Yang Tertinggal Bukan Pemenang


Menjadi alumni suatu madrasah mempunyai tanggung jawab tersendiri buat kita.
Kita harus menjaga dengan baik nama madrasah itu sebagai bentuk terimakasih bahwa kita telah ditempa didalamnya.
Kita harus terus menerapkan setiap disiplin ibadah dan disiplin ilmu yang telah diajarkan dalam madrasah.
Kita harus benar-benar menjalankan setiap aktivitas sebagaimana madrasah menempa kita menjadi lebih baik dan lebih bersemangat untuk  terus meningkatkan status kita sebagai hamba.
Ya, madrasah itu adalah madrasah Ramadhan.
Sebulan penuh kita telah ditempa dalam madrasah, dengan semangat menggebu kita terus memperbanyak amalan dan kita benar-benar menerapkan QS Al-Baqarah ayat 148 “....Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Maka selepas Ramadhan ini, kita telah menjadi alumni madrasah Ramadhan. Semua kita menjadi alumni, namun apakah semua alumni meraih kemenangan? Sayangnya tidak. Semangat untuk beribadah itu hanya membara saat kita berada dalam madrasah. Semangat untuk bertilawah itu hanya ada saat kita berada dalam madrasah. Segala rutinitas baik, hanya dilakukan dalam madrasah terbaik itu. Padahal dalam madrasah itulah kita ditempa, dididik untuk benar-benar tetap semangat dalam beribadah, sholat tepat waktu, merutinkan Qiyamul Lail dan Dhuha serta tilawah tak lupa Shodaqoh.  

Kini, selepas jadi alumni, ujianpun dimulai...
Ditempanya cuma sebulan, ujiannya sebelas bulan cyin.... 
Allah, kuatkan kami dijalan ini. Izinkan kami kembali dapat memasuki madrasah itu lagi dengan keimanan dan semangat yang tetap merekah. Masak sih kita hanya semangat saat ditempa dan saat ujian malah berleha-leha selonjoran sepanjang hari (dalam madrasah tiada selonjoran tanpa tilawah).

Untuk meraih kemenangan sebagai alumni madrasah Ramadhan, ada indikator kemenangan yang harus kita menangkan, yaitu kemenangan spiritual, kemenangan emosional dan kemenangan intelektual.
Kemenangan spiritual ; ditandai dengan
  • Semakin eratnya hubungan kita dengan Allah, menyadari tujuan untuk apa kita berada di bumi Allah ini, seperti disebutkan dalam QS Ad Zariyat 56 “Sesungguhnya tidaklah diciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk menyembah Allah”.
  • Menujukan ibadah hanya kepada Allah semata, sebagaimana telah disebutkan dalam QS An Nisaa’ ayat 48 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik). dan Dia Mengampuni dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.”
  • Ikhlas dalam beribadah, bukan karena ingin meraih sesuatu yang ada didunia. Diakui atau tidak, terkadang keinginan terbesar kita adalah dunia, ingin meraih ini, ingin mendapatkan itu, melakukan ibadah dengan tekun tapi tujuannya meraih dunia. Tidak salah, hanya saja terkadang berlebihan. Kita ingin dunia tapi covernya ibadah, hal ini tentu saja merusak keikhlasan dalam beribadah karena yang keinginan kita dunia, sehingga kita tidak mendapatkan apapun dari Allah. Seperti yang dikatakan Allah dalam QS Huud ayat 15-16, “Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka didunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) diakhirat kecuali neraka, dan sia-sialah disana pa yang mereka usahakan (didunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan” Ayat ini tentunya dapat menjadi cambuk bagi kita untuk mensetting kembali niat kita dalam beribadah.       
  • Memiliki semangat untuk terus berusaha menjadi lebih baik dalam hal meningkatkan iman dan taqwa, adanya perubahan dalam keseharian kita dalam hal ibadah.

Kemenangan emosional ; ditandai dengan
  • Dapat mengelola emosi dengan baik, tidak mudah terpancing emosi dan tetap bisa menguasai diri meski dalam keadaan marah/dalam keadaan terdzolimi.

Kemenangan intelektual ; ditandai dengan
  • Aktivitas kesehariannya yang selalu mengaitkan segala hal dengan akhirat. Segala yang telah ia pahami dan ketahui lewat ayat-ayat Al-Qur’an (perintah dan larangan) akan mempengaruhi kesehariannya.

Indikator inilah yang harus kita penuhi yang menjadi bukti bahwa kita memang telah layak meraih kemenangan. Berat? Memang, bukankah untuk jadi pemenang harus benar-benar berjuang hingga titik darah penghabisan. Bukankah untuk sampai dipuncak kita harus mendaki ketinggian? Dan perjuangan itu hanya berakhir sampai tubuh ini kembali menjadi tanah.

Dalam perjuangan menjadi pemenang, kita harus berdarah-darah dalam melipat hawa nafsu menjadi bagian terkecil dengan memperbanyak Istighfar dan memohon pertolongan Allah, jangan mengabaikan dosa-dosa kecil karena bisa jadi selama ini hal itu kita remehkan yang menyebabkan terhapusnya jarak antara kita dengan amal kebaikan kita.

Semakin kita berdarah-darah menjadi pemenang, maka akan terlihat bahwa perjuangan ini tidak terhingga, tidak ada habisnya, malah terkadang merasa perjuangan ini sia-sia. Ada lelah yang menghampiri, saat malas bergelayut manja dipundak yang menyebabkan kita menunda diri kita jadi pemenang. Lupa bahwa perjuangan tidak akan pernah usai karena perjuangan itu hanya usai saat tubuh ini kembali keasalnya, yaitu tanah. 

Saat itulah kita tidak perlu memperjuangkan apapun, hanya memetik hasil dan alangkah nestapanya jika disana kita menyesali diri bahwa dalam setiap melewati perjalanan begitu banyak kebaikan yang kita abaikan padahal nilainya tak terhingga dan begitu banyak hal-hal manis yang kita anggap penting padahal hal manis itu hanya manis-manis tebu, manis dimulut kering ditenggorokan, manis didunia rugi diakhirat.  
Dokpri
Semua orang bergerak untuk menang, akankah kita hanya membangun kemalasan? Ketahuilah, yang tertinggal bukanlah bagian dari pemenang. Kemenangan adalah buah dari ujian. Pantaskan diri meraih kemenangan, hingga jika Allah izinkan kembali bertemu Ramadhan, kita telah memenangkan diri kita untuk kembali dibina dalam madrasah Ramadhan. Kalaupun tidah dizinkan kembali bertemu Ramadhan, maka kita telah memiliki bekal yang tidak akan membuat kita merugi di akhirat.

semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang dapat memenangkan diri kita sendiri hingga kita layak kembali pada-Nya sebagai hamba yang taqwa, Aamiin Ya Rabbana...

Mohon maaf bila ada hal-hal yang tidak berkenan. masih dalam proses belajar merapikan aksara agar berubah menjadi makna terutama bagi diri yang masih suka berleha dalam dunia yang jelas-jelas fana

Komentar

  1. Aamiin ya Allah......
    Semoga kita semua selalu semangat melangkah menuju kemenangan.

    BalasHapus
  2. Masya Allah.. terima kasih sudah diingatkan, mba.. semoga kita termasuk orang-orang yang bertakwa. Aamiin

    BalasHapus
  3. MasyaAllah.. Jazakillah khayr sudah di ingatkan terus ukhty❤️

    BalasHapus
  4. MasyaAllah... Jazakillah khayr sudah di ingatkan mb ❤️

    BalasHapus
  5. masyaaAllah....nice share mba
    saya pun msh harus terus berbenah diri...berasa msh jauh perjalanan utk ke arah yg lbh baik...astaghfirullah

    BalasHapus
  6. MasyaAllah, "semua orang bergerak untuk menang", maka saya jangan ketinggalan itu intinya ya. Jazakillah atas sharingnya.

    BalasHapus
  7. MaasyaaAllah..... Reminder buat saya juga ini mbak...

    BalasHapus
  8. Jleb banget mba, nice reminder buat aku, jazakillah khair ya mba

    BalasHapus
  9. Makasih mbaaaa..nasehat jg buat saya ni :"

    BalasHapus
  10. Makasih Mba 😊 jadi dapet pencerahan ni 😉

    BalasHapus
  11. masyaa allah, makasih remindernya mbak. perjuangan emang gak akan berhenti sampai waktu kita pun berhenti :"

    BalasHapus
  12. masyaa allah, makasih remindernya mbak. perjuangan emang gak akan berhenti sampai waktu kita pun berhenti :"

    BalasHapus
  13. Masyaa Allah, reminder banget mba buat saya yg sering malas-malasan. Terima kasih..

    BalasHapus
  14. Aamiiin ya Allah. Semoga Allah selalu menjaga kita agar senantiasa berada di jalan-Nya

    BalasHapus
  15. masya Allah, reminder lagi :)
    semoga Allah ridhoi kita menjadi pemenang ya.

    BalasHapus
  16. "semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang dapat memenangkan diri kita sendiri hingga kita layak kembali pada-Nya sebagai hamba yang taqwa." Aamiin..
    terus berlatih untuk memenangkan diri kita sendiri :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas