Bila Muslimah Berjumpa Musibah


Siapa sih diantara kita yang tidak pernah berjumpa dengan musibah?
Siapa juga diantara kita yang tidak pernah bertemu dengan masalah?
Tentu saja semua diantara kita akan disambangi dengan berbagai keadaan yang membuat gerah.

Menyikapi segala warna dalam kehidupan
Butuh bijak agar tak salah mengambil keputusan
Lantaran salah langkah akan menjadikan hidup tak tentu arah
Butuh panduan agar kita tak salah jalan.

Islam mengajarkan tentang pedoman yang bisa dijadikan tuntunan
Rasulullah dan salafusshaleh sudah memberikan keteladanan
Bila musibah hadir, itulah yang kita pahami sebagai takdir. Maka  seperti apa kita harus bersikap?


1. Iman harus senantiasa penuh dalam jiwa kita.
Karena dengan iman kita menyadari bahwa segala kejadian ada dalam titah Nya. Allah mengatur yang terbaik untuk manusia. Namun terkadang sayang, kita sebagai manusia sulit sekali berhikmah pada kisah yang dialami.


2. Ridha
Ridha adalah sikap menerima dengan kepasrahan, yang bermula dari hati sanubari. Ridha inilah yang langsung terhubung dengan Allah. Ridha terletak pada sikap penerimaan akan takdir. Baik nikmat maupun cobaan.
Orang yang ridha ini bukan berarti seketika menerima, tetapi butuh proses. Terkadang ada air mata yang menitik lantaran ada sebagian peristiwa yang melukai hatinya. Namun tangis itu sembari mengingat Allah dan ada penyadaran bahwa semua memang jadi kehendak-Nya.
Maka untuk menjadi pribadi yang bersikap ridha butuh perjuangan. Perlahan tapi pasti hingga sampai pada titik dimana semua tak lagi terasa dihatinya.

3. Muhasabah/Evaluasi diri
Bila kita mudah bermuhasabah atas segala kesulitan yang didatangkan maka predikat sebagai hamba yang berkualitas dalam maknawiyah akan disematkan.
Kondisi maknawiyah seseorang yang mengantarkan pada perilaku yang berhati-hati. Semua yang jadi ukuran adalah apabila dirinya berjumpa dengan musibah, bukan menyalahkan orang lain ataupun menyalahkan takdir, bukan pula berandai-andai, karena yang terjadi tidak ada yang kebetulan, semua telah tercatat dengan rapi dan menjadi rahasia-Nya.
Sebagai muslimah, tugas kita adalah menakar kesalahan dan terus memperbaiki diri, jangan sampai kita sibuk mencari kesalahan orang lain dan menafikan kesalahan sendiri sehingga ibarat gajah dipelupuk mata tak kan tampak, kuman diseberang lautan lebih tampak.
Muhasabah akan membuat yang berat terasa ringan, Allah sangat senang kepada hamba-Nya yang meneliti kesalahan pribadinya, tidak sibuk mencari kesalahan sekitarnya.
4.    Bersabar
Kesabaran menunjukkan kita punya iman. Orang yang sabar bukan sekedar menerima keadaan tetapi ada ikhtiar untuk melakukan perubahan pada keadaan yang lebih baik.
Orang bisa bersabar karena adanya konsekuensi yang baik jika mampu bersabar dan akan ada akibat yang buruk jika tidak bersabar. Sebagai muslimah, belajarlah untuk bersabar sehingga kita akan menjadi muslimah yang bersahaja pada setiap masalah, tidak gegabah untuk segera mengurainya apalagi ingin segera selesai sesuai ukuran dirinya.

5.    Bersyukur
Bersyukur akan meringankan segala yang kita rasakan. Kita perlu melihat kesulitan orang lain, masih banyak yang jauh lebih menderita namun tetap bersyukur. Lantas bagaimana dengan kita? Yang masalahnya malah lebih ringan dari mereka.
Syuroih Alqodri rohimahullah, mengatakan bahwa, sungguh saat aku ditimpa musibah, aku memuji Allah sebanyak empat kali, yaitu :
1) Aku memuji-Nya karena musibahnya tidak lebih parah dariku
2)    Aku memuji-Nya karena Dia memberiku kesabaran menghadapinya
3)    Aku memuji-Nya karena Dia memberiku taufiq untuk mengucapkan “Innalillahi wa innailaihi roji’un” dengan harapan aku dapat pahala darinya
4)Aku memuji-Nya karena Dia tidak menjadikan musibah itu dalam agamaku

Jadi, mari kita perbanyak syukur atas apa yang terjadi agar Allah semakin ridha terhadap kita

6.    Move on
Bergegas untuk bangkit dari keterpurukan. Hal ini menandakan diri kita manusia yang tegar. Jalani saja hidup ini dengan memainkan peran kita sebagai hamba yang berbudi mulia niscaya kehidupan yang lebih baik akan kita dapatkan.
Sebagai muslimah, kita tidak perlu larut dalam kesedihan, masih banyak tugas yang belum kita selesaikan jadi jangan terkungkung dalam perasaan menderita. Ingatlah kembali karunia yang telah Allah berikan kepada kita yang tak terhitung jumlahnya.
Ingatlah perkataan Dr ‘Aidh al Qarni “Jika selama didunia kita menderita kelaparan, jatuh miskin, dilanda kesedihan, menderita penyakit tak kunjung sembuh, selalu mengalami kerugian atau diperlakukan secara dzalim, maka ingatlah diri kita pada kenikmatan surga yang lebih kekal abadi. Apabila kita benar-benar meyakini jalan ini dan mengamalkan dengan benar, niscaya kita akan mampu mengubah setiap kerugian menjadi keuntungan dan setiap bencana menjadi nikmat.

Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzolimin

Sumber : 
Rochma Yulika; Muslimah Hebat, Muslimah Penuh Semangat, 20019. Azyan Mitra Media, Yogyakarta

Komentar

  1. MasyaaAllah tabarakallah...nice sharing mba
    Semoga kita bisa menjalani setiap kejadian dengan menyikapinya secara benar...aamiin

    BalasHapus
  2. Bener banget mba, ketika dapat musibah penting banget untuk tetap bersyukur,karena setiap kita pasti mengalaminya. kita bisa melihat musibah dari pandangan yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, bisa dilihat dr banyak sudut ya, jgn terpuruk dgn 1sudut saja 😊

      Hapus
  3. Ya Allah Semoga diri ini selalu berserah diri kepadaMu. Terimakasih mba, nice sharing

    BalasHapus
  4. MasyaAllah, tulisan yang menyemangati mba. Jazakillah khoiran

    BalasHapus
  5. tentu musibah ini menjadi cambuk tersendiri buat semakin mengevaluasi diri. Dan memang sebaik-baiknya muslimah kalo tertimpa musibah itu beristirjak

    BalasHapus
  6. MASYA Allah, jazakillah utk sharing nya mba

    BalasHapus
  7. MasyaAllah mb Jazakillah remindersnya..

    BalasHapus
  8. MasyaAllah.. makasih udah sharing :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas