Kisah Mulia Sahabat Bilal bin Robah

CATATAN KAJIAN ONLINE

KISAH MULIA SAHABAT BILAL BIN ROBAH

Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA.

SELASA, 09 Februari 2021/ 19.45 WIB / Via : Zoom


Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu dari Habasyi lahir di Mekkah dan hidup ditengah Bani Jumah salah satu dari keturunan orang-orang Quraisy. Ibunya bernama Hamamah seorang yang berkulit hitam, dan Ayahnya juga seorang yang berkulit hitam. Mereka berdua adalah budak. Oleh karenanya Bilal bin Robbah sejak dilahirkan sudah berstatus sebagai seorang budak. Sehingga ia dikenal dengan Bilal al-Habasyi.

Sebagian ahli sejarah mengatakan Bilal Qurasy Taimi, maksudnya dia dinisbahkan kepada Bani Taimi karena yang memerdekakan beliau adalah Abu Bakar at Taimi, karenanya Bilal dinisbahkan kepada yang memerdekannya.

Sebelum memeluk Islam beliau sempat menjadi budak dari Abdullah bin Jud'an yang sangat terkenal dermawan, namun meninggal dalam kondisi musyrik dizaman jahiliyah.

Dalam Shahih Muslim, Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan Abdullah bin Jud'an yang dahulu suka menyambung tali silahturahmi, yang suka memberi makan fakir miskin dan memuliakan tamu. Apakah hal itu bermanfaat baginya diakhirat.? Nabi sahalallahu'alahi wasallam berkata "Dia tidak pernah sekalipun mengucapkan, ya Allah ampuni dosa-dosaku pada hari pembalasan."

Seakan-akan hal ini, Rasulullah mengatakan bermanfaat segala kebaikan yang dilakukannya semasa hidupnya.

Dan dia punya budak yang bernama Bilal bin Robbah yang bekerja sebagai penggembala kambing-kambingnya. Akan tetapi saat Bilal masuk Islam, maka dia dibawah majikan yang lain yaitu  Ummayah bin Khalaf.

Kunyah Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu adalah, Abu Abdul Karim, ada juga yang mengatakan Abu Amr, ada juga yang mengatakan Abu Abdillah.

Setelah Bilal masuk Islam, Dia dimuliakan oleh para sahabat dan memiliki banyak kemuliaan diantaranya adalah,

- Muadzinnya Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

- Dijamin masuk Surga oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

- Dia juga ditugaskan oleh Nabi untuk menjaga Baitul Maal.

Dalam Al Mustadrok Al Hakim, beliau meriwayatkan, "Ada saudaranya Bilal dan orang menyangka dia orang Arab. Saudaranya Bilal ini melamar seorang wanita dari Arab. Karena mereka tau orang itu adalah saudaranya Bilal, maka mereka menghargai. Kemudian mereka berkata, "Kalau Bilal bisa hadir, kami akan nikahkan engkau dengan putri kami."

Hal ini menunjukan bagaimana mereka sangat memuliakan Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

Maka Bilalpun hadir, dan Bilal mengatakan, "Saya adalah Bilal bin Robbah, yang mau melamar ini adalah saudaraku. Tapi saudaraku ini akhlaknya buruk agamanya buruk, kalau kalian ingin menikahkan dia silahkan kalau tidak juga tidak masalah, tinggalkan saja dia."

Hal ini juga menunjukkan Bilal berkata jujur, tidak membela suadaranya dan mengatakan kejadian yang sebenarnya tentang saudaranya.

Maka mereka mengatakan, "Wahai Bilal, engkau adalah saudaranya dan dia adalah suadaramu, maka kami akan tetap nikahkan."

Hal ini menunjukan bagaimana kemuliaan Bilal disisi para sahabat.

Umar pernah berkata, "Abu Bakar adalah pemimpin kami dan orang mulia kami, dan dia telah memerdekakan orang mulia kami yaitu Bilal."

Disini Umar menamakan Bilal dengan Sayyid, dan ini tidak lain Allah memuliakan dan mengangkat derajat Bilal karena dia telah mengagungkan Allah dalam setiap adzan yang beliau kumandangkan.

Sifat-sifat Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu dari sisi Akhlak :

  • Bilal dikenal sebagai seorang yang sangat pemberani.
  • Sabar dalam menghadapi gangguan dan ujian. Hal ini terlihat bagaimana teguhnya pendiriannya saat ddisiksa karena keislamannya.
  • Bilal termasuk orang yang sabar dan pemberani dan selalu ikut dalam peperangan jihad bersama Nabi.

Setelah Nabi wafat, Bilal masih terus berjihad ikut perang. Sampai ke negeri Syam dia ikut berperang. Bilal datang kepada Abu Bakar, karena Abu Bakar ingin Bilal untuk menjadi Muadzinnya Abu Bakar setelah Rasulullah meninggal. Maka Bilal berkata, "Wahai Abu Bakar, kalau dulu kau merdekakan aku karena Allah, biarkanlah aku pergi kemana aku hendak pergi. Tapi kalau kau merdekakan aku untuk dirimu, tahanlah aku untuk bersamamu maka aku akan menuruti keinginanmu."

Maka Abu Bakar berkata, "Pergilah kemana kau hendak pergi." Kemudian Bilal pergi kenegeri Syam untuk berjihad kesana.

Diantara pertempuran  yang diikuti Bilal diantaranya perang badar, saat Bilal membunuh Ummayah bin Khalaf.

Saat perang Badar ternyata Ummayah bin Khalaf tidak mampu berbuat apapun, ia kemudian menemui Abdurrahman bin Auf, dan berkata "Wahai Abdurrahman bin Auf jadikanlah aku tawananmu." Hal ini bertujuan agar dia tidak dibunuh oleh kaum muslimin.

Ketika itu Bilal melihat Ummayah bin Khalaf dan Bilal berkata, "Inilah Ummayah bin Khalaf gembongnya orang kafir."

Abdurrahman bin Auf, berkata "Wahai Bilal dia adalah tawananku."

Bilal berkata "Salah satu diantara kami harus mati, aku atau dia yang mati."

Akhirnya Ummayah bin Khalaf pun dibunuh setelah peristiwa perang Badar.

  • Bilal Amanah.

Dijadikan Muadzinnya Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

Nabi shalallahu'alaihi wasallam mempunyai beberapa Muadzin, diantaranya,

- Bilal bin Robbah

- Abu Mahdzuroh

Namun Bilal adalah orang pertama yang mengumandangkan adzan.

Beliau diberi amanah, Untuk melihat kapan waktu Adzan, untuk memahami tentang waktu sholat, melihat kapan waktu sahur selesai, kapan waktu berbuka dimulai, bila pagi tiba Bilal harus melihat fajar untuk mengetahui kapan harus mengumandangkan Adzan.

Menjadi penjaga Baitul Maal. Yaitu penjaga brangkasnya kaum muslimin. Ini menunjukan bahwa Bilal adalah orang yang amanah, sehingga diberi tugas seperti itu.

Dari Abu Hurairah, Nabi shalallahu'alaihi wasallam bersabda, "Imam yang bertanggung jawab, adapun Muadzin adalah yang diberi amanah."

  • Bilal Tawadhu; Beliau sangat tawadhu dan tidak lupa dengan kebaikan orang-orang pernah baik kepadanya.

Ibnu Asakir menyebutkan dalam kitab tarikhnya, dari Qois beliau berkata, "Sampai ada sebagian orang mengatakan bahwa Bilal lebih mulia dari pada Abu Bakar." Maka Bilal mengatakan, "Bagaimana kalian mengatakan aku lebih baik dari pada dia, aku ini hanya salah satu kebaikan dari kumpulan kebaikan Abu Bakar."

Keutamaan Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

  • Termasuk orang-orang yang pertama kali masuk Islam. (Tujuh diantara orang-orang yang pertama masuk Islam diantaranya Bilal).
  • Termasuk dari kaum Muhajirin.
  • Termasuk ahli Badri ; Yang Allah pernah berkata kepada peserta perang Badar.

Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia berkata Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah yang Maha Barakah dan Maha Tinggi melihat ahli Badr, Allah berfirman, ‘Berbuatlah kalian sekehendak kalian. Aku telah memberi ampun kepada kalian.’”

Karena para ahlul Badar telah membayar terlebih dahulu, sehingga dosa-dosa yang mereka lakukan akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Diantaranya adalah Bilal bin Robbah.

  • Beliau dijamin masuk surga.

Dalam Hadits Imam Bukhari dalam shahihnya, "Sesungguhnya aku mendengar suara gerakan dua sandalmu (Bilal) di hadapanku di surga". Nabi bertanya kepada Bilal, "Amalan apa yang sudah engkau kerjakan.?" Bilal berkata, "Tidaklah aku bersuci kecuali aku sholat sunnah wudhu dua rakaat."

Sifat Fisik Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari Makhul, dia berkata, "Telah mengabarkan kepadaku orang yang pernah melihat Bilal. beliau adalah Seorang yang sangat hitam, Kurus, Tinggi (sehingga agak bungkuk karena tingginya), Punya rambut yang banyak, jenggotnya tidak lebat dan dijenggotnya terdapat banyak uban-uban dan tidak dirubah dengan warna lainnya.

Adapun Islamnya Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

Ibnu Mas'ud termasuk orang yang pertama kali masuk Islam, beliau berkata, "Yang pertama kali menampakkan Islamnya ada tujuh orang, (Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, Abu Bakar , Amr bin Yasir, Ummu Sumayyah, Suhaib, Bilal dan Al-Miqdad)

Adapun Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tidak ada yang bisa menganggu beliau karena keislamannya, hal ini karena Rasulullah dibela oleh pamannya Abu Thalib yang musyrik.

Adapun Abu Bakar tidak ada yang berani mengganggunya karena dia dati Bani Taimi.

Adapun sisanya maka diambil oleh musyrikin, dipakaikan baju dari besi kemudian dijemur dibawah matahari. Tidak seorangpun dari mereka kecuali akhirnya terpaksa mengikuti kemauan mereka. Seperti Amr bin Yasir yang akhirnya mengucapkan kalimat kufur, tapi dimaafkan. Semuanya mengucapkan kalimat kufur kecuali Bilal yang tetap mengatakan, "Ahadun Ahad."

Bagaimana Bilal bin Robbah disiksa karena keislamannya?

Ibnu Hisyam menyebutkan, Umayyah bin Khalaf dia keluarkan Bilal ketika panas terik dan diletakkan batu besar di atas dada Bilal. Kemudian Umayyah bin Khalaf berkata kepada Bilal, "Kau akan begini terus sampai kau mati wahai Bilal, atau kau kufur kepada Muhammad maka akan selesai, dan kau menyembah Latta dan Udza."

Tapi Bilal walaupun dalam kindisi seperti itu dia tetap berkata, "Ahadun Ahad."

Ibnu Majah menyebutkan, Bilal diarak oleh anak-anak kemudian digeret dan disiksa.

Dia tetap berkata, "Ahadun Ahad."

Dimana Bilal termasuk orang-orang yang lemah (tidak memiliki pelndung yang kuat dari kalangan orang musyrik), dan dia disiksa ketika dia masuk Islam diminta agar dia meninggalkan islam dan kembali menyembah berhala. Banyak orang-orang yang ikut menyiksanya, tapi tetap dia bertahan diatas agamanya, menunjukan kesabaran Bilal dalam menghadapi segala ujian. Sebagaimana kita ketahui, ketika Bilal masuk Islam dia disiksa oleh majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf. Bilal dibawa ketengah lapangan diletakkan diatas pasir yang panas, dihadapan pada khalayak untuk dicambuk dan disiksa, kemudian diletakkan batu diatas dadanya, dipaksa untuk mengucapkan kalimat kekufuran.

Tapi Bilal tetap mengatakan, "Ahadun Ahad." (Allah Maha Esa)

Kalimat itu semakin membuat orang musyrikin jengkel pada Bilal.  

Sementara Bilal mengatakan "Ahadun Ahad (Allah Maha Esa). Bilal tidak mengatakan Ar-Rahman, Al-Ghofur, Al-Khowi, Al-Aziz. Tapi Bilal memilih kata yang membuat mereka jengkel, yaitu "Ahadun Ahad (Allah Maha Esa)." Walaupun disiksa berulang-ulang tapi Bilal tetap mengatakan Allah Maha Esa.

Ummayah bin Khalaf menyiksa Bilal dihadapan masyarakat, agar masyarakat ambil pelajaran kalau meninggalkan agama nenek moyangnya maka akan bernasib seperti Bilal. Akan tetapi tujuan Ummayah tidak tercapai, karena orang-orang kagum melihat bagaimana tegarnya Bilal. Disiksa oleh tuannya tidak perduli, tetap mengatakan "Ahadun Ahad."

Siksaan berikutnya, Bilal diarak oleh anak-anak, digeret di tanah, dengan siksaan yang luar biasa. Dan Bilal tidak pernah berubah tetap mengatakan "Ahadun Ahad."

Bagi Bilal nyawanya ringan disisi Allah Sunhanahu wa Ta'ala, walaupun dia dianggap hina bagi kaumnya.

Disebutkan Abu Bakar radhiallahu'anhi melewati Umayyah bin Khalaf yang sedang menyiksa Bilal.

Dalam sebagian riwayat Rasulullah menyebutkan, "Ya Abu Bakar, sesungguhnya Bilal disiksa karena membela Allah Subhanahu wa Ta'ala." Karena Rasulullah tidak punya uang untuk membeli Bilal. Maka Abu Bakar berjalan menuju Umayyah bin Khalaf dan berkata "Wahai Umayyah tidakkah kau takut kepada Allah, kau siksa orang miskin ini mau sampai kapan."

Umayyah bin Khalaf berkata "Abu Bakar, engkau yang menjadikan Bilal begini, karena kalian dia masuk Islam. Kalau kau mau selamatkanlah dia."

Abu Bakar berkata, "Baik saya akan selamatkan dia, kebetulan Umayyah saya punya budak sama hitam seperti Bilal dan dia lebih kuat dari Bilal dan dia Musyrik seperti kalian. Kalau kau mau kita barter."

Kata Umayyah, "Aku terima."

Kenapa tawaran tersebut diterima, karena saat itu Umayyah bin khalaf sedang perang saraf dengan Bilal, dia siksa Bilal tiap hari supaya Bilal nurut sama dia dan dia menang. Tapi dia selalu kalah terus dari Bilal karena Bilal selalu mengatakan, "Ahadun Ahad." Maka kapan Bilal dimerdekakan maka dia akan berlepas diri terhadap Bilal. Akhirnya Bilal merdeka dan menjadi budaknya Abu Bakar, kemudian diapun belajar agama dan mengikuti Nabi dan akhirnya berhijrah ke kota Madinnah mengikuti Nabi dan Abu Bakar.

Disebutkan dalam Shahih Bukhari dari Aisyah radhiallahu'anha, "Ketika Abu Bakar sampai di Madinnah, maka Abu Bakar dan Bilal terkena demam, sampai Nabi berdoa agar demam tersebut dipindahkan ke Jurfah."

Sesuai dengan ketentuan pada saat itu, bila ada orang yang datang ke Madinnah maka ia akan dipersaudarakan dengan penduduk Madinah, maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mempersaudarakan Bilal dengan Ubaidah bin Harits bin Abdul Muthalib.

Setelah di Madinnah Bilal mengikuti segala peperangan yang dilakukan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Sampai akhirnya Fatuh Mekkah, dari Ibnu Umar beliau berkata, "Rasulullah datang pada Fatuh Mekkah diatas tunggangnya sambil membonceng Usamah bin Zaid, dan bersama Nabi ada Bilal, dan bersama Bilal ada Utsman bin Thalhah. Kemudian beliau menderemkan Ontanya di Masjidil Haram. Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk mendatangkan kunci Ka'bah lalu pintu Ka'bah dibuka.

Kemudian masuklah dalam Ka'bah bersama Usamah, Bilal dan Utsman.

Maka Nabi diam dalam Ka'bah cukup lama lalu Nabi keluar.

Intinya Bilal diantara orang special yang diajak masuk ke dalam Ka'bah ketika Fatuh Mekkah.

Keistimewaan Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

  • Selalu melaksanakan sholat sunnah wudhu.

Kata Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dalam satu Hadits, "Ya Bilal, Aku memasuki surga, dan tak kudengar apapun kecuali ada suara di depanku. Semalam aku memasuki surga, aku mendengar ada derap suara di depanku. Bilal berkata, ‘Hai Rasulullah, tidaklah aku mengumandangkan adzan kecuali setelahnya aku shalat dua rakaat. Dan tidak pula aku berhadats (wudhuku batal), kecuali aku berwudhu kembali. Dan aku memandang untuk Allah dua rakaat kupersembahkan’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi, ‘Karena dua rakaat inilah’.” (HR. At-Turmudzi dalam Kitab Manaqib, Bab Manaqib Umar bin al-Khattab 3689 dan Ahmad 23090).

  • Orang Habasyah yang pertama masuk ke Surga.

Dari Abu Umamah al Bahili, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda, "Aku adalah orang Arab yang lebih dahulu ke Surga, dan Suhaib ar Rumi adalah yang pertama kali masuk Surga dari Romawi, dan Bilal adalah orang Habasyah yang pertama masuk Surga, adapun Salman Al Farisi adalah orang Persia yang pertama kali masuk Surga."

  • Bilal adalah Muadzinnya Nabi shalallahu'alaihi wasallam yang pertama karena suaranya yang sangat tinggi.

Hadits tentang kisah Adzan, dimana Abdullah bin Zaid bermimpi, kemudian ada orang yang mengajarkan dia beradzan.

Sebelum ada lafadz adzan, orang-orang bermusyawarah tentang bagaimana cara mengetahui masuknya waktu sholat, diantara mereka ada yang memberi pendapat :

- Bagaimana kalau adzan nyalakan Api, ini tidak baik karena mengikuti orang Majusi.

- Bagaimana kalau adzan pakai tiupan terompet, ini juga tidak baik karena seperti orang Yahudi.

- Bagaiamana kalau adzan sesuatu yang dipukul kemudian berbunyi seperti lonceng, ini juga tidak baik karena seperti orang Nashrani.

Sampai akhirnya dalam mimpi Abdullah bin Zaid mengatakan, "Saya bertemu dengan seseorang yang mengatakan kepada engkau yang lebih baik daripada ini, yaitu Adzan. Lalu diajarkan."

Ketika pagi hari Abdullah bin Zaid datang kepada Rasulullah dan dia aku menceritakan tentang mimpiku.

Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengatakan, "Mimipimu adalah mimpi yang benar, maka ajarkan Bilal, karena Bilal suaranya lebih keras dan nafas lebih panjang daripada engkau. Ajarkan kepada dia apa telah kau lihat dalam mimpimu, dan hendaknya Bilal mengumandangkan Adzan sebagaimana yang kau lihat dalam mimipimu."

Maka jadilah Bilal Muadzan yang pertama dalam Islam. Dan Nabi menugaskan Bilal untuk adzan, baik tatkala Nabi sedang mukim ataupun sedang safar.

Nabi pernah berkata kepada Bilal, "Wahai Bilal istirahatkanlah kami dalam Sholat."

Maksudnya kumandangkanlah Adzan.

Ibnu Abi Syaibah, bahwasanya Bilal mengumandangkan Adzan diatas Ka'bah pada saat Fatuh Mekkah. Dan Bilal terus mengumandangkan Adzan sampai Rasulullah shallahu'alaihi wasallam meninggal.

Rasulullah punya muadzin yang lain, diantaranya adalah;

- Ibnu Ummi Maktum

- Abu Mahdzurah

Disebutkan dalam satu riwayat. Setelah Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam Bilal tidak mau adzan lagi.

Ibnu Saad dalam Thabaqad dengan sanadnya mengatakan, "Ketika Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam meninggal dunia dan belum dikuburkan, maka Bilal mengumandangkan adzan.

Ketika Bilal mengucapkan, "Ashadu anna Muhammadar rasulullah."

Orang-orang kaget mendengar perkataan tersebut.

Akhirnya Bilalpun pergi meninggalkan kota Madinnah, dan Bilal berkata,

"Aku tidak akan mengumandangkan adzan setelah Rasulullah meninggal dunia."

Bagaimana Wafatnya Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

Said bin Abdil Aziz berkata tentang wafatnya Bilal. Tatkala Bilal akan meninggal dunia, menjelang ajalnya dia berkata, "Besok kita akan bertemu dengan para kekasih yaitu Muhammad dan teman-temannya."

Maka Istrinya berkata, "Celaka engkau wahai bilal," hal ini diucapkan karena Istrinya sedih karena artinya Bilal akan meninggal.

Bilal berkata, "Justru ini kegembiraan." Kegembiraan bagi Bilal untuk bertemu dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Beliau wafat di Damaskus di Syam pada tahun 20 Hijriah, dan usianya sekitar 60 sekian tahun. Inilah sedikit tentang kisah Bilal bin Robbah radhiallahu'anhu.

Komentar

  1. Masya Allah, oh iya mba kalau kisah Bilal yang adzan lagi setelah Rasulullah meninggal karena diminta oleh cucu Rasul itu bener gak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya denger itu, diminta Abu Bakar. setelah itu Bilal tidak ada azdan lagi dan hijrah ketempat dimana dia wafat. Wallahu'alam.
      Nanti kalo ada kajian bahas siroh, aku tanyain ya Mbak 😊

      Hapus
  2. MasyaAllah kesabaran dan kekuatan Bilal bin Rabbah meskipun di siksa tetap pada pendiriannya,Bilal yang tetap mengatakan, "Ahadun Ahad." MasyaAllah Allah akbar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. semoga kita juga tetap istiqomah dalam iman & islam ditengah jaman fitnah ini. Aamiin...

      Hapus
  3. Kisah Bilal bin Rabah ini adalah kisah yang aku suka. Gimana kuatnya Bilal mempertahankan keislamannya padahal diberi siksaan yang berat oleh orang-orang kafir. Tiap baca kisahnya jadi merasa nyeri sendiri mba. Ga kebayang sadisnya siksaan yang dirasakan Bilal.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas