Sebab Turun dan Hilangnya Keberkahan

CATATAN KAJIAN ONLINE  

SEBAB TURUN DAN HILANGNYA KEBERKAHAN 

📔 Nara Sumber : Ustadz Harits Abu Naufal

JUMAT, 27 November 2020/ 19.30 WIB - Selesai/Via Zoom

Ketika seseorang Allah berikan keberkahan dalam hidupnya maka tidak ada sesuatu apapun, kekuatan apapun yang akan bisa memberikan mudhorot untuk dirinya, tidak ada satu kekuatan apapun yang bisa mengganggunya dari apa yang telah Allah tetapkan kepadanya. Oleh karena itulah kita harus tahu apa saja sebenarnya sebab-sebab agar kita mendapatkan keberkahan dari Allah .

Tidak ada satupun orang dimuka bumi ini terkhususnya bagi orang Islam yang tidak ingin mendapatkan kebaikan dalam kehidupan dunianya, keberkahan bagi anak-anaknya, keberkahan bagi rezekinya, keberkahan untuk pasangannya, keberkahan dari waktunya. Oleh karena itu Allah sebagai pemilik Alam Semesta ini telah memberikan jalan-jalan kepada kita sebagai makhluk kapan kita akan mendapatkan keberkahan tersebut.

Sebab-sebab seseorang itu akan diberikan keberkahan di dalam kehidupannya.

  1. Ketika seseorang itu bertaqwa kepada Allah Rabbul'alamin.

Ini adalah sebab yang paling utama dan sebab yang paling inti dari keberkahan, ketika seseorang bertaqwa kepada Allah Rabbul'alamin, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangannya. Maka ini  adalah asas dan usul yang paling utama untuk mendapatkan keberkahan itu. Hal ini Allah sebutkan dalam;

Al-Quran Surat Al-A’raf Ayat 96 :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Telah jelas disebutkan dalam ayat ini kapan seseorang akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya, dan kapan keberkahan itu di cabut dari seseorang.

Disebutkan oleh seorang Ulama Tafsir Ar-Razi dalam Ayat tersebut (Al-A'raf : 96); Kalau seandainya mereka semua bertaqwa dan Ta'at kepada Allah, maka Allah membukakan kepada mereka pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak (Allah tidak menyebutkan satu pintu). Dan diantara pintu-pintu kebaikan yang akan Allah berikan dari langit berupa hujan. Kalau seandainya dibumi ini tidak turun hujan, maka tumbuh-tumbuhan akan rusak, akan rusak padi dan tanaman, sungai akan kering, banyak makhluk-makhluk Allah yang akan mati. Tapi ketika penduduk bumi tersebut beriman dan bertaqwa kepada Allah, Allah jamin akan berikan keberkahan kepada negeri tersebut, Allah akan jaga negeri tersebut.

 

Disebutkan juga bahwa keberkahan dari bumi terlihat dari Allah mudahkan tumbuh-tumbuhan untuk tumbuh dan berbuah.

Imam ibnul Qoyyim rahimahullah menyebutkan, "Sebab buah-buah itu menjadi kecil dikarenakan dosa dan maksiat yang dilakukan manusia, beliau menyebutkan di zaman dulu menurut beliau, buah-buahan dinegeri itu sangatlah besar-besar, tapi ketika manusia berbuat dosa dan maksiat Allah punahkan buah-buahan tersebut dan Allah kecilkan."

Allah memberikan keberkahan kepada hewan-hewan piaraan yang disembelih (kambing, sapi dan yang lainnya). Hewan yang Allah berikan keberkahan, hewan itu ada sisi keterkaitannya dengan ibadah, seperti Aqiqah, berkurban. Berapa juta kambing yang disembelih pada hari Raya Idul Adha, kemudian ditambah haji, tapi kambing dimuka bumi ini tidak pernah habis. Ini menunjukan bagian dari keberkahan.

Lain halnya hewan-hewan yang tidak disembelih, secara terus menerus maka hewan tersebut langka dan sulit ditemukan. Apa saja yang ada keterkaitannya dengan ketaqwaan, maka disitu kita lihat Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mudahkan urusan tersebut dengan kata lain ada keberhakan didalamnya.

Allah juga menyebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Jin Ayat 16;

 وَأَلَّوِ ٱسْتَقَٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَٰهُم مَّآءً غَدَقًا

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)."

Dengan syarat ketika mereka istiqomah, mematuhi Allah, menjauhi larangan Allah. Disebutkan juga dalam Surat Al-Ma’idah Ayat 65;

 وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَلَأَدْخَلْنَٰهُمْ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ

"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan."

Lain halnya ketika penduduk negeri tersebut mereka bermaksiat kepada Allah dan tidak menjalankan apa yang Allah perintahkan, ketika mereka berbuat kezholiman, zina, riba dan yang lainnya. Allah telah memberi peringatan pada kita, dan disebutkan dalam Surat An-Nahl Ayat 112;

 وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat."

Sulitnya ekonomi, tingginya harga barang, sulitnya mencari nafkah dan pekerjaan. Allah angkat dan Allah jauhi keberkahan dari mereka. Sehingga menjadi takut dan khawatir apa yang akan kita makan besok. Semua karena banyaknya orang yang berbuat dosa dan maksiat. Kalau kita ingin mendapat kemakmuran disebuah negeri, keberkahan dari harta, waktu dan pekerjaan, maka masing-masing kita punya tugas yaitu untuk menjalankan kewajiban kita sebagai hamba Allah, mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Hal ini bukan hanya tugas pemerintah atau pemimpin ataupun menteri. Karena sehebat apapun pemimpinnya kalau seandainya penduduk negeri tersebut tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka keberkahan itu tidak akan pernah datang.

Tetapi mengapa negeri-negeri kafir mendapatkan keberkahan ekonominya lancar, hal itu merupakan Istidroj dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Istidraj adalah Allah memberikan kemudahan dan kelapangan kepada mereka agar mereka semakin kufur kepada Allah Rabbul'alamin."

Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-An’am Ayat 44;

 فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

 "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."

Dan ketika mereka lupa dari apa yang Allah ingatkan, Allah ingatkan mereka untuk, beriman kepada Allah tapi mereka kufur kepada Allah. Allah ingatkan mereka untuk ta'at kepada Allah tetapi mereka bermaksiat kepada Allah. Allah ingatkan mereka untuk menjauhi dosa tapi mereka justru mendatangi dosa. Dan ketika mereka terlupa, terlena dari apa yang Allah perintahkan kepada mereka, Allah membuka kepada mereka pintu-pintu kemudahan dalam hal dunia, seperti mudah dalam hal pekerjaan, mudah dalam mendapatkan rezeki, diberikan kemudah dalam mendapatkan harta berlimpah, sehingga  mereka bangga apa yang mereka miliki.

Ditengah kebanggan yang mereka miliki dari kemudahan-kemudahan dunia tersebut, kemudian Allah datangkan kepada mereka kematian dan bencana. Sehingga mereka akan terperangah dan lupa akan kenikmatan-kenikmatan dunia yang pernah mereka rasakan di dunia, setelah Allah matikan mereka dan mereka merasakan kengerian kubur dan kengerian Yaumul Qiyamah. Inilah Istidroj dari Allah Rabbul'alamin.

Rasulullah mengatakan, "Ketika engkau melihat seorang laki-laki berbuat dosa dan semakin banyak berbuat maksiat, kemudian Allah bukakan pintu-pintu kemudahan padanya, ketahuilah itu merupakan Istidraj dari Allah dan itu bentuk makar dari Allah Rabbul'alamin."

  1. Berdoa kepada Allah Rabbul'alamin.

Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Mulk Ayat 1;

 تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,"

Ketika keberkahan itu hanya milik Allah, maka hanya kepada Allah lah kita meminta dan memohon. Perbanyaklah berdoa agar Allah memberikan keberkahan kepada kita, pada harta yang kita miliki, pada waktu yang kita jalani, pada umur yang diberikan-Nya, pada keluarga, istri dan anak-anak, dan pada segala urusan, mintalah agar Allah memberikan keberkahan.

Oleh karena itu hal yang paling banyak Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam meminta kepada Allah adalah keberkahan kepada para Sahabatnya. Hal ini dapat kita lihat pada hadits-hadist yang diantaranya diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori dalam shahihnya.

Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu, beliau berkata, "Orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshor pada waktu itu mereka membuat parit disekitar kota Madinah ketika terjadi perang Khandak, kemudian mereka memindahkan tanah, sambil mereka berkerja, mereka melantunkan syair, "Kami adalah orang-orang yang berbaiat kepada Rasulullah shalalluhu wasallam untuk berjihad sepanjang umur yang kami miliki, kami akan terus membela Rasulullah dan agama Allah." Kemudian Nabi shalallahu'alaihi wasallam menjawab, "Ya Allah sesungguh tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-kebaikan akhirat, berkahilah orang-orang Anshor dan berkahilah orang-orang Muhajirin."

Ini doa yang Rasulullah selalu minta dan mohon kepada Allah, sehingga sejarah telah membuktikan bahwasanya manusia yang paling mulia yang pernah tinggal dimuka bumi ini, setelah para Nabi dan Rasul adalah sahabat-sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dari kalangan Muhajirin dan Anshor, yang Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah.

Dari Urwah ibnu Zubair bin Awwam, Sahabat Urwah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah untuk membeli seekor kambing. Kemudian ia membeli dua ekor kambing dengan harga satu dinar. Ketika ia menuntun kedua ekor kambing itu, tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya dan menawar kambing tersebut. Maka ia menjual seekor dengan harga satu dinar. Kemudian ia menghadap Rasulullah dengan membawa satu dinar uang dan satu ekor kambing. Beliau lalu meminta penjelasan dan ia ceritakan kejadiannya. Maka Rasulullah pun berdoa: “Ya Allah berkatilah Urwah dalam bisnisnya.”

Sampai-sampai disebutkan dalam hadits tersebut, Beliau beli pasir, pasir yang beliau kemudian beliau jual lagi juga mendapatkan keberkahan.

Dalam riwayat Imam Tirmidzi rahimahullah disebutkan bahwa setelah Urwah didoakan oleh Rasulullah dengan keberkahan dalam jual belinya. Beliau dari Madinah keluar ke Kuffah, sebuah tempat bernama Kunasa, kemudian beliau berdagang dinegeri tersebut dan beliau mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Dan menjadi orang yang paling kaya dan paling banyak hartanya di Kuffah tersebab doa yang dipajatkan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Hal ini menunjukan kepada kita betapa pentingnya kita berdoa kepada Allah. Jangan sampai kita hanya mengandalkan kecerdasan kita, mengandalakan banyaknya modal perusahaan kita, hanya mengandalkan hebatnya manager yang bekerja diperusahaan kita, jangan sombong dan angkuh. Karena apapun gerak gerik kita jangan pernah kita lepas dari Rabbul'alamin, apapun pekerjaan kita mintalah selalu agar kita mendapatkan keberkahan dalam pekerjaan kita.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ummu Sulaim (ibunya Anas). Ketika itu Ummu Sulaim mengatakan bahwa Anas (anaknya) siap menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mendoakan Anas dalam urusan akhirat dan dunianya.

Di antara do’a beliau pada Anas adalah, “Ya Allah, tambahkanlah rizki padanya berupa harta dan anak serta berkahilah dia dengan nikmat tersebut.” (HR. Bukhari no. 1982 dan Muslim no. 660)

Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Anas dengan do’a, “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)

Dalam do’a di atas terdapat dalil bolehnya meminta pada Allah agar kita diberi banyak harta, banyak anak serta keberkahan dalam harta dan anak. Dan di sini terdapat anjuran untuk mendoakan hal dunia namun disertai dengan mendoakan keberkahan di dalamnya.

Dari Shahih Muslim, kata Anas bin Malik, "Sesungguhnya hartaku sangatlah banyak, anakku dan anaknya anakku juga sangat banyak, dan rezekinya juga dilapangkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Lihatlah bagaimana keberkahan doa Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Anas bin Malik. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak memperbanyak harta Anas bin Malik dan anaknya saja, tetapi keturunan Anas bin Malil Allah juga berikan keberkahan kepada mereka, dari sisi harta dan keturunan.

Oleh karena itu disebutkan oleh Imam Al Qurtubi rahimahullah, beliau mengatakan, "Ketika Nabi shalallahu'alaihi wasallam kepada Allah terhadap sesuatu maka Allah akan kabulkan, dan akan nampak sekali keberkahan dari doanya Rasulullah kepada orang yang beliau doakan, kepada keluarganya, kepada keturunannya."

Saat ini Rasulullah telah meninggal dan kita tidak mungkin meminta doa kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam. Akan tetapi ada pelajaran penting, kita punya tangan, kita punya lisan, kita punya hati.

Dan Allah Rabbul'alamin telah menawarkan kepada kita dalam hadits Qudsi, "Disepertiga malam terakhir, Allah bertanya, siapa yang meminta kepada Ku maka Aku akan kabulkan, siapa yang berdoa kepada Ku, Aku akan berikan apa yang dia minta."

Ambillah kesempatan emas ini, gunakan dengan baik, dan jadilah seorang muslim yang ketika mendapat masalah bukan manusia yang dia fikirkan tapi mengembalikannya kepada Allah.  Bukan apa yang dimiliki oleh manusia yang ada dibenaknya tetapi ketika dia punya masalah dan ingin mendapatkan sesuatu, maka dia akan kembali dengan waktu yang telah Allah janjikan untuk mengabulkan doanya, menyelesaikan semua masalah kita disepertiga malam terakhir.

Sebagaimana disebutkan oleh Al Imam Hakim di dalam kitab Mustadrok dari Hadits Amr bin Syu'aib an Abi an Jaddih, dimana Rasulullah sahalallahu'alaihi wasallam mengatakan, "Ketika kalian memiliki seorang budak atau kalian menikah dengan seorang wanita, atau kalian membeli hewan kendaraan kalian, maka peganglah dari kepalanya (jidatnya/ubun-ubunnya) dan berdoalah kepada Allah agar diberikan keberkahan."

Membaca doa ini;

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

"Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa." (HR. Bukhari dalam Af’al al-Ibad Hal.77, Abu Daud 1:336, Ibn Majah 1:592, Hakim 1:185, dan dihasankan Al-Albani)

Doa ini yang hampir dilupakan oleh muslimin ketika mereka mengantar pengantin laki-laki kerumah pengantin perempuan. Mereka meninggalkan sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang agung, mereka meninggalkan ajaran Rasulullah yang suci, kemudian mereka mempraktekan hal-hal yang tidak dikenal dalam Islam. Apakah akan memberikan keberkahan didalam rumah tangganya? Yang mana dia memulai rumah tangganya dengan sesuatu yang tidak benar, padahal Hadits Rasulullah begitu jelas.

Begitu juga memiliki kendaraan baru, menghadiri pernikahan, ada doa yang sudah diajarkan Rasulullah. (Doa yang tadi disebutkan diatas). Jadi tidak perlu menggunakan cara-cara lain seperti mandi kembang supaya berkah, supaya dijauhi dari masalah dalam rumah tangga. Tinggalkan itu semua dan amalkan apa yang datang dari sunnah Rasulullah.

Doa yang diajarkan oleh Nabi bagi pasangan pengantin;

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

“Semoga Allah memberikan keberkahan padamu dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”  (HR. Abu Daud no. 2130, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Apakah ada yang lebih baik dari doa ini? Apakah ada sebab yang lebih baik dari pada doa memohon keberkah dari Allah Rabbul'alamin. Tentunya tidak ada..!!

Namun mengapa terkadang keluarga muslim pada saat ini tidak ada keberkahan dalam kehidupan mereka, tidak ada keberkahan pada istri/suaminya, tidak ada keberkahan pada anaknya, tidak ada keberkahan dalam rumah tangganya. Hal ini bisa jadi karena semua dimulai dari sesuatu yang tidak benar dan berbau kesyirikan.

  1. Mencari Rezeki dari Jalan yang Halal.

Ini merupakan sebab keberkahan yang terbesar diantara keberkahan-keberkahan yang besar, yang Insyaa Allah seseorang akan diberikan kemudahan-kemudahan oleh Allah dalam hal menjadikan anak-anaknya hafal Al-Quran, anak perempuannya Ta'at kepada Allah. Ini semua bukan hanya karena hebatnya orang tua dalam mendidik anaknya, bukan karena diberikan fasilitas lembaga pendidikan terbaik atau bukan hanya sebatas perhatian si ayah dan si ibu kepada anaknya, tetapi juga berpengaruh dari apa yang dia bawa dari luar  kedalam rumahnya, dari apa yang dia berikan dari anak dan istrinya dan itu sangat berpengaruh kepada keluarganya.

Diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori dan Muslim dalam Shahih keduanya, dari Hadits Abu Said Al Khudri radhiallahu'anhu, "Disebutkan dimana sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam diberikan kemudahan rezeki mereka, diberikan kemudahan dari perhiasan-perhiasan dunia ini."

Kemudian Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam ingatkan kepada mereka,Jangan sampai dunia yang indah ini membuat kalian tertipu, jangan sampai dunia yang hijau ini membuat kalian menjadi tidak perduli halal dan haram, tidak perduli dengan hak manusia dan orang lain, korupsi, mencuri, curang dan yang semisalnya. Barang siapa yang seseorang mengambil harta dengan hak, tidak mencuri, tidak dengan cara curang, tidak dengan cara bohong, tidak dengan cara sogok menyogok. Maka Rasulullah berkata "Allah akan berkahi hartanya walaupun sedikit."

Dan doa Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam juga berlaku bagi orang yang hidup hari ini yang mereka mencari harta dari harta yang halal, Insyaa Allah mereka kena dari doanya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Sebaliknya, barang siapa yang mengambil harta dengan cara tanpa hak, dia menjual barang yang haram, dia menjual barang yang terlarang, dia mendapatkan harta dengan cara yang haram walaupun barang yang dia jual adalah barang yang halal, tetapi caranya adalah cara yang salah dan zholim, bohong, dusta. Maka kata Rasulullah, "permisalan seperti ini seperti orang makan tapi gak kenyang-kenyang." Hartanya semakin banyak dan bertambah tapi dia semakin kere, miskin, tamak. Dan ini merupakan bentuk musibah didunia sebelum diakhirat.

Berbeda dengan orang-orang yang mereka mencari rizki dengan cara-cara yang halal, mereka akan merasa cukup dengan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan. Walaupun penghasilannya sedikit, tapi senyumnya lebar seperti tidak ada masalah, padahal kerjanya serabutan dan anak-anaknya banyak. Semua ini adalah "Karena Keberkahan."

  1. Seseorang Mengambil Harta, Mencari Harta, Menerima Harta dari sesuatu yang dia tidak meminta-minta.

Dia minta sana, minta sini dengan tujuan untuk memperkaya diri, meminta sesuatu yang itu diluar dari batas hajat kebutuhannya, untuk kepentingan pribadinya. Ini akan menghilangkan keberkahan dari seseorang. Tapi kalau untuk kepentingan umat, dakwah, jihad, ini telah dilakukan oleh Rasulullah.  Rasulullah menghasung orang untuk membangun masjid, Rasulullah menghasung orang untuk menyediakan kendaraan untuk berperang, Rasulullah menghasung orang untuk sedekah kepada orang, dll.

Dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim. Dikisahkan dari Hakim bin Hizam, "Suatu ketika Hakim bin Hizam mendatangi Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dan meminta agar beliau memberinya sesuatu, Nabi shalallahu'alaihi wasallam memenuhi permintaannya. Pada kesempatan lainnya, Hakim meminta sesuatu lagi, dan beliau memberikannya. Pada ketiga kalinya, ketika Hakim meminta sesuatu pada Nabi shalallahu'alaihi wasallam, beliau masih memberinya." Tetapi kemudian Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda, "Wahai Hakim, harta memang bagaikan tanaman yang menghijau, sepintas dia adalah sesuatu yang manis. Harta merupakan keberkahan jika kita merasa cukup dan qanaah. Sebaliknya, ia tidak akan memberikan keberkahan jika kita mempunyai sifat serakah."

Kalau seandainya dia mendapat sesuatu tanpa dia minta dan sesuatu yang memang dia butuh dan dia harapkan, walaupun dia tidak meminta dengan lisannya dan dalam hatinya pun dia tidak berharap diberi. Kemudian orang memberikannya tanpa dia minta, maka Allah akan berkahi dari apa yang dia terima tersebut. Tetapi jika seandainya seseorang itu meminta karena ketamakan harta, meminta sesuatu yang bukan hajat dan sudah menjadi kebiasaan minta sana sini, untuk kebutuhan pribadinya. Kata Rasulullah, Allah tidak akan berkahi apa yang dia dapatkan tersebut, sama seperti orang yang makan gak pernah kenyang.

Oleh karena itu Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mengingatkan kita dalam haditsnya, "Merasa cukuplah engkau apa yang ada ditanganmu, maka niscaya Allah akan mencintaimu dan manusia juga akan memcintaimu."

Syaikh Utsaimin berkata,  "Tabiat manusia ketika sering diminta oleh orang lain maka dia akan jenuh dan bosan."

Maka minta dan berharaplah segala sesuatu kepada Allah Rabbul'alamin, maka kita akan dimuliakan oleh manusia. Seorang Muslim harus menjaga Izzah, kalaupun miskin jangan tampakkan kemiskinannya agar dikasihani oleh orang lain. Walaupun miskin dan tidak punya apa-apa, masih ada kewibawaan yang harus dia jaga. Dan juga seorang Muslim jangan terlalu memamerkan apa yang dia miliki karena di khawatirkan itu akan menjadi hasad dari orang lain.

Disebutkan oleh Syaikh dari fawaid Hadits ini dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Sesungguhnya Qonaahnya seorang Mukmin/merasa cukupnya seorang Mukmin dan ridhonya dia dari apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepadanya dari rezeki, dan dia tidak meminta-minta, dan dia tidak ada urusan dengan apa yang dimiliki oleh manusia. Dengan tanpa kita meminta-minta dan merasa cukup dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita, itu merupakan sebab berkah yang sangat besar dalam kehidupan seseorang walaupun rezekinya sedikit. Sebagaimana seseorang yang dia semangat meminta-minta untuk memperkaya diri, maka ini merupakan sebab dari hilangnya keberkahan darinya."

Begitu juga masuk dalam hal ini, jika seseorang menginfaqkan hartanya dijalan kebaikan, dia mengeluarkan zakat, mengeluarkan ha-hak kepada istri dan anak-anaknya, kepada anak yatim yang membutuhkan, kepada fakir miskin dengan Ikhlas, maka ini merupakan sebab keberkahan yang Allah berikan kepadanya.

Allah berfirman dalam Surat Saba ayat 39; "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya."

Dalam Hadits Shahih Muslim, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengatakan, "Harta tidak akan berkurang karena shadaqah. Allah pasti akan menambah kemuliaan seseorang yang suka memaafkan. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri karena Allah, melainkan ia akan diangkat pula derajatnya oleh Allah 'Azzawajalla." (HR Muslim)

Tidak akan pernah berkurang harta dari sedekah yang dia keluarkan, tidak ada sejarah yang kita ketahui ada orang yang bangkrut dan jatuh miskin karena banyak sedekah, yang justru sering kita mendengar orang bangkrut karena dia terlalu berfoya-foya dalam hidupnya dan tidak pernah sedekah.

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang kikir." (HR. Bukhori Muslim)

Malaikat adalah makhluk yang tidak pernah bermaksiat kepada Allah, tentunya makhluk yang tidak pernah bermaksiat kepada Allah dan mematuhi perintah Allah tentunya doanya akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setiap pagi dua malaikat turun, malaikat yang satu mendoakan keberkahan bagi orang yang berinfaq, dan malaikat yang satu mendoakan keburukan bagi orang yang bakhil dan pelit.

Rasulullah juga mengatakan, "Harta yang kau infaqkan untuk istri dan anak-anakmu itu lebih besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Infaq dengan cara yang baik dari harta yang dia dapatkan ini merupakan kebaikan dan perintah Allah Rabbul'alamin.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 267; "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik."

Tentunya tidaklah seseorang itu menjalankan perintah Allah kecuali Allah berikan keberkahan padanya.

Kita dapat mengambil pelajaran dari sebuah kisah yang disebutkan dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim dari Hadits Anas bin Malik Radhiallahu'anhu.  Abu Thalhah adalah warga Anshar paling kaya di kota Madinah, beliau memiliki Onta yang sangat banyak dan harta kekayaan yang paling dicintainya adalah sumur yang letaknya berada di ruang masuk masjid dan menghadap arah kiblat ke Masjid.

Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam masuk ke rumah Abu Thalhah  untuk minum dari sumur tersebut dan menjadi sehat. Lalu Allah menurunkan Surat Al Imron ayat 92;

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai"

Anas bin Malik mengatakan riwayat dari Abu Thalhah yang mengatakan:  "Dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah sumur Ha', maka aku Shadaqahkan karena Allah mengharap kebaikan dan tabungan di sisiNya."

Begitulah para sahabat Rasulullah, begitu cepat mereka bersegera untuk menuju perintah Allah, begitu bersegera menyambut dari pada perintah Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Lalu Rasulullah mengatakan; "Masya Allah luar biasa engkau wahai Abu Thalhah, ini harta yang engkau sedekahkan akan bertambah untukmu, harta yang kau berikan akan bertambah untukmu (Rosul mengulang-ngulang ucapan ini), aku memandang bahwasanya engkau bagi ini kepada kerabat dekatmu itu lebih baik."

Kemudian dibagilah oleh Abu Thalhah kepada kerabat dekatnya dan juga kepada anak pamannya. Karena memang infaq yang paling baik adalah kepada kerabat dekat. Infaq yang diberikan kepada kerabat dekat kita dapat dua pahala, yaitu pahala kekerabatan/silahturahmi dan pahala dari sedekah.

Wallahu'alam bishowab...

___________

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu diberikan keberkahan, kesehatan dan ditetapkan dalam iman dan islam. Aamiin Ya Rabbana... 

 

Komentar

  1. MasyaAllah semoga Allah tambahan keberkahan dalam diri ini amin, terima kasih tulisannya mbak Ani, semoga menjadi amal jariyah.

    BalasHapus
  2. Ya Allah, Semoga Allah selalu berkahi setiap langkah2 kita

    BalasHapus
  3. Aamiin, kita selalu minta sama Allah tetapi sering lupa meminta untuk keberkahan rizki yang dititipkan pada kita ya mba.

    BalasHapus
  4. Semoga kita senantiasa diberi keberkahan, amin. Makasih sharingnya mba.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas