KIsah Sahabat, Anas bin Malik Sang Khadimu Rasulullah

 CATATAN KAJIAN ONLINE

Kisah Sahabat Anas bin Malik

Nara Sumber : Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA.

SELASA, 05 Januari 2021/ 19.30 WIB/ Via ZOOM

 

Diantara sahabat yang akan di bahas tentang kemuliaannya adalah Anas bin Malik radhiallahu yang dikenal dengan, "Khadimu Rasulullah yaitu pembantunya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam." Yang diberi umur yang panjang, beliau wafat berusia sekitar 100 thn atau 102 thn atau 103 thn.

Nasab Anas Bin Malik radhiallahu'anhu.

Bapaknya, Malik bin an-Nadhr bin Dhamdham an-Najjari al-Khazraji al-Anshori. Dari Bani Najjar, kabilah Anshor secara umum baik suku al-Khazraj maupun suku al-Aus datang dari negeri Yaman bersama kabilah2 yang lain, ketika bendungan Ma'rib terbongkar maka merekapun berhijrah menuju kebeberapa daerah.

Diantaranya Suku al-Khazraj dan Suku al-Aus mereka berhijrah ke al-Hijaz yaitu ke kota Madinnah.

Diantara suku al-Khazraj adalah Bani Najjar. Bani Najjar punya hubungan erat dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.  Nama Rasulullah,Muhammad bin Abdillah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Kakek Nabi Hasyim menikah dengan wanita yang bernama Salma binti Amr an-Najjariah. Rasulullah dengan Bani Najjar di sebut ahwal (dalam keturunan Arab disebut saudara dari ibu).

Ketika Kakek Nabi, Hasyim bin Abdul Manaf pergi berdagang di negeri Syam, dia mampir dikota Madinah dan menikah dengan Salma binti Amr. Kemudian punya anak yang bernama Abdul Mutholib. Oleh karena itu keluarga Bani Najjar dikenal dengan Ahwal Nabi shalallahu'alaihi wasallam (datang dari neneknya). Maka Nabi shalallahu'alaihi wasallam punya hubungan dekat dengan Bani Najjar.

Demikian juga ketika Nabi shalallahu'alaihi wasallam meninggalkan Kuba kemudian menuju ke pusat kota Madinnah untuk membangun Masjid. Akhirnya Ontanya Nabi shalallahu'alaihi wasallam berhenti di areal Bani Najjar, milik dua anak yatim yang juga dari Bani Najjar. Dan Nabi shalallahu'alaihi wasallam menginap dirumahnya Abu Ayub al-Anshori yang juga dari Bani Najjar.

Rasulullah mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik kabilah Anshar adalah Bani Najjar," (Shahih Muslim No.4568)

Dan Anas Bin Malik dari Bani Najjar dan dari suku al-Khazraj al-Anshor.

Ibunya Anas bin Malik, Ummu Sulaim bintu Harram bin Milhan radhiallahu'anha. Bapaknya Anas, Malik bin Nadhr benci dan tidak suka sama ibunya Anas yaitu Ummu Sulaim karena beliau masuk Islam, maka diapun pergi meninggalkan Ummu Sulaim ke Negeri Syam dan meninggal dalam keadaan Musyrik. Setelah itu Ummu Sulaim menikah dengan Abu Thalha al-Anshori. Kemudian punya anak yang disebut dengan, "Abu Umair."

Bapaknya Anas, Malik punya anak dari Istri yang lain yang bernama, "Al Baraa bin Malik." Ada yang mengatakan, Anas dan Al-Baraa adalah satu ayah dan satu ibu. Namun sebagian Ulama mengatakan Al-Baraa bukan anaknya Ummu Sulaim. Meskipun ada khilaf dikalangan para Ulama, tapi mereka sepakat bahwa Anas dan Al-Baraa ayahnya sama-sama Malik.

Bapaknya Anas, Malik mempunyai saudara yaitu Anas bin Nadhr (Om nya Anas bin Malik). Beliau adalah seorang pahlawan yang mati Syahid dalam perang Uhud. Beliau tidak ikut serta pada saat perang Badar, maka beliau mengatakan, "Kalau Allah berikan saya kesempatan lagi untuk ikut perang, maka saya akan perlihatkan kepada Allah bagaimana saya ikut perang." Akhirnya Allah beri dia kesempatan untuk ikut perang uhud. Ketika itu kondisi kaum muslimin sudah kocar kacir karena pasukan pemanah turun dan banyak yang meninggal. Banyak sebagian kaum muslimin para sahabat ada yang kembali ke kota Madinnah kabur meninggalkan peperangan, ada yang melemparkan pedang mereka bingung apa yang harus mereka lakukan. Maka datanglah Anas bin Nadhr kemudian dia mengatakan, "Kenapa kalian demikian." Mereka mengatakan, "Percuma, Nabi Muhammad sudah meninggal dunia." Kemudian Anaa bin Nadhr mengatakan, "Kalau begitu kita meninggal bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, sungguh aku mencium aroma wanginya surga dari arah gunung." Maka beliaupun masuk dalam pertempuran dan akhirnya meninggal dunia.

Terlalu banyak luka di tubuhnya sampai tidak dikenal tubuhnya, kecuali oleh adiknya atau kakaknya "Rubayya binti Nadhr (tantenya Anas bin Malik),"

Tubuhnya dikenal lewat jari-jarinya, karena tubuhnya tidak kenal lagi sudah penuh dengan cincangan, tapi saudari perempuannya tahu dari jari-jarinya Anas bin Nadhr.

Anas bin Nadhr ini disebutkan oleh para Ulama ketika membahas tentang Haditsul Wali.  Dialah wali Allah Subhanahu wa Ta'ala yang kata Nabi shalallahu'alaihi wasallam,

"Sesungguhnya diantara hamba Allah kalau ada yang bersumpah, maka Allah akan kabulkan permohonannya."

Diantaranya adalah Anas bin Nadhr.

Suatu hari Rubayya binti Nadhr mematahkan gigi seorang wanita yang lain. Maka keluarganya menuntut Qisos, bahwasanya Rabayya harus dipatahkan juga giginya. Maka akhirnya keluarga dari wanita tersebut mengadu kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Dan Nabi memutuskan Qisos, sebagaimana Rubayya mematahkan gigi dari perempuan tersebut, maka giginya Rubayya juga harus dipatahkan. Maka sampailah berita ini kepada Anas bin Nadhr, dan diapun mengatakan, "Demi Allah giginya tidak akan dipatahkan."

Rasulullah mengatakan, "Wahai Anas bin Nadhr kita sudah putuskan, keluarganya tidak mau memaafkan, maka harus di Qisos dan harus dipatahkan gigi Rubayya."

Anas mengatakan  "Demi Allah tidak akan dipatahkan."

Dia berbicara seperti dihadapan Nabi, bukan dia menolak perkataan Nabi tapi dia yakin kepada Allah bahwasanya Rubayya tidak akan dipatahkan giginya.

Setelah bersumpah demi Allah, ternyata keluarga wanita itu berubah dan akhirnya memaafkan tidak jadi Qisos Rubayya.

Maka Nabi mengomentari, "Sungguh diantara hamba2 Allah ada yang bersumpa, Allah akan kabulkan sumpahnya."

Inilah beberapa orang-orang yang berada disekitar Anas bin Malik radhiallahu'anhu yang memiliki pengaruh dalam kehidupan Anas bin Malik radhiallahu'anhu.

Adapun Al-Baraa bin Malik adalah pahlawan yang sangat pemberani. Beliau sangat terkenal dan pembari, saking sangat pemberani sampai-sampai ketika di zaman Umar bin Khattab dan Umar berkata kepada para pasukan, "Kalau ada Al-Baraa bin Malik jangan jadikan dia sebagai pemimpin perang, karena dia orangnya nekat, kalau dia bawa pasukan itu bisa mendatangkan mahlaka. Yaitu dia akan bawa pasukan sampai kepada tempat-tempat yang sulit dan khawatir pasukan akan tewas karena tidak kuat mengikuti cara perangnya."

Beliau adalah orang yang nekat ketika dalam Perang Yamamah melawan Musailamah Al Khadzab, yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Dan peperangan sangat sulit, sehingga banyak dari kaum Muslimin yang berguguran dan mereka tidak bisa menembus bentengnya Musailamah Al-Khadzab. Dan orang yang hebat yang bisa menembus bentengnya Musailamah Al-Khadzab adalah Al-Baraa bin Malik, beliau mengatakan kepada teman-temannya, "Tolong angkat saya." Diletakkanlah Al-Baraa diatas perisai kemudian perisai tersebut diangkat pakai tombak mereka dan dilemparkan, dan akhirnya masuk dalam benteng dan dia sendirian. Dan dia ingin nekat buka pintu dari dalam saking nekatnya.

Akhirnya pintu bisa terbuka, ketika pasukan masuk, mereka melihat sudah banyak orang yang tewas dibunuh oleh Al-Baraa, tetapi dia badannya penuh dengan luka. Dialah Al-Baraa bin Malik radhiallahu'anhu saudaranya Anas bin Malik radhiallahu'anhu. Sehingga Khalid bin Walid menghormati jasanya dan ikut merawat Al-Baraa bin Malik sampai sembuh.

Al-Baraa bin Malik sempat menolong Anas Bin Malik dalam Perang Tustar. Ketika itu ada musuh di Persia menggunakan alat semacam rantai yang dipanaskan. Kemudian ketika itu dirantai tersebut ada semacam besi yang ujungnya bisa menggeret kaum muslimin.  Diantaranya yang ikut tertarik adalah Anas bin Malik, ketika itu Al-Baraa sedang bertempur kemudian ada temannya yang menyampaikan hal ini padanya dengan mengatakan "Wahai Al-Baraa selamatkan saudaramu."

Maka Al-Baraa pun berhenti perang dan mengejar besi tersebut yang sangat panas, dia pegang besi tersebut sambil melepaskan Anas bin Malik, karena panasnya besi yang dipegangnya hingga terlihat tulang ditangannya dan dagingnya terlepas terkena panas dari besi tersebut. Dialah Al-Baraa bin Malik radhiallahu'anhu yang sangat hebat dalam peperangan.

Adapun Ummu Sulaim radhiallahu'anha. Nama aslinya ada yang mengatakan Al-Ghumaisha atau Rumaisha bintu Harram bin Milhan. Setelah suaminya Malik bin Nadhr meninggal dunia, maka Abu Thalhah Al-Anshori kemudian melamar beliau. Tapi saat itu Abu Thalhah masih kafir, maka Ummu Sulaim mengatakan, "Kalau kau ingin menikah denganku maharmu untukku kau masuk Islam."

Akhirnya Abu Thalhah pun masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim. Jadi Anas bin Malik hidup dalam keluarga yang agamis dan dikelilingi orang-orang yang mulia.

Kisah Anas bin Malik radhiallahu'anhu.

Anas bin Malik menceritakan, ada dua hari yang sangat berkesan,

- Yang pertama hari yang penuh dengan kebahagiaan.

- Yang kedua hari yang penuh dengan kesedihan.

Dua hari tersebut tidak ada bandingannya.

Hari pertama.

Hari yang penuh dengan kebahagiaan. Adalah hari datangnya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.  Ketika Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam datang, berhijrah dari kota Mekkah menuju kota Madinnah. Maka orang-orangpun semua keluar menyambut kedatangan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, bahkan gadis-gadispun keluar ingin melihat Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Sampai orang-orang naik keatap rumahnya hanya karena ingin melihat Nabi shalallahu'alaihi wasallam karena mereka menunggu kedatangannya ketika berhijrah. Para anak kecil juga keluar, diantara anak-anak kecil tersebut ada Anas bin Malik radhiallahu'anhu yang juga ingin melihat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Ketika Rasulullah tiba maka itu hari yang penuh dengan kebahagiaan, hari yang penuh dengan cahaya dengan kedatangan Nabi ke kota Madinnah. Jadilah kota Madinnah menjadi pusat pemerintahan kaum Muslimin, dari situlah cahaya Islam sampai keseluruh penjuru dunia. Semakin besar wilayah kaum muslimin, mulai sejak datangnya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Madinah yang awalnya adalah negeri kafir, kaum penyembah berhala, setelah datangnya Nabi jadilah negeri Islam. Akhirnya Ummu Sulaim radhiallahu'anha membawa Anas bin Malik kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Ummu Sulaim mengatakan, "Wahai Rasulallah, semua teman-temanku telah memberikan hadiah kepadamu, Namun aku sungguh tak memiliki apa-apa untuk dipersembahkan. Tapi ini putraku Anas bin Malik akan berkhidmat kepada engkau, bahagiakanlah kami dengan menjadikannya sebagai pembantumu."

Maka Rasulullah menerimanya dan ketika itu Ummu Sulaim berkata, "Ya Rasulullah doakanlah dia."

Maka Rasulullah mendoakan Anas bin Malik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Anas dengan do’a, “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.”  (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)

Imam Nawawi rahimahullah ketika mengomentari hadits ini dalam Shahih Muslim, "Bahwasanya seseorang berdoa tentang dunia, jangan hanya terbatas pada minta dunia, karena kalau hanya meminta dunia saja khawatir tidak bisa menunaikan hak dunia tersebut. Mungkin lalai dari bersedekah, lalai dari membayar zakat, mungkin tidak bisa memberikan hak2 seseorang yang harus diberikan haknya. Maka hendaknya minta keberkahan."

Maka Nabi ketika mendoakan Anas bin Malik, Nabi memintakan kepada dia dunia tapi bukan sekedar dunia, tapi disertai keberkahan. 

Yang penting adalah berkah, kalau banyak tapi gak berkah percuma, akan semakin menjadi beban bagi kita di hari kiamat kelak, semakin mempersulit proses hisab kita dan semakin membuat kita rentan masuk neraka jahannam.

Dalam riwayat lain sepertinya Rasulullah mendoakan Anas berulang-ulang, Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam berdoa, "Ya Allah banyakkanlah hartanya dan banyakkanlah anak-anaknya dan masukkanlah kedalam surga."

Dan doa Nabi shalallahu'alaihi wasallam terkabulkan, sampai Anas mengatakan, "Aku sudah melihat dua doa Nabi dikabulkan, tinggal satu yaitu dimasukkan kedalam surga, dan aku berharap yang ketiga ini aku akan dikabulkan."

Dikemudian hari Anas diberi berkah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan luar biasa berupa anak yang sangat banyak, sampai Anas pernah berkata, "Hari ini aku punya anak dan cucu-cucuku lebih dari seratus orang."

Kemudian disebutkan Anas bin Malik sendiri menguburkan anaknya dan cucunya sekitar 80 orang (meninggal karena kena wabah thoun).

Anas berkata, "Aku telah menguburkan anakku yaitu 125 anak aku kuburkan."

Dalam riwayat lain disebutkan Anas bin Malik punya anak 80 orang, digabung dengan cucu-cucunya sangat banyak. Ketika masih hidup beliau pernah mengubur anak dan cucunya 125 orang.

Kemudian Hartanya sangat banyak, sampai Anas punya rumah banyak.

Di sebutkan bagaimana Anas bin Malik dimusim kemarau, datang awan kemudian menghujani kebunnya, Anas mengatakan, "Kebunku sampai panen dua kali dalam setahun dan itu hanya terjadi pada kebunku."

Ini semua berkat doa Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Mulailah Anas bin Malik tinggal bersama Nabi shalallahu'alaihi wasallam menjadi pembantu Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, memenuhi segala kebutuhan Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Dan Anas bin Malik menemani Nabi shalallahu'alaihi wasallam sekitar 10 tahun.

Anas bin Malik ketika dijadikan pembantu oleh ibunya kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam, usianya sekitar 10 tahun. Jadi Anas bin Malik lahir kira-kira 10 tahun sebelum hijrah, ketika bertemu dengan Nabi usianya sekitar 10 tahun.

Maka ketika Perang Badar dan Perang Uhud Anas tidak bisa ikut, dia hanya bisa ikut pada perang Khandak. Saat itu usianya sekitar 14 atau 15 tahun (tahun ke 5 hijriah).

Anas bin Malik radhiallahu'anhu melayani Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Anas bin Malik bercerita, "Aku tidak pernah melihat orang yang akhlaqnya terbaik seperti Rasulullah. Rasulullah adalah orang yang paling baik akhlaqnya."

Suatu hari Rasulullah mengirimku dan menugaskan aku pada satu keperluan, saat itu usiaku masih 10 tahun. Rasulullah berkata, "Pergilah wahai Anas." Ketika Rasulullah berkata demikian, maka Anas berkata, "Demi Allah aku tidak akan pergi." (Tapi dalam hatiku aku mengatakan aku akan pergi), dan akhirnya akupun pergi. Sampai dipasar aku melihat banyak anak-anak yang sedang bermain, akhirnya aku bermain dengan anak-anak tersebut dan aku lupa pada tujuanku. Rasulullah yang menunggu aku tidak dating-datang, akhirnya Rasulullah mencariku, dan ternyata aku sedang bermain dengan anak-anak, maka Rasulullah memegang leherku, ketika aku menoleh ternyata aku melihat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tertawa kepadaku, beliau tidak marah kepadaku.

Rasulullah berkata, "Ya Unais, apakah kau sudah pergi sebagaimana aku perintahkan..?"

Aku berkata, "Belum ya Rasulullah, sekarang aku akan pergi." (Maksudnya disini Rasulullah tidak marah, Nabi bukan orang pengangguran dan beliau orang sibuk, ada keperluan lain selain menunggu Anas tidak datang dan akhirnya Nabi sendiri yang mencari Anas, beliau tidak menyuruh orang lain untuk mencari Anas).

Karena Nabi punya tujuan untuk mendidik si kecil Anas bin Malik, yang kedepan akan menjadi orang hebat, pahlawan Islam dan membawa ajaran-ajaran Islam.

Diakhir Hadits dikatakan, "Sungguh aku telah menjadi pembantu Nabi shalallahu'alaihi wasallam selama 9 atau 10 tahun bersama Nabi. Dan selama itu Nabi tidak pernah mengomentari aku, jika ada sesuatu yang salah yang aku kerjakan. Nabi tidak pernah berkata, "kenapa kau kerjakan demikian, kenapa tidak kau tinggalkan perbuatan itu.?"

Rasulullah tidak pernah mencela aku.

Ini adalah salah satu contoh bahwa akhlaq Nabi shalallahu'alaihi wasallam adalah mukjizat. Bagaimana muamalah beliau terhadap pembantu bisa seperti itu, dan itu luar biasa. Selama 9 tahun tidak pernah marah kepada Anas pembantunya, itu mustahil.

Dalam sebagian riwayat Anas mengatakan, "Nabi tidak pernah berkata kepadaku "ah.." tidak pernah sama sekali marah kepadaku."

Ini yang menjadikan Anas bin Malik sangat sayang dan sangat cinta kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam. Sampai dalam sebuah riwayat, setelah Rasulullah meninggal.

Anas berkata, "Aku melihat kekasihku Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam setiap malam, Rasulullah mendatangiku setiap malam dalam mimpiku."

Dan Rasulullah telah berkata, “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh ia telah melihatku secara benar. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupai bentukku.” (HR Bukhâri dan Muslim)

Setiap malam Anas bin Malik melihat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tentu dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Menunjukkan betapa cintanya dan betapa kerinduannya kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Diantara para sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi,

- Abu Hurairah radhiallahu'anhu

- Aisyah radhiallahu'anha

- Anas bin Malik radhiallahu'anhu

- Abu Said Al-Khudri radhiallahu'anhu

- Amr bin Ash radhiallahu'anhu

- Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu'anhu

- dan lain lain.

Dan sejak awal Anas bin Malik meskipun tidak ikut dalam pertempuran, tetapi dia ikut serta dalam perang Badar dan perang Uhud sebagai pembantu Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Ketika ada yang bertanya kepadanya, "Anas apakah kamu mengikuti Perang Badar.?" Anas menjawab, "Bagaimana aku bisa tidak ikut dalam perang Badar?" Artinya dia ikut berkhidmat kepada Nabi dalam perang Badar, tidak ikut dalam bertempur.

Saat perang Khandak, Anas telah ikut kemedan pertempuran dan selalu ikut dalam setiap peperangan bahkan sampai Rasulullah wafat, Anas tetap ikut dalam berperang.

Ketika Nabi SAW masuk dalam kota Madinnah. Sehingga di Madinah muncul orang-orang hebat dengan didikan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, lihatlah bagaimana;

- Anas bin Malik radhiallahu'anhu.

- Sa'ad bin Muadz yang ketika meninggal, Arshnya Allah bergetar karena Sa'ad bun Muadz radhiallahu'anhu.

- Handzalah bin Abu Amir ketika meninggal, kemudian Malaikat yang memandikan jasadnya.

- Ubaid bin Ka'ab ketika Allah menyuruh kepada Nabi untuk menyampaikan salam kepada Ubaid bin Ka'ab radhiallahu'anhu.

- Dan generasi-generasi hebat yang luar biasa lainnya.

 Oleh karenanya datangnya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam merupakan hari yang terindah bagi Anas bin Malik. Anas ketika menjadi pembantu Nabi shalallahu'alaihi wasallam, beliau adalah pembantu yang amanah. Ketika menjadi pembantu tentunya Anas melihat banyak hal dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Dan kalau ada rahasia dia tidak akan ceritakan kepada siapapun, padahal saat itu Anas masih kecil.

Dalam satu Hadits, Anas berkata; Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam menyampaikan sebuah rahasia kepadaku, aku tidak pernah menyampaikan kepada siapapun. Ibuku Ummu Sulaim pernah bertanya kepadaku tentang rahasia tersebut, aku tidak kabarkan kepada ibuku sedikitpun tentang rahasia tersebut.  ketika aku mengatakan kepada ibuku ini rahasia, maka ibuku tidak bertanya lagi.

Diriwayatkan oleh muridnya Anas bin Malik Tsabit al-Banani. Anas berkata, Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam datang kepadaku dan aku sedang bermain dengan anak-anak yang lain. Maka Rasulullah datang dan memberi salam kepadaku, kemudian Rasulullah mengutusku untuk satu keperluan, maka akupun terlambat pulang kerumah ibuku.

Kala aku datang, ibuku berkata, "Apa yang membuatmu terlambat pulang wahai Anas.?" Aku berkata, "Rasulullah tadi mengutus aku untuk suatu keperluan." Ibuku bertanya lagi kepadaku "Apa keperluan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.?" Aku berkata kepada ibuku, "Ini rahasia." Ibuku berkata, "Wahai putraku Anas, jangan ceritakan rahasia Nabi kepada siapapun."

Kata Anas kepada Tsabit, "Demi Allah, kalau saya ingin menyampaikan rahasia Nabi, saya akan sampaikan kepada engkau wahai muridku Tsabit Al-Banani."

Karena Anas sering bersama  dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, ada hal-hal yang tidak diriwayatkan sama yang lainnya, tapi Anas meriwayatkan.

Contoh ; Bagaimana Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mampu untuk menggauli istrinya dalam sekali jalan.

Dari Abu Qotada dalam Shahih Bukhari, Anas bin Malik berkata, "Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mengelilingi istri-istrinya dan menggauli istri-istrinya dalam sekali waktu, terkadang dimalam hari terkadang disiang hari. Ada 11 wanita, yaitu 9 istrinya dan ada juga budaknya."

Abu Qotada berkata, "Wahai Anas apakah Nabi mampu melakukannya.?" Anas berkata, "Kami para sahabat pernah berbicara bahwasanya Nabi shalallahu'alaihi wasallam diberikan kekuatan 30 orang."

Hadits ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang menunjukkan bagaimana kekuatan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, dan hikmah kenapa Nabi boleh menikah dengan banyak wanita.

Hari Kedua

Hari yang penuh dengan Kesedihan. Adalah ketika Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam wafat.  Dan ini adalah hari yang paling menyedihkan bagi Anas bin Malik radhiallahu'anhu. Ketika Anas bertemu dengan Fatimah radhiallahu'anha di kuburan Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Maka Fatimah berkata, "Ya Anas apakah jiwa kalian tenang setelah kalian menguburan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, kemudian kalian pergi meninggalkan Rasulullah shalallahu'alaih wasallam.?"

Para sahabat menjawab, "Tentunya tidak." (Para sahabat menjawab dengan tangisan)

Oleh karenanya Anas kalau bercerita bagaimana pertanyaan Fatimah kepada Anas, lalu Anas ceritakan kepada murid-muridnya, maka murid-muridnya menangis, diantaranya Tsabit al-Bunani.

Dan kalau Tsabit al-Bunani menyampaikan kisah ini dari Anas maka beliaupun menangis dengan air mata yang deras.

Inilah kehidupan Nabi shalallahu'alaihi wasallam bersama Anas bin Malik, dan Anas sangat mencintai Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Bukti Anas bin Malik radhiallahu'anhu Sangat Mencintai Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Hadits yang Maruf.

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwasanya seorang Badui bertanya kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tentang hari kiamat, "Ya Rasulullah kapan tiba hati kiamat.?" Lantas Rasulullah menjawab: “Bekal apa yang kamu siapkan untuk menghadapi hari tersebut.?" kemudian orang Badui tadi menjawab, "Aku tidak menyiapkan diriku untuk bertemu dengan hari kiamat, hanya saja aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya." Maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam berkata, "Kamu akan bersama-sama dengan orang yang kamu cintai." Anas berkata, "Kami tidak pernah gembira setelah gembiranya kami masuk Islam seperti gembiranya kami mendengar sabda Nabi, "Sesungguhnya engkau akan dikumpulkan bersama dengan orang yang engkau cintai, ketahuilah aku cinta kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam, aku cinta kepada Abu Bakar, aku cinta kepada Umar, dan aku berharap aku bisa berkumpul dengan mereka karena kecintaanku kepada mereka, meskipun aku tidak bisa beramal sholeh seperti mereka." (HR. Muslim).

Anas mengakui bahwa Anas tidak bisa beramal sholeh seperti Abu Bakar dan Umar, tapi Anas berharap dengan cintanya Anas kepada mereka, maka dia akan dikumpulkan oleh Allah karena kecintaan dia kepada mereka. Dan Anas berusaha menjalankan apa yang dipraktekkan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Kata Sayyar, Suatu hari aku berjalan bersama Tsabit al-Bunani (muridnya Anas), maka diapun melewati anak-anak kemudian Tsabit memberi salam kepada anak-anak. Tsabit menjelaskan kenapa beliau memberi sapam kepada anak-anak. Kata Tsabit, "Suatu hari aku berjalan bersama Anas bin Malik, ternyata Anas bin Malik melewati anak-anak, kemudian dia memberi salam kepada anak-anak tersebut." Kemudian Anas bercerita kepada Tsabit, kenapa beliau memberi salam kepada anak-anak.

Anas berkata, "Suatu hari aku berjalan bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, kemudian Nabi melewati anak-anak, maka Nabi memberi salam kepada mereka." Maka Anas pun meniru Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Bagaimana Ibadahnya Anas bin Malik radhiallahu'anhu?

Dari Hammam bin Yahyah, dia berkata, Aku telah diceritakan oleh seorang yang pernah menemani Anas bin Malik (murid Anas bin Malik). Beliau berkata, "Ketika aku berihrom atau berhaji bersama Anas, kalau Anas sudah ihram aku tidak bisa berbicara dengannya karena Anas benar-benar perhatian dan serius terhadap Ihramnya."

Dari Tsumamah bagaimana sholatnya Anas bin Malik. Anas bin Malik kalau sudah sholat sampai kakinya keluar darah karena lamanya beliau sholat.

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu yang juga mengakui bagaimana hebatnya sholatnya Anas bin Malik. Abu Hurairah melihat bagaimana Anas berpegang teguh sunnah Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Abu Hurairah berkata, "Aku tidak pernah melihat seorangpun sholatnya mirip seperti sholatnya Nabi kecuali Anas bin Malik radhiallahu'anhu."

Anas bin Malik kalau menyebutkan hadits-hadits kepada murid-muridnya, beliau selalu mengulangnya sampai tiga kali. Ketika ditanya mengapa, Anas menjawab, "Demikian juga Nabi shalallahu'alaihi wasallam."

Kata Zuhri, aku menemui Anas di Damascus dan dia dalam kondisi menangis. Aku bertanya, "Apa yang membuat kau menangis wahai Anas?" Anas menjawab, "Aku tidak mengetahui peninggalan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, yang ditinggalkan oleh para Nabi dan sahabatnya kecuali sholat ini, itupun sudah kalian lalaikan." Hal itu yang membuat Anas bin Malik menangis ketika melihat orang-orang menunda sholatnya.

Disebutkan dalam satu riwayat, Anas bin Malik menangis, mengingat pernah sholat subuh terlambat. Hal ini terjadi ketika Perang Tustar, perang yang luar biasa mereka berusaha untuk masuk dalam benteng Persia. Saat itu pasukan mengepung benteng persia dan akhirnya kaum muslimin berhasil menembus dimalam hari dan mereka berhasil membuka pintu benteng. Mereka masuk pada malam hari menjelang Subuh, sehingga akhirnya terjadi peperangan yang luar biasa. Mereka berperang sampai Matahari tinggi mereka belum sholat Subuh dan terus berperang. Akhirnya ketika perang selesai baru mereka sholat. Bila mengingat hal ini Anas bin Malik akan menangis karena sholat subuhnya ketinggalan. Padahal saat itu para Sahabat tidak bisa sholat subuh karena ada udzur sedang bertempur. Tapi Anas bin Malik menangis ketika tidak bisa melaksanakan sholat subuh pada waktunya.

Anas pernah berkata kepada para Tabi'in, "Sungguh kalian melakukan amalan-amalan yang menurut kalian itu lebih tipis daripada rambut (artinya diremehkan). Kami dulu di zaman sahabat menganggap itu adalah dosa yang membinasakan."

Kalau Rasulullah berbicara tentang neraka Jahannam, seakan-akan kami ikut melihat neraka. Karena Nabi bercerita sesuatu yang Nabi pernah lihat, sehingga benar-benar masuk kedalam hati para sahabat sehingga mereka mempunyai rasa takut yang sangat luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Disebutkan juga Anas bin Malik radhiallahu'anhu terkadang sengaja memakan makanan yang pernah dimakan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Anas pernah melihat Rasulullah menyukai suatu makanan, maka Anas pun menyukai makanan tersebut, hal ini karena cintanya yang begitu besar kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Setelah Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam wafat, Anas bin Malik dipercaya oleh Abu Bakar radhiallahu'anhu dan Umar bin Khattab radhiallahu'anhu menjadi penarik Zakat di Bahrain.

Diakhir Hayat Anas bin Malik radhiallahu'anhu.

Anas bin Malik tinggal di Basrah dan menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu'alaihi wasallam selain di Madinnah. Orang-orang banyak meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu. Dan beliau termasuk Al-Mukhsinin (banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi).

Diakhir hayatnya terjadi fitnah antara Anas bin Malik dengan Al Hajjaj bin Yusuf Al-Thaqafi. Beliau adalah Gubernur yang ditugaskan oleh Abdul Malik bin Marwan untuk bertugas di Kuffa atau Iraq.

Al Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi tidak suka dengan Anas bin Malik, bahkan dia ingin menghina Anas bin Malik. Pada suatu hari Adzahabi menyebutkan riwayat bagaimana Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi memanggil Anas bin Malik dengan perkataan yang sangat kasar. Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi adalah orang yang telah membunuh Abdullah bin Zubair radhiallahu'anhu, dan juga membunuh Said bin Zubair muridnya Ibnu Abbas radhiallahu'anhu.

Ketika di zaman itu ada fitnah Ibnul Ash Ash. Fitnah ketika itu sebagian orang-orang Ahli baca Quran tidak setuju dengan keputusan Abdul Malik bin Marwan, sehingga mereka seakan-akan memberontak dan terjadi kisruh. Akhirnya Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi membunuh mereka seluruhnya, beliau menuduh bahwasanya Anas bin Malik ikut serta. Padahal dalam banyak riwayat Anas bin Malik kita dapati bagaimana murid-muridnya ingin memberontak, tapi Anas bin Malik meminta muridnya untuk bersabar.

Maka saat Al Hajjaj memanggil Anas bin Malik dengan perkataan yang kasar.  "Ya Hobits (wahai orang yang brengsek / buruk), wahai orang yang suka ikut serta dalam berbagai macam fitnah, (di zaman Ali perang dengan Muawiyyah kau bela Ali (karena Hajjaj bin Yusuf membela Bani Umayyah), di zaman fitnahnya Ibnu Zubair kau bela Ibnu Zubair. Sekarang di sini di Iraq kau bela Ibnul Ash Ash).  Wahai Anas lihatlah, demi jiwaku yang berada ditangan Nya (Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi sangat kejam), aku akan menghancurkanmu dan mencabutmu bagaimana pohon dicabut dari akarnya. Dan aku akan mengulitimu sebagaimana Dhab dikuliti."

Anas berkata, "Siapa yang dimaksud oleh engkau wahai Gubernur.?"

Hajjaj berkata, "Maksud saya kamu wahai Anas, semoga Allah mentulikan telingamu."

Anas mengatakan, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun." (Saat itu Anas sudah tua dan sudah berusia 90 tahun, sementara anak muda seperti Hajjaj berbicara seperti itu sama Anas).

Ketika Hajjaj bin Yusuf sedang sibuk, kemudian Anas pergi meninggalkan Hajjaj bin Yusuf. Anas berkata, "Seandainya aku tidak memikirkan anak-anak ku dan cucu-cucu ku, aku akan bicara dengan Hajjaj." 

Akhirnya Anas bin Malik menulis surat kepada Abdul Malik bin Marwan, mengabarkan tentang perlakuan Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi kepada dirinya. Bahkan disebutkan karena tidak sukanya Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi kepada Anas, dia membuat cap dengan besi panas kemudian dicap ditangan (atau dileher) Anas dengan tulisan, "Orang yang dimerdekakan oleh Hajjaj."

Hal ini dilakukan Hajjaj untuk menghina Anas bin Malik radhiallahu'anhu orang yang dimuliakan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam. 

Kemudian Abdul Malik bin Marwan mengirim surat kepada Hajjaj dengan perkataan yang sangat keras. Intinya dihina oleh Abdul Malik bin Marwan, beliau mengatakan dalam suratnya, "Wahai Hajjaj kau lebih hina daripada sendalnya Anas bin Malik, kau tidak tahu dia adalah pembantu Nabi shalallahu'alaihi wasallam."

Akhirnya Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi meminta keridhoan Anas bin Malik, diapun datang kepada Anas dan meminta maaf dan Anas bin Malik selamat dari Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi.

Disebutkan ketika Anas wafat ada beberapa riwayat mengatakan, diantaranya dia membawa tongkat kecil yang dulu milik Nabi diberikan kepada Anas. Anas mengatakan, "Kalau saya meninggalkan kuburkanlah tongkat ini bersamaku." Maka dimasukkan kedalam kain kaffannya kemudian dikuburkan.

Disebutkan juga Anas punya rambut yang Nabi berikan kepada Anas. Beliau mengatakan, "Letakkanlah dibawah lidahku atau dimulutku lalu kuburkan bersamaku."

Ketika Anas bin Malik akan meninggal maka beliau bertahlil Laa Ilaha Ilallah sampai beliau meninggal. Dan beliau wafat sekitar tahun 92 Hijriah. Jadi Usia Anas bin Malik sekitar 102 atau 103 tahun.


Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

Demikianlah kisah Anas bin Malik radhiallahu'anhu pembantu Nabi shalallahu'alaihi wasallam yang jasanya sangat besar. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, kekurangan dalam segala hal dari segi penulisan.

Komentar

  1. MasyaAllah jazakillah khayr atas shirah nya Mba Ani, suka banget baca shirah sahabat Nabi, Anas bin Malik banyak pelajaran dan hikmah dari kisah ini. Refresh lagi kisah perang tentara muslim melawan Persia, ini kisah yang seru karena titik balik kebenaran hadist Rasulullah. Semoga menjadi amal jariyah ya mba.. Detail banget referensi hadistnya

    BalasHapus
  2. Jadi belajar banyak tentang kisah sahabat nabi mba. Tentang meminta keberkahan ketika meminta rezeki itu bener banget. Biar nggak sekedar banyak harta tapi juga berkah hartanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo banyak tapi ga berkah juga jd tdk bermanfaat ya Mbak, tapi akan tetap dimintai pertanggung jawabannya

      Hapus
  3. Membaca sirooh Dan mengambil hikmah ya.. terimakasih sharing ya. Mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. kembali kasih :)
      jazakillah khairan dah mampir Mbak

      Hapus
  4. MasyaAllah rajin banget mba catatan kajian online dimasukin ke blog huhu semoga nular ke aku yg kadang masih maless begini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ditulis dikertas suka hilang, kalo nulis dibuku khusus kajian ga bisa rapih, kan ngebut tuh Ustadznya wkwk
      jadi selesai tulis dikertas mesti cepet2 pindahin, nah kalo sekedar save di document, ga ada yang membaca hehe jd curhat kan
      ayo dimulai Mba, biar ketularan, makasih loh dah mampir

      Hapus
  5. Mba, tulisannya lengkap banget. Aku paling suka bagian "jika berdoa jangan hanya minta dunia, tapi minta juga keberkahan" Karena dengan rezeki yang berkah lah kita merasa tenang dan cukup

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, setuju Mbak. kalo ga berkah tdk akan merasa cukup dan ga keliatan hasilnya

      Hapus
  6. MasyaAllah jadi nambah ilmu tentang sahabat nabi, Alhamdulillah terima kasih mba sharingnya

    BalasHapus
  7. MashaAllah Mba, terimakasih sudah mau share tentang kisah sahabat Nabi.

    BalasHapus
  8. Jadi nambah ilmuny niih tentang kisah sahabat Nabi. Makasih atas sharing ny yaa mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas