiran kita, kita mensyukurinya dengan berbuka puasa dan luar biasanya disaat bersyukur itu terdapat do'a yang mustajabah, do'a yang dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, doa  yang kita diminta berdoa yang sebaik-baiknya ini menunjukkan berdoa disaat bersyukur, disaat bahagia, di saat lapang, itu adalah doa yang Mustajabah karena kita biasanya hanya cenderung melaksanakan doa, melakukan doa, memohon kepada Allah pada kesempitan,  pada saat kita susah, pada saat kita berada dalam kesukaran-kesukaran, pada saat kita berada dalam hal-hal yang mendesak kita baru berdoa kepada Allah. Ramadhan mengajarkan kita untuk berdoa disaat kita bersyukur, disaat kita bahagia, gembira, diantaranya adalah saat kita berbuka puasa.

Ada pun pada akhir Ramadhan kita disunnahkan untuk mensyukuri secara global. Kalau syukur secara parsialnya setiap hari kita diajarkan bersyukur saat berbuka puasa dan diikuti dengan doa kepada Allah, maka di akhir Ramadhan juga kita diminta untuk bersyukur atas ketaatan-ketaatan kita selama Ramadhan. 

Dalam rangka syukur itu pula kita di Indonesia punya satu tradisi yang baik untuk dimana kita menjadikan kesempatan libur Idul fitri sebagai wahana untuk saling bersilaturrahimmenyambung ukuwah, menyambung  persaudaraan, baik persaudaraan darah maupun persaudaraan iman dengan melaksanakan berbagai macam kegiatan mulai dari mudik, menjumpai orang tua, ada ada yang berkunjung ke satu rumah dengan rumah yang lain, karena memang sulit bertemu jika tidak memanfaatkan momen ituNamun pada tahun ini dimana kita terdampak pada kondisi pandemi wabah covid-19, maka kita membatasi diri dari kegiatan-kegiatan itu, bahkan bagi rekan-rekan yang di jabodetabek dsb pemerintah sudah mengeluarkan larangan mudik, tidak diperkenankan untuk kembali ke kampung halaman karena berpotensi untuk menjadikan pasifnya penyebaran voris corona ini. Jadi, bagaimana yang bisa kita lakukan untuk menjadikan idul fitri kita sebagai wasilah syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala itu bermakna?

Yang pertama bahwasannya kita tetap bisa saling berkomunikasi secara tidak langsung dan yang disunnahkan oleh para sahabat adalah saling mendoakan agar amal amal ibadah kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Kalimat yang biasa kita gunakan adalah taqabbalallahu minna waminkum kemudian menjawab minna waminkum taqabbal ya kareem. Ini adalah doa yang sederhana tetapi mengikuti sunnah yakni saling mendoakan agar Allah menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadhan, ini tentu tidak hanya bisa kita lakukan langsung ketika bertemu tetapi bisa kita lakukan melalui perangkat teknologi, melalui telfon, video call, ataupun berkirim pesan untuk sesama kita seperti yang telah biasa kita lakukan. Apabila pada tahun sebelumnya hal ini terasa klise maka tahun ini Insya Allah akan lebih terasa ruhnya karena kita betul-betul kesulitan untuk bertemu, tidak dapat melaksanakan tatap muka langsung apalagi mengadakan acara-acara semacam syawalan, halal bihalal, sehingga kita berharap komunikasi melalui teknologi dengan mengucapkan taqabbalallahu Minna wa minkum ini sebagai doa yang sampai Insya Allah kehadirat Allah SWT, dikabulkan dan boleh jadi melalui doa orang lainlah ibadah kita selama bulan Ramadan akan diterima oleh Allah. Karena amal kita sendiri belum tentu diterima Allah tapi mungkin karena di doakan oleh orang lain akan menjadikan amal kita diterima.

Yang kedua yang selalu menjadi tradisi baik diantara kita bahwa dengan pemahaman bahwa kalau dosa-dosa kepada Allah itu diampuni dengan ibadah yang kita laksanakan selama Ramadhan, maka kita berharap dosa-dosa kita kepada sesama manusia akan dimaafkan oleh sesama kita dengan saling memaafkan itu. Karena saling memaafkan ini bukan amal yang khusus kita laksanakan di seputar hari raya Idul Fitri, tetapi bahkan di setiap saat setiap waktu kapan pun juga ada yang merasa bersalah hendaklah meminta maaf ada merasa orang lain memiliki kesalahan padanya dia bergegas memaafkan maka baginya satu keutamaan yang sangat besar. Memaafkan itu di dalam Al-Qur'an ada pujiannya, dipuji Allah sebagai orang yang suka memaafkan kepada sesama manusia dan ciri orang bertaqwa. Kemudian ada juga motivasinya berupa orang yang memaafkan itu mendapatkan keutamaan yang besar disisi Allah pahala yang besar, seperti kalimat "maka barang siapa memaafkan dan mendamaikan maka baginya pahala yang semuanya ditanggung oleh Allah tak terhingga disisi Nya."

Demikian juga ada perintah untuk memaafkan, perintah kepada yang Ma'ruf dan mengabaikan orang-orang yang berbuat jahil demikian pula ada motivasi dari Allah hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada apakah mereka atau kalian tidak suka jika Allah mengampuni kalian disebabkan kalian memaafkan dan berlapang dada kepada sama. Maka memaafkan ini menjadi amalan yang utama juga bila kita laksanakan dalam Ramadhan ini ataupun dalam momentum Syawal kita maafkan semua kesalahan orang kepada kita, kita jadikan itu sebagai pengharapan kita untuk dimaafkan dan diampuni oleh Allah. Berkata Umar bin Abdul Aziz "Carilah Maafnya Allah dengan memaafkan sesama" kalau kita mudah memaafkan sesama maka insya Allah, Allah pun mudah memaafkan dosa-dosa kita, jadi kalau kita meniatkan memaafkan ini diantaranya adalah bukan karena kita semata-mata merasa harus mengalah, bukan itu yang menjadi setting mental & hati kita, jika kita ingin dimaafkan oleh Allah maka kita mudah dalam memaafkan sesama manusia. Karena kalau kita mau jujur tentu saja dosa kita kepada Allah jauh lebih banyak daripada dosa sesama kepada kita, sehingga memaafkan manusia itu adalah cara kita merayu Allah agar Allah memaafkan dan mengampuni kita.

Yang ketiga melaksanakan sunnah tahaddu tahabbu. Untuk tetap membangun silaturrahim dan ukhuwah di antara kita terutama kepada pihak-pihak yang kita wajib berbakti kepada mereka misal orang tua kita dan lain sebagainya, saat ini kita bisa melaksanakan sunnah Nabi SAW tahaddu tahabbu, salinglah memberi hadiah maka kalian akan saling mencintaijadi kalau dalaIdul Fitri nanti kita tidak bisa bersilatirrahim dengan menghadap langsung, kita dapat berbakti dengan mengirimkan hadiah kecil, tidak perlu mahal jika memang tidak mampu membeli yang mahal, tetapi yang berkesan, diberikan dengan tulus ikhlas, yang kita pahami akan memberikan manfaat bagyang menerima maka itu akan menjadi suatu yang bernilaikita bisa memberikan hal sederhana tetapi berkesan, tidak perlu ekstrimtetapi hadiah sederhana berasal dari hati yang tulus Insya Allah sampai juga kehati orang yang menerimanya. Mungkin ini adalah tahun dimana kita harus menghidupkan sunnah saling memberi hadiah maka Insya Allah kita akan saling mencintai satu sama lain

Kita juga bisa memberikan bantuan kepada saudara-saudara yang memerlukan karena melihat dampak covid-19 ini juga mempengaruhi secara ekonomi yang banyak menimpa saudara-saudara kita, maka selain dengan kerabat yang jauh jangan melupakan tetangga kita sendiri. Karena bila kita perhatikan tentu saja dosa-dosa kita kepada sesama paling banyak adalah dosa kita kepada tetangga karena mereka yang paling banyak bergaul dengan kita dikeseharian, bisa juga dengan teman kerja, mungkin mereka memerlukan bantuan kita maka ini saatnya kita untuk memberikan kepada mereka yang terbaik yang bisa kita berikan. 
Selain itu, kita bisa melaksanakan amal-amal tertentu untuk pahalanya dihadiahkan kepada orang-orang yang kita cintai misal orang tua kita, kita bisa sedekah atas nama orang tua, memberi hadiah kepada orang lain atas nama orang tua, hal ini juga akan menjadi ibadah plus bagi ibadah kita ba'da Ramadhan. Lebih-lebih yang harus kita perkuat semangat ba'da Ramadhan untuk tidak kendor ketaatan ba'da Ramadhan. 

Jadi kalau bulan Ramadhan tahun sebelumnya kita mengalami perubahan yang sangat drastis, biasanya bulan Ramadhan dengan bulan Syawal tingkat ibadah kita anjlok, turun drastis, jangan sampai tahun ini terjadi. Karena dibulan Ramadhanpun kita sudah diminta mengoptimalkan ibadah kita dirumah, maka dibulan berikutnya seharusnya menjadi lebih baik, tapi memang patokannya bukaSyawal harus lebih baik daripada Ramadhan itu akan berat sekali, paling tidaSyawal itu lebih baik daripada syaban, jangan sampai naik di Ramadhan turun di Syawal lebih banyak daripada naiknya di Ramadhan. Jangan sampai bulan Syawal kalah dengan sya'ban itu akan menjadi bukti bahwa ibadah Ramadhan kita diterima, di ridhoi Allah SWT.
______
Semoga Allah memberikan segala kebaikan kepada kita semua, termasuk diangkatnya wabah ini agar kita dapat melakukan berbagai aktivitas seperti biasa, bersilaturahim seperti biasa dan semua saudara-saudara kita dapat melaksanakan aktivitas seperti biasa. 
Semoga bermanfaat.
Barakallahu fikum
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Komentar

  1. Terima kasih remindernya mbaa..very help full untuk mengingat kembali supaya makin berkualitas ramadhan ini

    BalasHapus
  2. MasyaaAllah...hal yg paling ditunggu saat lebaran datang adalah mudik, berkunjung ke rumah saudara...tapi tahun ini harus bisa menahan diri untuk sejenak berkunjung hanya via media selular...semoga semua segera berakhir...aamiin

    BalasHapus
  3. Mudik tinggal impian, tapi silahturahim dan keterikatan hati tetap bisa terjalin

    BalasHapus
  4. Walaupun silaturrahmi secara fisik dibatasi, tapi kita masih tetap bisa connected dengan orang-orang yang kita cintai dengan melakukan berbagai kebaikan dan saling mendoakan. Terimakasih atas sharingnya

    BalasHapus
  5. Aamiin ya Allah 😇 masih banyak cara ya untuk tetap menjaga silaturahmi.
    Semoga semua ceapt berakhir.

    BalasHapus
  6. Sedih tidak bsa mudik dan berkumpul keluarga, ibrohnya kita bsa optimalkan ibadah di 10hri terakhir ramadhan ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, bener. Biasanya sedang dlm perjalanan mudik atau malah dah ngumpul to riuhnya rumah yg rame buat saling berbagi cerita 😂

      Hapus
  7. Tetap bisa silaturahmi via online ya mba 😆😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Kalo jaman old nya cuma bisa SMS. Alhamdulillah sekarang bisa video2an. Dan dpt dipastikan signal akan rebutan hehe

      Hapus
  8. Jzk Teh atas sharingnya. Udh 7 thn gak mudik, rencananya tahun ini bakal mudik Teh tp Allah berkehendak lain.
    Smg wabah segera berakhir, bumi kembali sehat, kita smkn lbh baik..

    BalasHapus
  9. ku juga gak bisa mudiiiik, tapi insyaa allah silaturrahim tetap dijaga dengan cara yg lebih digital 😁

    BalasHapus
  10. Terima kasih sharingnya mba, ada banyak insight yg bisa diambil dan jadi reminder buat diri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbaa, jgn hanya fokus pd yg tdk bisanya, tp fokus pd apa yg bisa kita buat biar manfaat

      Hapus
  11. Aamiin, semoga keadaan nya bisa kembali normal. 😊

    BalasHapus
  12. Thanx sharing nya ya mba.. gak mudik, bukan berarti gak sayang.. malah itu adalah bukti kecintaan

    BalasHapus
  13. Wa'alaikumsalam.... Aamiin Allahumma Aamiin...

    BalasHapus
  14. Walaupun sedih ga mudik, tapi lebih sedih lagi Kalo menularkan virus ke keluarga karena mudik

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget Mbak, malah dah kehitung dzolim

      Hapus
  15. Alhamdulillah semskin canggih eranya, silaturahmi msh terjaga 😍
    -Aishanafi-

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah ya Mba, walau dalam kondisi begini, masih banyak jalan untuk silaturahim.. Terima kasih sharingnya Mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, Alhamdulillah

      Terimakasih kembali😄

      Hapus
  17. Bismillah, tetap semangat meski gak bisa mudik. Bersabar dalam kondisi wabah, menjadi pahala luar biasa. Silaturahim harus terus terjaga. Manfaatkan wasilah yang ada. Tetap gembira di hari lebaran!

    BalasHapus
  18. Barakallah mba smoga ramadhan ini kita bsa terus bersyukur dan dipertemukan di ramadhan2 berikutnya.. aamiin..

    BalasHapus
  19. Kangen mudiknya in syaa Allah berbuah pahala ... aamiin

    BalasHapus
  20. Kita bersabar atas kondisi saat ini ya Mba. Semoga kita bisa memaksimalkan ibadah dan silaturrahmi walaupun harus dirumah aja

    BalasHapus
  21. Ya Allah semoga Ramadhan ini kita bisa maksimal beribadah dan bulan-bulan setelahny kita tetap istiqomah, Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas