Kemuliaan Asma binti Abu Bakar
CATATAN KAJIAN ONLINE
KISAH KEMULIAAN ASMA
BINTI ABU BAKAR
Nara Sumber : Ustadz DR. Firanda
Andirja, LC., MA
Selasa, 16 Februari 2021 / 19.45 WIB/ Via ZOOM
- Nasab Asma binti Abu Bakar radhiallahu'anha.
Ayahnya Asma. Abu Bakar radhiallahuanhu
yang menikah dengan 4 wanita.
- Qutaylah
binti Abdul Uzza. Anaknya Asma binti Abu
Bakar dan Abdullah
bin Abu Bakar. (Yang
membantu Nabi ketika Nabi Hijrah, kalau malam dia tidur bersama Nabi dan
Abu Bakar di Gua Tsur, kemudian siang harinya pergi ke Mekkah mencari
berita)
- Asma
binti Umays. Anaknya Muhammad bin Abu Bakar. (Yang lahir pada saat
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam akan melaksanakan Haji dan melahirkan di
Bir Ali)
- Ummu
Ruman. Anaknya Aisyah binti Abu
Bakar radhiallahu'anha (Istri Nabi, lebih muda belasan tahun dari Asma), Abdurahman bin Abu
Bakar.
- Habibah
binti Kharijah al Anshoriyah. Anaknya Ummu Kultsum binti Abu Bakar (Lahir setelah wafatnya Nabi).
- Lahir dan wafatnya Asma binti Abu Bakar.
Lahir kurang lebih tahun
27 sebelum hijrah.
Wafat tahun 73 hijriah (Usia beliau sekitar 100
tahun), beliau
adalah orang terakhir yang wafat dari kalangan Muhajirin.
Adapun Qutaylah binti
Abdul Uzza.
Diceraikan oleh Abu
Bakar, apakah muslim atau tidak, wallahu'alam tidak pernah diketahui.
Tetapi pernah dia datang
kepada kekota Madinnah diperjanjian Hudaibiyah (antara tahun ke 6-7 Hijriah),
untuk menjenguk putrinya Asma. Kemudian
dia membawa pemberian kepada Asma, maka Asma minta ijin kepada Nabi
shalallahu'alaihi wasallam. Diantara wara nya Asma,
dia tidak langsung menyambut ibunya, dia tanya Rasulullah, "Sesungguhnya ibuku
datang dan dia dalam kondisi ingin bertemu dengan aku, apakah aku menyambung
silahturahmi dengan ibuku sementara sia musyrika."
Kata Nabi shalallahu'alaihi
wasallam, "Iya,
sambung silahturahmi dengan ibumu."
Apakah Qutaylah akhirnya masuk
Islam atau tidak, sebagian ulama mengatakan kalau dia bertahan sampai Fathuh
Mekkah baru masuk Islam. Wallahu'alam
bishowab.
Yang jelas ketika dia
bertemu dengan Asma binti Abu Bakar di tahun 6-7 Hijriah dia masih dalam
kondisi musyrik.
Maka turunlah Firman Allah :
"Allah tidak
melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." [QS. Al-Mumtahanah : 8]
Bapaknya Abu Bakar
adalah Abu Quhafah. Abu
Quhafah masuk Islam belakangan.
Jadi riwayat Asma adalah Bapaknya Sahabat Nabi, Kakeknya Sahabat Nabi, Suaminya Sahabat (yang dijamin masuk surga). Saudara-saudaranya ada
Abdullah, ada Abdurahman, Aisyah, semua dari keluarga Islami.
- Sirah Asma binti Abu Bakar secara singkat.
Gelar Asma binti Abu
Bakar adalah "Dzatun
Nithaqain" (Pemilik dua ikat pinggang)
Nithaq yaitu ; Ikat yang dipakai yang
dipakai semacam kain kecil untuk mengikat pinggang wanita di zaman dahulu,
dalam rangka untuk giat bekerja. Artinya kalau mereka mau kerja
lebih giat, roknya diangkat agar tidak melorot sehingga bisa gerak dengan
gesit.
Beliau diberi gelar
"Dzatun Nithaqain" diriwayatkan dalam suatu riwayat, bahwasanya Nabi
yang memberi gelar tersebut. Dan
para sahabat mengenalnya dengan Dzatun Nithaqain.
Kenapa diberi gelar
tersebut? Karena
Nabi shalallahu'alaihi wasallam ketika hendak hijrah bersama ayahnya Abu Bakar
maka yang menyiapkan makan adalah Asma.
Ini perjalanan penentu
bagaimana kelanjutannya Islam dengan berhijrah Nabi shalallahu'alaihi wasallam
dengan Abu Bakar ke kota Madinnah. Inilah awal dari berkembangnya Islam.
Diantara terjadinya
proses hijrah tersebut adalah Asma binti Abu Bakar. Dia siapkan makanan
kemudian dia tidak menemukan tali untuk mengikat makanan. Akhirnya dia ambil
tali pinggangnya lalu memotongnya menjadi dua. Satu untuk mengikat
makanan dan yang satunya dia pakai. Sejak saat itu dia dikenal dengan
"Dzatun Nithaqain" (pemilik dua ikat pinggang). Gelar yang Mulia bagi
Asma, menjadikan dia diingat semua orang
karena turut serta mempunyai
peran besar dalam terjadinya Hijrah yang menyebabkan Islam berkembang luar biasa.
Setelah Rasulullah
shalallahu'alaihi wasallam bersama Abu Bakar pergi hijrah. Maka orang-orang Quraish sibuk mencari
Rasulullah dan Abu Bakar, mereka kehilangan Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Dan mereka datang
kerumah Abu Bakar, mereka mendapati Asma.
Asma sangat pemberani,
lalu asma keluar menemui mereka orang-orang Quraish. Kata Abu Jahal bin
Hisyam yang saat itu berdiri dipintu rumah Abu Bakar, "Dimana
bapakmu.?"
Asma menjawab, "Aku tidak tahu
dimana ayahku."
Maka Abu Jahal memukul wajah Asma hingga anting-antingnya terlepas karena begitu kuatnya hantaman Abu Jahal. Hal ini
menunjukkan begitu besar keberanian Asma dalam
menghadapi Abu Jahal.
- Pernikahan Asma
Abu Bakar menikahkan
Asma binti Abu Bakar dengan Zubair bin Awwam (Sepupu Nabi Sallallahu βalaihi
Wasallam) yang merupakan seorang
sahabat mulia yang dijamin masuk Surga. Asma menikah dengan
Zubair bin Awwam sebelum
hijrah. Anak-anak
Asma dan Zubair bin Awwam radhiallahu'anhu adalah :
Diantara anak
laki-lakinya bernama;
- Abdullah bin Zubair
(sahabat); Anak
pertama kaum muslimin yang lahir setelah hijrah. Dan ketika Abdullah bin
Zubair lahir dibawa kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam, maka Nabi
mentahniq. Yang pertama kali masuk dalam mulut Abdullah bin Zubair adalah air
liur Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
- Assem bin Zubai
- Al-Monzer bin Zubair
- Urwah bin Zubair (anak bungsu Asma dan Zubair, lahir dizaman Khalifah Umar bin Khatab. Urwah sering meriwayatkan hadits) Kalau kita sering dengar Hadits biasanya ada riwayat Urwah bin Zubair dari Aisyah (karena Aisyah ini bibinya Urwah).
Diantara anak
perempuannya bernama;
- Khadijah al-Kubra binti Zubair
- Ummu al-Hassan binti Zubair
- Aisyah binti Zubair
Zubair bin Awwam terkenal sebagai seorang suami yang pencemburu dan Asma mengerti tentang kondisi suaminya.
Hadits diriwayatkan oleh
Bukhari, Asma bercerita, "Zubair
bin Awwam ketika menikahiku adalah seorang yang miskin, tidak punya harta dan
budak. Kecuali ada seekor Onta dan seekor Kuda.
Maka aku kerja untuk
bantu suamiku, aku mengurusi kudanya mengambil makannya dan air, aku membuat
adonan roti. Aku tidak pandai membuat roti tetapi tetangga-tetanggaku bantu aku
untuk buat roti. Dan mereka adalah tetangga-tetangga yang baik.
Dan aku mengangkat biji-bijian
diatas kepalaku dari tanahnya Zubair yang Rasulullah berikan untuk Zubair, dan
jaraknya kira-kira 4 km.
Satu hari aku datang dan
aku mengangkat biji-bijian diatas kepalaku, kemudian ditengah jalan aku bertemu
dengan Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dan beberapa kaum Anshor.
Kemudian Rasulullah
memanggilku untuk duduk dibelakangnya.
Aku ingin dibonceng oleh
Nabi karena aku capek. Tapi aku malu berjalan bersama rombongan laki-laki.
Aku ingat Zubair suamiku
dan bagaimana dia cemburunya, aku khawatir dia cemburu kepadaku karena aku
berjalan bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Rasulullah melihatku
tidak mengikutinya maka Rasulullahpun melanjutkan
perjalanannya.
Kemudian aku datang
kepada suamiku Zubair bin Awwam, "aku tadi bertemu Nabi shalallahu'alaihi
wasallam ketika aku sedang mengangkat biji-bijian diatas kepalaku, dan beliau
bersama sahabat-sahabatnya, kemudian dia tundukan Onta agar aku naik ke Onta
tersebut. Tapi aku malu kepada Nabi dan aku ingat engkau pencemburu."
Ini menunjukan kasih sayang istrinya kepada suaminya, dan ini merupakan amal sholeh. Dia tahu suaminya cemburu dan dia cerita kepada suaminya supaya suaminya lebih sayang.
Kata Zubair bin Awwam, "Demi Allah, kau
angkat biji-bijian diatas kepalamu itu lebih berat dari pada kau duduk di
belakang Nabi
shalallahu'alaihi wasallam."
Artinya, Zubair mengatakan tidak masalah selama itu bersama Nabi.
Maka Asma berkata, "Sampai akhirnya
Abu Bakar ayahku mengirim kepadaku pembantu yang akhirnya mengurusi kudanya
Zubair bin Awwam. Maka aku tidak capek-capek lagi mengurusi Kuda harus jalan
tiap hari berkilo-kilo. Seakan-akan Abu Bakar telah memerdekakan aku dari
perbudakan."
Zubair bin Awwam juga
seorang suami yang
keras terhadap Asma.
Dalam riwayat
disebutkan, Asma
pergi kepada ayahnya Abu Bakar, dan diapun mengeluhkan tentang suaminya,
suaminya begini dan begini.
Artinya, tidak mengapa seorang wanita pergi ke orangtuanya untuk berdiskusi urusan rumah tangganya, karena yang menikahkan dia adalah bapaknya.
Kata Abu Bakar, "Wahai putriku
sabarlah engkau terhadap suamimu, sesungguhnya seorang wanita kalau punya suami
yang sholeh kemudian suaminya meninggal dan wanita tersebut tidak menikah lagi
setelah itu, maka mereka berdua akan dikumpulkan oleh Allah di Surga."
- Perceraian Zubair bin Awwam dengan Asma binti Abu Bakar.
Tapi ahirnya
dipenghujung Zubair bin Awwam menceraikan Asam binti Abu Bakar.
Adapun sebabnya ada
beberapa riwayat kenapa Zubair bin Awwam menceraikan Asma.
Disebutkan salah
satunya, Bahwasanya
terjadi pertengkaran antara Zubair bin Awwam dengan Asma, akhirnya Asma
berteriak memanggil putrannya Abdullah. Maka Abdullah pun datang
ingin menolong ibunya, maka bapaknya mengatakan, "Wahai Abdullah bin
Zubair putraku, kalau kau masuk kerumah ini, ibumu aku cerai."
Akhirnya Abdullah bin Zubair tetap masuk ingin membela ibunya. Maka akhirnya jatuh talak. Dan akhirnya Asma dirawat oleh putranya Abdullah bin Zubair. Asma kemudian menjalani kehidupan bersama putranya Abdullah bin Zubair.
Dan kemudian akhirnya Asma dicerai oleh Zubair bin awwam radhiallahu'anhu, dan diapun tinggal bersama putranya Abdullah ibnu Zubair.
Terjadi fitnah, sebagian
Bani Umayyah dinegeri Syam. Abdullah
bun Zubair memisahkan diri, kemudian diapun menjadi pemimpin di kota Mekkah.
Dan orang-orang membaiat beliau. Kemudian terjadi fitnah dan
akhirnya terjadi pertempuran antara Bani Umayyah dengan Abdullah bin Zubair,
akhirnya meninggal Abdullah bin Zubair diserang oleh Hajjaj bin Yusuf
ats-Tsaqafi.
Tatkala orang-orang
mulai meninggalkan Abdullah bin Zubair, ketika itu diserang oleh pasukan dari
negeri Syam. Maka Abdullah bin Zubair datang kepada ibunya yang sudah sangat
tua ketika itu.
Kemudian dia berkata, "Wahai ibunda,
orang-orang sudah meninggalkan aku, dan tidak ada yang tersisa bersamaku
kecuali tinggal sedikit orang. Dan yang bersamaku adalah orang yang tidak
sabar, tidak bisa bertahan lama. Sementara orang kalau aku minta dunia mereka
kasih, bagaimana menurutmu wahai ibunda.?"
Maka Asma menjawab, "Engkau lebih tau
tentang dirimu wahai Abdullah bin Zubair, engkau orang yang rajin beribadah,
rajin puasa, rajin sholat malam. (Disebutkan kalau beliau
sholat maghrib, beliau sujud beliau tidak angkat kepalanya kecuali adzan Isya).
Wahai putraku, kalau kau
tahu bahwasanya kau diatas kebenaran, dan kau menyuruh kepada kebenaran, maka
lanjutkanlah. Telah terbunuh kawan-kawanmu, jangan engkau serahkan lehermu
begitu saja, kemudian kepalamu dijadikan permen oleh Bani Umayyah. Kalau
ternyata selama ini engkau hanya mencari dunia wahai putraku, maka engkau
adalah hamba yang terburuk. Kau telah membinasakan dirimu sendiri dan kau telah
membinasakan teman-temanmu yang terbunuh bersamamu.
Kalau kau berkata
kepadaku wahai putraku, aku diatas kebenaran tapi kawan-kawanku sudah melemah
akupun ikut lemah, ini bukan perbuatan orang-orang yang merdeka, bukan sikap
orang-orang yang agamis.
Berapa lama kau akan
dikekalkan didunia.? Lebih baik kau mati."
Asma merasa berat tapi
dia tegar, bahkan anaknya dalam kondisi demikian. Sebenarnya Abdullah bin
Zubair bukan takut, tapi dia ingin menenangkan ibunya, karena dia tahu apa yang
akan terjadi pada dirinya, agar ibunya tahu kondisi bahwa dia akan di bunuh.
Maka Abdullah bin Zubair
berkata, "Wahai
ibuku, aku khawatir jika Ahlul Syam membunuhku, mereka akan mencincang-cincang
tubuhku dan mereka
akan menyalibku."
Asma berkata dengan
perkataan yang indah, "Wahai
putraku, jangan kau khawatir, kambing kalau sudah disembelih setelah itu mau
dicincang-cincang dia tidak ada masalah dan tidak merasakan kesakitan. Berjalanlah
diatas ilmumu dan minta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Kemudian Abdullah bin
Zubair mencium kepala ibundanya minta doa, kemudian diapun berjalan melanjutkan
perjuangannya. Dan akhirnya beberapa hari kemudian dia berperang dan akhirnya meninggal
dunia pada tahun 73 Hijriah.
- Bagaimana Tegarnya Asma binti Abu Bakar?
Beberapa riwayat dari
Shahih Muslim bagaimana tegarnya Asma binti Abu Bakar.
Dari Abu Naufal, dia
mengatakan, Aku
melihat Abdullah bin Zubair melewati suatu tempat yang agak tinggi di kota
Mekkah. Disitulah Abdullah bin Zubair disalib oleh Hajjaj bin Yusuf
ats-Tsaqafi.
Orang-orang Quraisy pun
melihat jasad Abdullah bin Zubair.
Abdullah bin Umar
melewati jasadnya Abdullah bin Zubair. Kemudian dia berdiri didepan jasadnya
Abdullah bin Zubair. Dan
dia berkata memberi salam kepada jasad Abdullah bin Zubair yang disalib di
tiang, "Assalamualaika
Aba Hubaib, assalamualaika Aba Hubaib, assalamualaika Aba Hubaib."
Abdullah bin Umar
berbicara kepada jasadnya Abdullah bin Zubair di depan orang-orang Quraisy,
sengaja dilakukan oleh Abdullah bin Umar agar di dengar oleh orang-orang
Quraisy.
Karena ada Isu
bahwasanya Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi mengatakan bahwasanya "Abdullah
bin Zubair ini musuh Allah, munafiq, orang bejat."
Maka Abdullah bin Umar
ingin
membela Abdullah bin Zubair dihadapannya orang-orang Quraisy. Sehingga Abdullah bin Umar
berkata dengan suara yang keras, "Saya sudah larang engkau
jangan kau lakukan ini, demi Allah yang aku tahu tentang engkau wahai Abdullah
bin Zubair, engkau adalah orang yang senantiasa puasa, engkau adalah orang yang
senantiasa sholat malam, engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali
silahturahmi. Demi Allah seandainya ada satu umat, engkau adalah orang yang
paling terburuk diantara mereka, itu Umat terbaik."
Kemudian Abdullah bin Umar pun pergi.
Sebagian dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam syarah Al Minhaj Shahih Muslim,
Dia sengaja berkata
dengan suara yang keras
karena
ucapannya adalah
untuk membantah
tuduhan Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi terhadap Abdullah bin Zubair. Begitulah cara
Abdullah
bin Umar membela saudara seimannya, dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan Abdullah
bin Zubair. Hal ini menunjukkan keberanian Abdullah bin Umar karena dia tahu bahwa Hajjaj bin Yusuf
ats-Tsaqafi adalah orang yang suka membunuh
dan tidak perduli pada apapun. Kemudian
sampailah sikap Abdullah bin Umar ini kepada Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi. Sehingga Abdullah bin Zubair dari
tiang salib dan
dilemparkan dikerumunan orang-orang Yahudi, (masih dihina).
Kemudian Hajjaj bin
Yusuf mengirim
utusan kepada ibunya Abdullah bin Zubair yaitu Asma binti Abu Bakar. Namun Asma tidak mau datang
kepada Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi. Sehingga Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi berkata, "Kau datang
kepadaku, kalau tidak aku akan utus orang untuk menggeretmu diatas
konde-kondemu."
Asma binti Abu Bakar
orang yang tegar, dia tetap tidak
mau menemui Hajjaj bin Yusuf.
Asma berkata, "Sampaikan kepada
Hajjaj, aku tidak akan datang kepada dia sampai dia utus orang yang menarik kepalaku kepadanya."
Akhirnya Hajjaj yang
mengalah dan diapun
datang kepada Asma.
Sampai dia bertemu Asma
kemudian dia berkata (sambil
mengejek), "Bagaimana
menurutmu wahai Asma yang telah aku lakukan terhadap musuh Allah yaitu
putramu."
Asma tetap tegar dan dia
tidak menangis, dia berkata "Menurutku engkau telah merusak dunia putraku,
engkau telah bunuh dia maka semua telah selesai. Tapi anakku telah merusak akhiratmu, kau
bunuh dia masalah besar diakhirat. Sampai kepadaku kau bilang kepadaku dengan
mengejek putraku, dengan mengatakan Wahai putra wanita Dzatun
Nithaqain, benar
aku inilah Dzatun
Nithaqain, aku
pemilik dua tali pinggang. Adapun
salah satunya aku gunakan
untuk mengikat makanan untuk Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dan Abu
Bakar. Adapun
tali pinggang satu satunya saya pakai. Benar saya yang kau ejek itu bahwa
saya Dzatun Nithaqain. Ketahuilah
wahai Hajjaj, sesungguhnya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam telah
menyampaikan hadits kepada kami.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dari
Bani Tsaqif akan muncul dua orang, satunya pendusta dan sataunya adalah orang
yang bengis dan pembunuh.β
Adapun pendusta kami
telah lihat dan telah muncul, yaitu Mukhtar ats-Tsaqafi yang mengaku sebagai
Nabi. Dan sudah muncul. Adapun
orang yang bengis dan pembunuh menurutku engkaulah orangnya."
Dengan berani Asma, menyampaikan
hadist Nabi didepan didepan
Hajjaj. Maka Hajjaj yang begitu bengis
tidak membantah apapun, dia
berdiri dan pergi meninggalkan Asma binti Abu Bakar radhiallahu'anha.
Dan Asma berdoa kepada
Allah, "Ya
Allah jangan engkau matikan sampai aku ambil jasad anakku dan aku kuburkan jasadnya."
Dan Allah mengabulkan
doa Asma, jasad
Abdullah bin Zubair dibawa kepada
Asma, beberapa hari kemudian
Asma binti Abu Bakar meninggal dunia. (Ada
yang mengatakan kurang lebih 10 hari setelah jasad anaknya diantarkan kepadanya).
- Sifat-sifat Akhlak Asma binti Abu Bakar.
Ibnu Zubair pernah
berkata, βAku
tidak pernah melihat seorang wanita manapun yang lebih dermawan dari pada
Aisyah dan Asma.β
Adapun kedermawanan
Aisyah dan Asma berbeda.
Adapun cara Aisyah
dermawan, ada harta dia kumpulkan dulu, lalu dia bagi-bagi sesuai dengan
kondisi yang tepat.
Adapun cara Asma
dermawan, dia tidak pernah menyimpan sesuatu untuk besok hari. Apa yang ada
ditangannya dia bagi langsung, dia tidak pernah punya tabungan esok hari.
Kenapa Asma demikian ? Karena Asma pernah
meriwayatkan satu hadits.
Rasulullah berkata
kepada Asma, "Wahai
Asma jangan kau tahan hartamu, maka hartamu akan ditahan oleh Allah Subhanahu
wa Ta'ala."
Dalam satu riwayat, "Jangan kau
hitung-hitung hartamu, maka kau akan jadi sulit."
Asma menjalankan wasiat
Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Dia tidak pernah perhitungan dengan
hartanya, apa yang ada langsung di bagi. Dia tidak pernah
menyimpan untuk besok, apa yang dimiliki dia sedekahkan. Semua budak yang dia
miliki dia merdekakan.
Kata Fatimah bintu
Monzer, cucunya Asma, "Asma
membantu merawat orang-orang yang sakit, kemudian dia merdekakan seluruh
budak-budaknya."
Asma pernah berkata
kepada putri-putrinya dan keluarganya, "Berinfaqlah dan bersedekahlah
dan jangan tunggu-tunggu sampai besok."
Diriwayatkan juga,
diantara ketakwaannya adalah ketika
dia pusing, dia letakkan tangannya dikepalanya dan dia berkata, "badanku
sakit, dan ini akibat kesalahan-kesalahanku."
Maksudnya dia mengatakan, "Seakan-akan tubuhku sakit akibat dosa-dosaku tetapi yang Allah ampuni lebih banyak dari pada ini."
Allah Taβala berfirman : βDan segala musibah yang
menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah
memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)β [QS. Asy-Syuuraa : 30]
Al-Monzer bin Zubair,
datang dari Iraq, Maka
dia kirim kepada Asma ibunya yaitu kain yang indah dan halus sebagai hadiah
dari sang anak. Ketika itu Asma sudah buta. Kemudian dia pegang kain
dari anaknya tersebut, sangat halus, maka dia mengatakan, "Apa ini,
kembalikan kepada anakku, saya tidak mau terima."
Maka hal itu memberatkan
putranya Al-Monzer yang hadiah tersebut dia bawa jauh-jauh dari Iraq, kain yang
lembut dan halus agar ibunya senang,
Maka dia datang kepada
ibunya dan berkata, "Wahai
ibunda, itu kain tidak akan tembus pandang, itu kain halus tapi tidak tembus
pandang."
Kata Asma, "Benar dia tidak
tembus pandang, tapi dia mensifati tubuhku."
- Asma binti Abu Bakar meriwayatkan beberapa Hadits.
Kurang lebih sekitar 13
hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim.
Diantaranya,
- Hadits tentang sholat
gerhana
- Hadits tentang lempar
Jumroh bagi wanita di Muzdalifah, boleh meninggalkan Muzdalifah sebelum pagi.
Ketika Asma binti Abu Bakar di Muzdalifah, dia tanya sama budaknya, "Dia sholat malam, dia tanya apakah rembulan sudah terbenam," Budaknya menjawab, "Belum."
Dan dia sholat malam lagi. Kalau rembulan sudah tenggelam maka diapun pergi meninggalkan Muzdalifah kemudian langsung melempar Jumroh. Dan ini diperbolehkan bagi wanita-wanita untuk meninggalkan Muzdalifah, apalagi wanita sudah tua. Adapun laki-laki bertahan di Muzdalifah sampai terbit matahari.
oiya Dzaatun Nithaqaini yuk baca lagi π
___________________________________
Inilah sedikit kisah
yang disampaikan tentang Asma binti Abu Bakar radhiallahu'anhu. Pastinya tulisan ini ada kekurangan dalam hal penulisan yang datang dari saya sendiri yang tidak jeli mendengarkan-menuliskan kembali, maka mohon kiranya dimaafkan π
Semoga tulisan ini dapat kita jadikan pelajaran, panduan dan penguat untuk terus semangat dalam berjuang.πͺπ
Wallahu'alam bishowab.
MasyaAllah Barakallahu fiik Mba Ani shirahnya..sering-sering ya nulis tentang shirah, jadi refresh lagi tentang shirah shahabiyyah, semoga menjadi amal jariyah amin
BalasHapusInsya Allah sering Mbak hehe
Hapusdoa yg sama buat Mba, Aamiin....
Masya Allah, coba kita yang jadi asma dan tau suaminya itu cemburuan pasti diem-diem aja deh nggak cerita kaya asma :)
BalasHapusmalah ada tragedi kabur π
Hapusterima kasih sharingnya...
BalasHapusterimakasih juga kunjungannya Mbak π
HapusTerimkasih. Pernah ditargetkan untuk baca sirah sahabiyah.. Alhamdulillah dengan tulisan ini bisa nyicil. Seorang sosok sahabiyah yang inspiratif
BalasHapusayoo targetnya dijalankan Mbak π semangattttt
HapusMashaAllah inspiratif sekali.. sharing lagi kaka
BalasHapusπditunggu yaaa
Hapusbesok main lagi Mba Putπ
Mba Maharani kalau nulis sirah selalu lengkap ya..
BalasHapusItu blm lengkap Mbak, sebagain ga tertangkap ama telinga π
HapusMasya Allah klo baca para sahabiyah tuh bkin malu dan sedih sama diri yg maish gini2 aja
BalasHapusIya bener Mbak, sudutnya aja blm nyempil yak
Hapusmasyaa allah, terimakasih sudah menuliskan kisah ini di blog, mbak. kalau kalau sengaja harus buka buku suka mageeer :(
BalasHapushikmah pandemi Mbak, ikut KOL. biasanya kan offline & wktnya jg agak2 gimana ya (mulai ngeles deh)
Hapus