KIsah Kesombongan dalam Al-Qur'an

CATATAN KAJIAN

Kisah-Kisah Kesombongan Dalam Al-Qur'an

Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA

AHAD, 13 Desember 2020/Via ZOOM

_____________________________________________

Hadis dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu." (HR. Muslim)

Yang dimaksud Dzarroh :

Dalam bahasa Arab adalah ungkapan sesuatu yang sangat kecil dan sangat ringan.

Sebagian Ulama menafsirkan makna Dzarroh adalah semut yang sangat kecil.

Ada juga ulama yang mengatakan apabila seseorang memukulkan tangannya ke tanah kemudian dia melihat banyak pasir ditangannya, kemudian dia kebas2 tangannya dan dia mengambil sisa sedikit pasir ditangannya. Itulah pasir yang satu butir ditangannya disebut dengan dzarroh.

Dalam Tafsir Al Qurtubi, bahwasanya yang namanya dzarroh adalah, partikel yang kita lihat ketika kita membuka jendela maka nampak partikel-partikel kecil yang terkena cahaya. Seandainya jendela itu kita tutup dan tidak ada cahaya masuk, maka tidak nampaklah partikel-partikel kecil tersebut.

Namun jika kotoran yang sangat kecil tersebut berada dalam hati seseorang, maka dia tidak masuk surga.

Dan ini adalah ancaman yang keras dari Nabi sahalallahu'alaihi wasallam tentang bahaya kesombongan.

Ibnu Abbas radhialllahu'anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah berfirman dalam Hadits Qudsi ;  "Kesombongan itu adalah selendang-Ku dan keagungan adalah pakaian-Ku maka barangsiapa yang mencabutnya dari-Ku salah satu dari keduanya, maka Aku akan melemparkannya ke neraka."(HR Ibnu Majah)

Kenapa? Karena yang berhaq sombong hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semua ini adalah milik Allah Subhanahu wa Ta'al. Tidak boleh kita sombong sedikitpun. Karena kita tidak punya apa-apa. Kita berasal dari sesuatu yang tidak ada, dulunya kita tidak ada.

Disebutkan dalam Surat Al-Insan Ayat 1; "Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?"

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu. Ada seorang yang bertanya, “Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?). Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)

Jangan sampai orang berfikiran kalau punya sendal atau baju yang bagus berarti orang sombong.. tidak. Kesombongan tidak identik dengan keindahan.

Meskipun sombong adalah penyakit hati tapi ada wujudnya dalam penerapan akhlaq.

Diantara tanda orang yang sombong adalah;

1. Menolak kebenaran.

2. Merendahkan orang lain (tidak menganggap orang lain, tidak mengakui kelebihan orang lain, tidak menghargai pendapat orang lain, dll).

Orang Sombong adalah lawan Orang yang Beriman, orang-orang yang beriman sifatnya tawadhu. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surat Al Furqon ayat 63; 

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.”

Ketika dia tawadhu hatinya dan tidak ada kesombongan dalam hatinya, maka cara berjalannya pun dia tawadhu, dari tutur katanya juga menunjukan dia tawadhu, dari kisah-kisah dan cerita yang disampaikan menunjukan dia tawadhu.

Kesombongan, meskipun dia berusaha menyembunyikannya akan nampak dari tutur katanya dan perilakunya.

Disebutkan pada suroh yang lain, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” [QS Lukman : 18]

Kesombongan ini sangat bertentangan dengan sifat penghuni surga, karena ciri utama dari penghuni surga adalah orangorang yang penuh dengan ketawadhuan. 

Ketika Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari hanya memakai baju biasa seperti para sahabat, sampai ada seseorang datang dari luar kota Madinnah ingin ketemu Nabi Rasulullah, orang tersebut bingung Rasulullah yang mana. Karena tidak ada penampilan istimewa yang dimiliki oleh Nabi dari sisi pakaian atau penampilan. Sama seperti yang lainnya. Sehingga para sahabat menyuruh agar Rasulullah duduk ditempat yang agak tinggi agar orang-orang tahu bahwa itu adalah Rasulullah. Hal ini tentu saja karena tawadhunya Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Ketika Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam berhijrah dari Mekkah menuju kota Madinnah, penduduk kaum Anshor mereka tidak tahu Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Ketika Nabi shalallahu'alaihi wasallam sampai bersama Abu Bakar masuk ke daerah Quba di Madinnah, banyak orang memberi salam kepada Abu Bakar, mereka menyangka Abu Bakar adalah Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Ketika Nabi sampai kemudian duduk, dan Abu Bakar menaungi Nabi dari terik matahari, baru mereka tahu bahwa itu Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Lihatlah bagaimana Nabi shalallahu'alaihi wasallam kalau melewati sekumpulan anak-anak, maka Rasulullah yang mengucapkan salam kepada anak-anak.

Rasulullah tawadhu kepada para sahabat, kepada istri-istrinya.

Seperti disampaikan dalam surat Asy-Syu’ara ayat 215, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “. [Q.S. Asy-Syu’ara`: 215,]

Bahaya Kesombongan

Orang yang sombong terancam masuk neraka jahanam.

Pada hari kiamat dibangkitkan dengan penuh kehinaan.

Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda, "Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi." (Hadits Hasan. Riwayat al-Bukhâri)

Disampaikan juga dalam Surat Az-Zumar Ayat 72;  "Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri." [QS. Az-Zumar : 72]

 

Kisah-kisah Orang Sombong yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sebutkan dalam Al-Quran.

Terlebih dahulu harus diketahu yang menjadi sebab utama mereka masuk neraka adalah kesombongan, mereka memiliki keburukan-keburukan yang lain. Diantara sebab utama akhirnya mereka Kafir, tetap bertahan dalam kemusyrikan adalah kesombongan, melakukan penolakan terhadap ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala, menghina para anbiya karena sombong dalam hati mereka.

1. IBLIS

Iblis ketika disuruh sujud kepada Adam dia enggan dan dia sombong.

Disebutkan dalam Suroh Baqarah ayat 34 :

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." 

Suroh Shad Ayat 75 : 

"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" 

Suroh Al-A’raf Ayat 12 :

"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah"

Iblis sombong dengan unsur penciptaannya, yang membuat angkuh tidak mau tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk sujud kepada Adam.

Membuat jiwanya menjadi rusak dan menjalar dalam perkataan dan perbuatannya, kesombongan yang luar biasa.

Meskipun dampaknya karena kesombongannya dia harus keluar dari Surga dan harus masuk neraka dia tidak perduli. Bahkan dengan bangganya dia berjanji akan menyesatkan anak-anak Adam.

Suroh Al-Isra Ayat 62; Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". [QS. Al-Isra : 62]

 

2️. NAMRUD

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman Surat Al-Baqarah ayat 258 : 

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." 

Namrud sombong setelah dia memiliki kekuasaan, kemudian dengan kekuasaan tersebut membuat dia angkuh dan sombong, bertahap pelan-pelan dan lamalama merasa dirinya sebagai Tuhan. Kekuasaan yang seharusnya membuat dia pandai bersyukur kepada Tuhan Sang Pemberi, ternyata membuat dia akhirnya menjadi sombong dan angkuh karena kekuasaan.

Akhirnya Namrud matinya dengan mengenaskan dengan cara Allah kirimkan semacam serangga kecil (lalat atau nyamuk), kemudian serangga tersebut masuk kedalam hidungnya dan menembus kekepalanya, dan akhirnya dia kesakitan kepalanya. Bila kesakitan, ia akan membenturkan kepalanya ketembok atau memerintahkan anak buahnya untuk memukul kepalanya bila kepalanya sakit, akhirnya ia mati dengan penuh kehinaan.


3. FIR'AUN

Fir'aun yang begitu sombongnya dengan mengatakan dihadapan kaumnya.

Allah berfirman dalam  Suroh :

Az-Zukhruf Ayat 51 :

 Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?" 

An-Nazi’at ayat 24 : 

 Fir’aun berkata, “Aku adalah rabb kalian yang paling tinggi”. 

Ia tidak mau beriman kepada Nabi Musa, karena Sombong. Mereka berkata, "Apakah kami akan beriman kepada Musa dan Harun, bagaimana kami mau beriman kepada Musa dan Harun, sementara mereka berdua adalah budak-budak kami dan tunduk kepada kami, dan mereka dari Bani Isroil, Bani Isroil adalah budak-budak kami, tidak mungkin kami beriman kepada budak-budak kami."

Kesombongannya yang berakhir pada menolak kebenaran yang dibawa Nabi Musa, padahal dia tahu bahwa Musa diatas kebenaran, dia tahu Tuhan Musa adalah yang menguasai segalanya. Maka dalam Suroh Al Isra, Nabi Musa berkata kepada Fir'aun. “Sesungguhnya kamu (Fir’aum) telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata. Sesungguhnya aku memiliki persangkaan kuat kamu, hai Fir’aun, merupakan seorang yang akan binasa.  [QS : Al Isra’: 102]

Musa mengingatkan bahwa Firaun sudah tahu, tapi kenapa Firau tidak mau beriman, karena kesombongan.

Disebutkan dalam surot An Naml ayat 14 :

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.” 

Karena kedzaliman dan ketinggian menjadikan mereka sombong yang membuat mereka menolak kebenaran, meskipun hati mereka sudah yakin. Dan akhirnya Allah binasakan Fir'aun dan bala tentaranya dengan cara yang terhina.  Mengaku Tuhan ternyata mati dengan air tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya.

Disebutkan juga dalam surot Yunus ayat 90 - 91 :

"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia, "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”

Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan."


4. KAUM NABI NUH 'ALAIHISALLAM

Bagaimana mereka sombong menolak dakwah Nabi Nuh 'alaihisallam, mereka menganggap derajat mereka lebih tinggi dari pada Nuh.

Disampaikan Allah dalam :

Surat Asy-Syu’ara ayat 111;  Mereka berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?”

Surat Hud Ayat 27; "Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta".

Akhirnya ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan,

"Mereka tidak akan beriman kepadamu wahai Nuh maka buatlah kapal."

Surat Hud ayat 36; "Dan diwahyukan kepada Nuh, "Ketahuilah tidak akan beriman di an-tara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat."

Surat Hud ayat 37; "Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan."

Surat Hud Ayat 38; "Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, "Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami).

Surat Hud ayat 40; "Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman." Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit."

Surat Hud ayat 41; "Dan dia berkata, "Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Surat Hud ayat 42; "Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, "Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir."

Surat Hud ayat 43; "Dia (anaknya) menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!" (Nuh) berkata, "Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan."

Dalam kejaadian ini, anak Nuh yang bernama Yam tidak mau menerima dakwahnya, menolak bantuan Nabi Nuh karena sombong dan merasa mampu menyelamatkan diri sendiri.


5. KAUM AAD

Allah menyampaikan dalam :

Surat Fussilat ayat 15 

"Adapun kaum Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, "Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka?

Surat Al-Araf ayat 69 : 

"Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."

Surat Asy-Syu’ara Ayat 130 : 

"Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis."

Kaum Aad sombong dengan kekuatannya dan fisiknya. Kemudian Allah hinakan mereka dengan siksaan yang Allah kirim yaitu angin.

Surat Al-Haqqah ayat 6-7 :

"Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,"

"Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)."


6. KAUM TSAMUD

Nabi Sholeh dikirim Allah kepada Kaum Tsamud akan tetapi mereka sombong dan tidak mau beriman kepada Nabi Sholeh 'alaihisallam. Bahkan mereka mengejek pengikut Nabi Sholeh miskin-miskin.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

Surat Al-Araf ayat 75-76 :

"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, yaitu orang-orang yang telah beriman di antara kaumnya, "Tahukah kamu bahwa Saleh adalah seorang Rasul dari Tuhannya?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami percaya kepada apa yang disampaikannya."

"Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai."

Karena sombongnya, mereka meminta diturunkan mukjizat agar mereka beriman, kemudian Allah kirimkan Onta yang luar biasa dan ajaib sesuai permintaan mereka.

Surat Hud ayat 64 : 

"Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)."

Surat Al-Araf ayat 73 :

"Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih."

Surat Al-Araf ayat 77 :

"Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintag Tuhannya. Mereka berkata, "Wahai Saleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul."

Surat Hud ayat 65 : 

"Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Shalih) berkata, "Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."

Setelah 3 hari kemudian datang adzab berupa suara yang sangat keras yang memekikan telinga beserta gempa yang sangat kuat kemudian mereka semua mati karena kesombongan yang mereka lakukan.

 

7. QARUN

Qarun begitu sombong dan melampaui batas dihadapan yang lain. Adapun kunci-kunci penyimpanan harta yang Allah berikan kepadanya sangat berat sehingga dipikul oleh sejumlah orang yang kuat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

Surat Al-Qashash ayat 76 :

"Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".

Surat Al-Qashash Ayat 77 :

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

Surat Al-Qashash Ayat 78 : 

Dia (Karun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka."

Sebagian ahli tafsir mengatakan,

"Qarun mengatakan, Allah kasih aku kaya karena Allah tahu saya berhaq untuk kaya dan aku punya ilmu berdagang."

Ketika Qarun berada dipuncak kejayaannya dan dipuncak kesombongannya, Allah benamkan Qarun masuk kedalam bumi beserta harta benda dan kekayaannya yang ia banggakan.

Surat Al-Qashash ayat 79 : 

"Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."

Surat Al-Qashash ayat 80 : 

"Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar."

 Surat Al-Qashash ayat 81 :

“Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya kedalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golonganpun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membelah diri”


8. KISAH SHAHIBUL JANNATAIN

Kisah ini disebutkan Allah dalam Surat Al-Kahfi dari ayat 32-44. Tentang dua orang yang memiliki kebun yang banyak.  

Surat Al-Kahfi Ayat 34 :

"Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"

Karena kesombongannya akhirnya Allah menghancurkan kebunnya.

 

9. ORANG-ORANG QURAISY

Janganlah kalian seperti orang-orang yang keluar dari rumah mereka seperti kondisi orang yang sombong seperti Abu Jahal dan teman-temannya ketika keluar ikut dalam perang Badar. Mereka keluar dengan 1000 pasukan melawan pasukan kaum Muslimin yang hanya 315 yang dipimpin oleh Nabi Shalallahu'alaihu wasallam.

Karena jumlah mereka yang banyak mereka sombong dan riya, mereka ingin tampilkan kepada seluruh kabilah Arab, "Kami Quraisy akan hancurkan Muhammad dan pengikutnya."

Karena kesombongan mereka akibat jumlah yang banyak maka akhirnya mereka kalah. Dalam kisah ini,Abu Jahal yang begitu sombong akhirnya dibunuh dua orang anak kecil dan dengan cara memenggal kepalanya (dipenggal oleh Abdullah ibnu Mas'ud). Abu Jahal Bukan karena mati melawan orang-orang yang kuat, bukan dalam pertempuran yang luar biasa.

 

10. KISAH YA'JUJ WA MA'JUJ

Kisah ini terdapat dalam surat Al-Kahfi, yaitu ketika Dzulqornain datang dan satu kaumnya mengatakan,

“Mereka berkata, ‘Wahai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya’-juj dan Ma’-juj itu (makhluk) yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?’ Dzul Qarnain berkata, ‘Apa yang telah dianugerahkan Rabb-ku kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka.’” [QS. Al-Kahfi: 94-95]

Akhirnya menjelang hari kiamat dinding tersebut dibocorkan oleh Yajuj dan Majuj dan mereka keluar membuat kerusakan, semua mereka bunuh.

Ketika sudah menghabisi penduduk bumi, mereka mengatakan dengan penuh kesombongannya,

Hadits Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam,

“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Mereka berkata, ‘Kita telah membantai penduduk bumi. Mari kita membantai penduduk langit.’ Lalu mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Kemudian Allah kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.”  (HR. Muslim dalam “Kitab al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah”)

Maksudnya, dengan sombong mereka mengira bahwa darah tersebut adalah bukti kemenangan mereka melawan penduduk langit. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan mereka seluruhnya saat puncak kesombongan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.

Allah turunkan semacam ulat kecil yang membinasakan Yajuj-Majuj, ulat memakan mereka sampai mereka oleh ulat-ulat tersebut seperti daun-daun yang kering. Mereka semua orang-orang sombong mati disaat-saat mereka berada dipuncak kejayaan mereka.

Sebagai kaum muslimin, jadikanlah hal ini sebagai pelajaran buat kita dan janganlah kita berlaku sombong. Karena apa yang kita miliki semuanya hanyalah titipan dari Allah, dan apa yang Allah berikan kepada kita bukanlah untuk kita sombongkan, tapi untuk kita agar pandai bersyukur dan mempertanggung jawabkan dihadapan Allah.

 

Hal-hal yang Membuat Orang Sombong

Menurut Al-Ghazali rahimahullah menyebutkan sebab-sebab sombong,

Ilmu

Ilmu merupakan hal yang paling cepat membuat orang menjadi sombong. Karena begitu orang punya ilmu dia merasa lebih tinggi dari yang lainnya. Ini sangat berbahaya. Karena "Seharusnya ilmu membuat dia takut kepada Allah. Siapa yang menuntut ilmu, ilmunya tidak membuat dia takut kepada Allah ketahuilah niatnya tidak baik."

Jangan sampai ujub dengan ilmu yang kita miliki. Tugas kita hanya menyampaikan kepada masyarakat tanpa disertai kesombongan.

Ciri-ciri orang yang sombong dengan ilmunya, para ulama menyebutkan:

Selalu kasar kalau bicara, tidak tawadhu.

Allah berfirman dalam Quran Surat Al-Imron ayat 159 :

"Karena karunia Allah kepada engkau wahai Muhammad, engkau menjadi lembut kepada mereka"

Tidak menghargai pendapat orang lain, tidak memberikan sedikitpun penghargaan kepada pendapat orang lain.

Dalam musyawarah tidak mau mendengar pendapat orang. Karena dia menganggap orang lain bodoh semua, hanya pendapatnya yang pantas didengar. Padahal Nabi mengatakan, "bermusyawarahlah."

Tidak siap untuk berselisih, dia merasa kalau ada orang yang menyelisihi dia, dia merasa rendah. Dia harus menang terus dan pendapat dia harus nomer satu.

Tidak mau mengakui kesalahan kita, menolak kebenaran.

 

Harta

Rasulullah menyebutkan harta sangat berpengaruh pada jiwa seseorang.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu,

"Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Sombong dan berbangga diri ada pada para penggembala kuda dan unta, sedangkan ketenangan ada pada para pengembala kambing." (Hadits Ahmad No.7894)

Seseorang akan sombong ketika dirinya sudah kaya dan hebat.

Jika telah diberi kelebihan harta janganlah hidup dengan bermewah-mewah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya hidup sederhana termasuk cabang dari iman." (Ash-Shahîhah, 341)

Jangan jadikan dunia masuk kedalam hati kita.


Keturunan

Allah berfirman dalam Quran Surat Al-Hujurat ayat 13;

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu."

Kata Allah, "Budak hitam laki-laki lebih baik dari pada seorang musyrik, budak hitam wanita lebih baik daripada seorang wanita musyrika."

Sombong dengan nasab tidak ada manfaatnya.

 

Jabatan

Bagaimana Haman yang sombong karena pejabat besar Fir'aun.

Fir'aun dan Namrud yang sombong karena jabatan sebagai raja.

Intinya kesombongan dan penyakit hati bisa kita deteksi, sebab-sebab apapun yang membuat hati anda berubah menjadi sombong maka tinggalkan.

Semoga Allah menjauhkan kita semua dari kesombongan dan menjadikan kita orang2 yang tawadhu.

Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

Komentar

  1. Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong ya mba, harus banyak-banyak istighfar kayaknya nih :")

    BalasHapus
  2. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dr sifat sombong,... 😭😭😭

    BalasHapus
  3. Subhanallah ternyata sebesar dzarroh pun tidak boleh ada kesombongan dalam diri kita, semoga diri ini terhindar dari sifat sombong amin

    BalasHapus
  4. Semoga kita selalu dijauhkan dari sifat sombong ya mba. Rasa sombong itu tipiiis sekali sehingga seringnya kita ga sadar bahwa kita sudah bersikap sombong

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas