Penghambat Kebahagiaan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat blogger
bengkel diri yang Insya Allah disayangi Allah, keluarga, sahabat dan juga tetangga 😍
Teriring doa dari sudut bumi Allah yang berada diujung pulau sumatera, semoga sahabat selalu berada dalam lindungan Allah,
diberikan kesehatan, diberikan nikmat iman dan islam. Aamiin Ya Rabbana...
Sahabat, kali ini saya mau menuliskan tentang satu hal yang
menjadi penyebab tidak bahagianya kita atau yang menjadi penghambat kebahagiaan
kita.
Kita berharap akan bahagia, baik di dunia maupun di Akhirat. Sering
kita melantunkan doa ini, bukan begitu sahabat? Namun terkadang kita tidak
sadar bahwa kita sendirilah yang menghambat kebahagiaan itu menghampiri kita. Lewat
apa? Lewat tingkah laku kita yang salah satunya adalah dengan tidak mau memaafkan orang lain yang berbuat
salah pada kita.
Allah telah mengingatkan kita dalam Q.S Asy-Syura : 40 “Maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat
baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah”
Rasulullah pernah bersabda kepada Uqbah bin Amir, “Bagaimana jika ku beritahu kepadamu tentang
akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau
menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan
denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan
maafkanlah orang yang telah mendzalimimu”
Bagaimana bisa kita memperoleh kebahagiaan sementara kita tidak mau memaafkan orang laun, kita menyimpan
dendam dengan subur dihati ini. Padahal kita tahu, bahwa dendam adalah salah
satu penyakit hati yang merupakan buah dari nafsu amarah.
Hati yang menyimpan dendam akan sulit menerima kebaikan, setiap kebaikan yang diterima menjadikan ia tidak mampu berterima kasih karena hatinya telah berpenyakit yang membawanya jauh dari nilai-nilai kebenaran. Setelah jauh dari nilai kebenaran apakah kita akan bahagia? Tentu saja tidak.
Hati yang menyimpan dendam akan sulit menerima kebaikan, setiap kebaikan yang diterima menjadikan ia tidak mampu berterima kasih karena hatinya telah berpenyakit yang membawanya jauh dari nilai-nilai kebenaran. Setelah jauh dari nilai kebenaran apakah kita akan bahagia? Tentu saja tidak.
Dendam juga akan dengan teganya mengotori silaturahim kita
kepada sahabat dan kerabat yang kita anggap pernah menyakiti kita. Seorang pendendam
biasanya akan memiliki teman yang mendukung dendamnya, artinya ia hanya akan
bergaul dengan orang-orang yang sama-sama memiliki sifat dendam. (Memilih teman ternyata sangat berpengaruh pda diri kita)
Sangat merugi bila hati kita menyimpan dendam, sebab hati kita akan terus digerogoti dan meracuni pikiran dan prasangka baik kita pada setiap orang.
Sangat merugi bila hati kita menyimpan dendam, sebab hati kita akan terus digerogoti dan meracuni pikiran dan prasangka baik kita pada setiap orang.
Selain meracuni hati dan pikiran, dendam juga membuat kita
tidak mampu mengingat kebaikan orang lain karena benteng dendam telah kokoh
berdiri memagari dinding hati kita, menutup mata kita pada kebaikan orang, yang
kita lihat hanya perbuatan buruk yang pernah ia lakukan kepada kita. Kebaikan yang
diterima hanya dipandang sebagai kebaikan kecil yang tidak berguna, menganggap
tanpa diberi bantuanpun dia dapat melakukannya sendiri. Keburukan yang ia
lakukan kepada orang lain ia anggap suatu hal kecil yang tidak ada apa-apanya
dibandingkan keburukan yang ia terima, hal ini tentu saja menjadikan seseorang
sombong bukan? Tidak mampu mengingat kebaikan orang lain ini merupakan suatu
kesalahan yang membuat kita malah menjadi tidak mampu berterimakasih kepada
orang lain.
Dendam juga membuat kita lebih cepat mengungkit kesalahan
orang lain dan melupakan kebaikannya dengan mudah. Mampu mendetailkan kesalahan
orang lain dengan runtun meski tak seimbang dengan kebaikan yang telah ia
terima, membuat kerugian-kerugian yang ia terima karena kesalahan orang lain
tanpa melihat bagaimana perlakuannya kepada orang lain.
Bukankah kesalahan suatu hal yang wajar terjadi? Dalam tujuan
yang baik pun terkadang muncul kesalahan, begitulah manusia tidak akan terlepas
dari khilaf dan salah dalam bermuamalah dengan sekitarnya. Meskipun telah
berbuat penuh dengan kehati-hatian tetap saja akan ada kesalahan yang awalnya
tidak dapat kita prediksi, diluar kekuasaan kita.
Orang yang menyimpan dendam biasanya pribadinya sangat
sensitif, dalam bercandapun bisa saja ia menyimpannya dengan subur dan
menganggap itu suatu kesalahan yang sulit untuk dimaafkan. Karena itu jugalah
kita telah lebih dulu diingatkan untuk tidak berlebihan dalam bercanda dan
tertawa. Sebab bisa saja tawa kita dianggap ejekan, candaan kita dianggap hinaan.
Apa akibat dari memelihara dendam ini terhadap diri kita? Karena
sikap ini adalah sikap negatif yang dapat diketahui orang-orang terdekat kita
baik dalam lingkungan keluarga, kerjaan maupun teman sepermainan. Orang sekitar
akan sangat hati-hati dalam berkomunikasi dengan kita, jika ada kesalahan yang
kita lakukan dalam melangkah, orang enggan memberi masukan karena takut akan
dianggap sebagai kesalahan dan akan sulit mendapatkan maaf setelahnya. Bahkan saat kita membutuhkan saran dan
masukan, orang lain tetap enggan menyampaikan pendapatnya sehingga kita menjadi
pribadi yang sulit melakukan perbaikan dan peningkatan menuju lebih baik.
Demikianlah salah satu dari sekian banyaknya hal yang
menghambat kebahagiaan kita. Jadi, ayuk kita bersih-bersih hati dan memangkas habis hal yang mungkin dianggap kecil namun berdampak besar pada kebahagiaan kita.
Teman-teman pasti punya pendapat lain tentang dendam
atau hal yang menghambat kebahagiaan terkait tulisan ini? Yuk berbagi...
Mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
💙Salam Ukhuwah Penuh Cinta💙
Memang banget ya mba...penyakit hari seperti dendam ini bisa jadi yg menghanbat kita untuk bahagia..memang harus banyak bersyukur supaya hati lebih bersih :"
BalasHapusMaa syaa Allah
BalasHapusJleb banget mbaaa.. melepaskan rantai gajah yaa istilah umum nyaa
Makasii sudah mengigatkan ya mbaa
kalau penghambat kebahagiaan selain dendam menurut aku adalah selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kurang bersyukur atas apa yang sudah kita punya.
BalasHapusSetuju Mbaa
HapusJd merasa paling mnderita gt ya kesannya. Padahal itu versi dia dan krn dia melihat dari 1 sudut aja
Wah jauh skali mba di Sumatra..aku pun setuju kok mba bahwa ga ada gunanya mendendam, krna membuat hidup tidak tenang...
BalasHapusMasyaALlah, tulisannya menenangkan mba. Jazakillah ya
BalasHapusBahagia itu memaafkan, dan meminta maaf itu jalan menuju bahagia, saling memaafkan adalah kunci Kebahagiaan
BalasHapusMasyaAllah mari ciptakan kebahagiaan dgn membuat orang lain bahagia pula.
BalasHapusSemangaaat terus belajar "positive thinking & feeling". Jazaakillahu khairan sharingnya 😇
BalasHapusSetuju mbak.... Meski sulit, ketika pikiran & perasaan mulai negatif cepet² alihkan ke pikiran & perasaan yg positif. Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyakit hati yg menghambat kebahagiaan kita 😇
Hapuspenghambat kebahagiaan lain menurutku adalah penyakit penyakit hati seperti iri, tidak percaya diri, suka membandingkan diri dengan orang lain
BalasHapusIya mba, dendam jadi bikin nggak bahagia karena ada sesuatu yang mengganjal di hati 😞
BalasHapusIya ya mba, memendam dendam itu bikin sakit hati sendiri sebenernya, dan memaafkan orang lain pun sebenernya lebih baik untuk diri kita sendiri juga..
BalasHapusThanks for sharing mbaa, saran mungkin lain kali bisa menggunakan font yg berbeda, karena di hp saya kurang jelas dan agak sulit dibaca hehe..
Astagfirullah.. sungguh dendam itu sangat berbahaya dan menghambat kebahagiaan kita. apalagi dicampur dengan kebencian dan iri.. Semoga kita dijauhkan dari segala sifat buruk itu.. Naudzubillah min dzalik... Barakallah mba..
BalasHapusSetuju mbaa, lepaskan dendam dengan memaafkan, karena dendam akan membuat kita tidak bahagia. Terimakasih atas sharingnya :)
BalasHapusWa'alaikumsalam... setuju.. dendam tu kaya sia-sia gitu.. belum tentu yg di-dendam-in juga inget 😆cuma bikin cape hati..
BalasHapusIya Mba, kadang ngga sadar kalo penyakit hati itu saya pupuk :(
BalasHapus