Kisah Mulia Sahabat Ammar Bin Yasir

CATATAN KAJIAN ONLINE

KISAH MULIA SAHABAT AMMAR BIN YASIR

Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA

Selasa, 23 Februari 2021/Pukul, 19.30 WIB / via zoom

 

Nasab Ammar bin Yasir nama kunyahnya adalah Abu Yaqzan.

Ayahnya Yasir bin Amir bin Malik al-Madzhiji al-Ansi Abul Yaqzhan. Ayahnya berasal dari Yaman asli. Beliau datang ke Makkah bersama dua orang saudaranya untuk mencari saudaranya yang keempat. Saat kedua saudaranya kembali ke Yaman, Yasir tetap tinggal di Makkah. Pada saat itu, kota Makkah adalah kota yang sangat menarik, pusat perdagangan, pusat religi, ada Ka’bah dan 360 berhala disekitarnya.  Karena itulah disebut Ummu Quro, maka siapa yang datang ke Mekkah bisanya betah di Mekkah.

Yasir memutuskan untuk tinggal di Makkah, dan pada saat itu ada aturan bahwa siapapun yang datang ke Makkah maka ia harus punya sekutu dan Yasir mengambil persekutuan dengan Abu Hudzaifah al-Makhzumi dari Bani Makhzum yaitu Kabilahnya Abu Jahal.

Abu Hudzaifah menikahkan Yasir dengan budak perempuan miliknya yang bernama Sumayyah bintu Khayyat. Pada saat menikah, mereka masih dalam keadaan kafir sampai Ammar lahir.

Karena ibunya adalah budak Abu Hudzaifah, maka saat lahir, Ammar juga menjadi budak Abu Hudzaifah. Tapi kemudian Abu Hudzaifah memerdekakan Sumayyah dan Ammar, sehingga Ammar disebut Maula Bani Makhzum yaitu dia dahulu budak kemudian dimerdekakan oleh salah seorang Bani Makhzum yaitu Hudzaifah. Walaupun sudah dimerdekakan, mereka tetap tinggal bersama Abu Hudzaifah sampai Abu Hudzaifah meninggal.

Pada saat dakwah Islam masuk ke kota Makkah yang dibawa oleh Nabi Muhammad sallalahu’alaihi wassalam,  keluarga Yasir ikut masuk islam. (Sumayyah dan Ammar)

Untuk mengetahui kelahirannya, dilihat dari tahun wafatnya. Ammar bin Yasir wafat tahun 37 hijriah, disebutkan dalam sejarah umur beliau sekitar 93 atau 94 tahun.  Sementara Nabi Shalallahu'alaihi wasallam meninggal sekitar tahun 11 Hijriah sekitar usia 63 tahun. Kalau ditarik mundur umur Ammar bin Yasir lebih tua beberapa tahun dari umur Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

Ciri fisik Ammar bin Yasir.

Beliau adalah seorang yang, Berkulit agak kehitaman, Tinggi, Matanya agak kemerah-merahan, dadanya lebar, tidak merubah ubannya dibiarkan putih, kepalanya botak bagian depan.

 

Keutamaan Ammar bin Yasir radhiallahu'anhu.

Secara umum Ammar bin Yasir termasuk para sahabat yang mulia yang telah di puji oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Quran. Dan telah dipuji oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam dalam banyak hadits bahwa mereka adalah umat terbaik yang memiliki hari-hati yang terbaik.

Sebagaimana Ibnu Mas'ud pernah berkata;

"Sesungguhnya Allah memandang kepada hati-hati manusia dan Allah melihat terbaik hati manusia adalah hati Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam. Maka Allahpun memilih Nabi Muhammad shalallahu'alahi wasallam untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, kemudian Allah mengutus Nabi untuk menjadi seorang Rasul. Kemudian Allah melihat kepada hati-hati manusia, siapa yangbhatinya terbaik setwlah hati Nabi Muhammad shalallahu'alahi wasallam, maka Allah mendapati hati-hati para sahabat adalah hati-hati yang terbaik diantara manusia. Maka Allah menjadikan para sahabat sebagai penolong-penolong Nabi Nya yang mereka berperang untuk agama Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam."

Al Imam Ahmad bin Hambal pernah berkata,

"Wahai Abul Hasan, jika kau mendengar seseorang menjelek-jelekan salah seorang dari sahabat Nabi, maka curigailah Islamnya."

Sebagaimana pernah dijelaskan, bahwa "Cinta kepada sahabat adalah dari Iman, dan kepada para sahabat merupakan kemunafikan." Hal ini karena dengan sebab para sahabatlah maka Islam tersebar hingga saat ini, dan dengan sebab para sahabatlah Al-Quran dan Hadits sampai kepada kita.

Diantara sahabat-sahabat yang mulia tersebut adalah Ammar bin Yasir al Ansi Abul Yaqzhan adalah Maula Bani Makhzum dan salah seorang dari Assabiqunal Awwalun.

Dalam Shahih Bukhari.

Ammar pernah berkata, "Aku melihat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam diawal-awal Islam dan aku tidak melihat bersama Nabi kecuali lima budak, dua orang wanita dan Abu Bakar."

Dalam Hadits Ibnu Majah, Ibnu Mas'ud berkata, Yang pertama kali menampakkan Islamnya ada tujuh orang, yaitu :

1. Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam

2. Abu Bakar

3. Ammar

4. Summayah ibunya Ammar

5. Suhaib

6. Bilal

7. Al Miqdad bin aswad.

 

Adapun Rasulullah shalallahu'alaihi wasalalam tidak ada yang berani mengganggu keislaman beliau, karena Allah beri karunia lewat pamannya Abu Thalib yang membela Rasulullah.

Adapun Abu Bakar tidak diganggu karena dia dilindungi oleh kaumnya.

Sementara yang lainnya, maka mereka diambil oleh kaum musyrikin kemudian dipakaikan baju dari besi kemudian dijemur dibawah matahari. Karena tidak ada yang membela mereka dan mereka tidak punya kabilah yang kuat.

Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Alqomah, dia berkata,

Aku datang ke negeri Syam dan aku berkata,

"Siapa yang ada dinegeri Syam.?"

"Ada Abu Darda."

Alqomah berkata,

"Apakah diantara kalian adakah seorang yang Allah melindunginya, berdasarkan lisan dan pengkabaran Nabi shalallahu'alaihi wasallam, Allah melindunginya.?"

"Yaitu Ammar yang hatinya telah terpenuhi dengan keimanan."

Jadi Ammar bin Yasir ini pernah dikatakan oleh Nabi bahwasanya Allah telah melindunginya dari syaiton"

Imannya Ammar bin Yasir radhiallahu'anhu  sangat kuat sampai-sampai bercampur imannya dengan dagingnya dan tulangnya dan darahnya.

Diriwayatkan dari Imam An Nasai yang meriwayatkan dari salah seorang sahabat Nabi shalallahu'alaihi wasallam, dia berkata,

"Bahwasanya keimana Ammar bin Yasir telah bercampur baur dengan daging, darah dan tulangnya."

Ini menunjukan bahwa Imannya sangat kuat.

 

Keistimewaan Ammar bin Yasir radhiallahu'anhu.

Dari Hudzaifah, dia berkata,

Suatu hari kami duduk disisi Nabi shalallahu'alaihi wasallam, kemudian Nabi berkata,

"Sesungguhnya aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan tinggal bersama kalian, maka ikutilah dua orang setelahku, yaitu Abu Bakar dan Umar. Jangan lupa kalian juga mengikuti petunjuk Ammar. Apa yang disampaikan Ibnu Mas'ud kepada kalian maka benarkanlah." (Riwayat Tirmidzi dishahihkam oleh Syaikh Al- AlBani)

Artinya, Nabi menunjukan bahwa Ammar adalah seorang yang mulia, yang faqih, yang zuhud.

 

Masuknya Ammar bin Yasir kedalam Islam.

Ammar tinggal dikota Mekkah bersama anak-anak yang lain.

Kemudian akhirnya datang Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam memberi dakwah dan akhirnya Ammar masuk Islam diawal-awal Nabi berdakwah yang pada saat itu bersamaan dengan Suhaib bin Sinan ar-Rumi dalam satu waktu.

Kata Ammar,  "Aku bertemu Suhaib bin Sinan ar Rumi diintunya Darul Arqom."

Awal-awal Nabi shalallahu'alaihi wasallam berdakwah, berada dalam sebuah rumah dekat bukit shofa milik Al-Arqom, maka disebut dengan Darul Arqom.

Rasulullah mengumpulkan para shahabat, kemudian menyampaikan dakwahnya disana, tempat itu tidak dibuka karena jika dibuka akan menimbulkan bahaya bagi para sahabat. Sehingga banyak orang masuk Islam diam-diam dan menyembunyikan keislaman mereka. Yang menampakkan cuma sebagian orang yang memiliki kabilah yang membelanya dan menjaganya.

Ammar bin Yasir dan Suhaib, mendengar informasi tentang Nabi di Darul Arqom.

Kemudian mereka berjalan berdua menuju Darul Arqom di waktu yang sama, kemudian akhirnya Ammar bin Yasir bertanya kepada Suhaib.

Kata Ammar, "Apa kau ingin lakukan.?"

Maka Suhaib berkata, "Aku ingn masuk menemui Muhammad dan aku mendengar pembicaraan ceramahnya."

Kata Ammar, "Aku juga."

Maka kamipun masuk ke Darul Arqom bersamaan, kemudian Nabi menawarkan Islam kepada kami dan kamipun masuk Islam.

Sebagian Ulama menganggap bahwasanya Islamnya Ammar bin Yasir dan Suhaib ar Rumi setelah 30 sekian orang. Termasuk orang yang peetama kali masuk Islam.

Siksaan yang dialami Ammar bin Yasir dan keluarganya.

Setelah Ammar masuk Islam maka dia dan keluarganya mengalami siksaan oleh Bani Makhzum. Karena mereka awalnya asalnya kepada Bani Makhzum. Maka kemudian mereka dipaksa untuk mengucapkan kata-kata kekufuran.

Karena kondisi ketika itu tidak memungkinkan untuk melakukan perlawanan dan keluarga Yasir tidak mau mengikuti keinginan Bani Mkhzum untuk kufur, untuk mengucapkan kata-kata kebencian kepada Nabi Muhammad, maka  Yasir dan Sumayyah dibunuh

Adapun terbunuhnya Sumayyah bin Khayat radhiallahu'anha dibunuh dengan cara yang sadis, disebutkan dalam sejarah, Abu Jahal yang berasal dari Bani Makhzum, maka dia mengambil tombaknya kemudian di tusuklan kedalam kemaluan Sumayyah, akhirnya Sumayyah meninggal dunia. Dia adalah wanita pertama yang Mati Syahid dalam Islam.

Nabi shalallahu'alaihi wasallam ketika melewati para sahabat yang disiksa tidak bisa berbuat apa-apa. Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengatakan, "Bergembiralah wahai kekuarga Ammar, bergembiralah wahai keluarga Yasir, Allah menjanjikan surga bagi kalian."

Ammar bercerita, "Ketika orang-orang lemah disiksa, semuanya akhirnya mengucapkan apa yang diinginkan oleh para penyiksa yaitu kafir Qiraisy sampai mereka disiksa dengan siksa yang mereka tidak tahan. Mereka ingin bertahan tapi tubuh mereka tidak kuat, kecuali Bilal." Pada saat itu, Bilal yang sudah siap mati, ditolong oleh Abu Bakar.

Pada saat Ammar bin Yasir dan juga sebagian sahabat yang lain tidak mampu menghadapi siksaan orang-orang Quraisy, yang memaksa mereka untuk memuji sembahan-sembahan mereka. Maka Ammar bin Yasir ikut memuji-muji, disuruh mencela Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, mereka ikut mencela. Sampai disebutkan dalam sebagian riwayat, ada kumbang atau binatang yang buruk lewat, mereka disuruh mengatakan bahwa itu Tuhan selain Allah. Maka mereka ikut mengatakannya agar selamat dan dalam kondisi terpaksa. Ammar juga terpaksa mengucapkannya.  Ketika itu Ammarpun takut dan dia selamat, lalu diapun datang kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam dengan penuh kesedihan.

Rasulullah berkata, "Ada apa dengan engkau wahai Ammar, apa yang kau lakukan, apa yang kau tinggalkan.?"

Maka Ammar bercerita bagaimana dia dipaksa untuk menyebutkan kebaikan-kebaikan tuhan-tuhan mereka dan untuk mencela Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Ammar berkata, "keburukan yang aku tinggalkan ya Rasulullah, aku tidak dibiarkan, aku terus disiksa hingga aku menghina dan mencela engkau ya Rasulullah."

Kata Rasulullah, "Bagaimana kau dapati hatimu ketika kau mencelaku.?"

Ammar mengatakan, "Aku juga memuji tuhan-tuhan mereka."

Kata Rasulullah, "Bagaimana kau dapati hatimu.?"

Ammar berkata, "Aku dapati hatiku tenang dengan keimanan."

Kata Nabi shalallahu'alaihi wasallam, "Kalau mereka tangkap engkau lagi dan dipaksa untuk mengucapkan kata-kata kufur, maka ucapkanlah."

Karena kondisi darurat dan itu diperbolehkan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Maka turunlah firman Allah :

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” [QS. An-Nahl: 106]

 

Kehidupan Islamnya Ammar bin Yasir radhiallahu'anhu.

Setelah itu Ammar bin Yasir menjalani kehidupan Islam bersama Nabi shalallahu'alaihi wasallam lalu hijrah ke kota Madinnah.

Allah Ta'ala berfirman,

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." [QS. At-Taubah : 100]

 Apakah dia hijrah ke negeri Habasyah, ada khilat dikalangan para ulama.

Karena hijrah ke negeri Habasyah ada 2 kali,

- Hijrah pertama

- Hijrah kedua, lalu

- Hijrah ke Madinnah

Apakah Ammar ikut hijrah ke Habasyah Wallahu'alam bishowab, tapi yang jelas Ammar hijrah ke kota Madinnah.

Setelah itu Nabi shalallahu'alaihi wasallam mempersaudarakan Ammar bin Yasir dengan Hudzaifah bin al Yaman.

Di Madinnah Ammar bin Yasir membantu Nabi shalallahu'alaihi wasallam membangun Masjid Nabawi, Ammar bin Yasir mengangkat dua bata, sebagian sahabat yang lain mengangkat satu batu.

Ini bukti bahwa Ammar sungguh-sungguh dalam bekerja.

Al Imam Bukhari meriwayat dari Abu Said Al Khudri, beliau berkata,

"Ketika Nabi shalallahu'alaihi wasallam membangun Masjid Nabawi, kami para sahabat mengangkat bata satu-satu dan disusun untuk bangun Masjid Nabawi. Adapun Ammar dia angkat dua-dua batu bata. Maka Nabi melewati Ammar, ternyata tubuhnya penuh dengan tanah dan debu dan rambutnya penuh dengan debu. Kemudian Nabi memusapkannya ke kepala Ammar.

Kemudian Nabi berkata, "Kasian Ammar, dia akan dibunuh oleh kelompok yang melanggar."

Maksudnya Ammar akan dibunuh oleh kelompoknya Muawiyyah radhiallahu'anhu.

Rasulullah telah mengabarkan bahwasanya Ammar dan bapaknya Yasir bin Amir dan Ibunya Summayah bin Khayat, semuanya dikabarkan Surga oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam."

Nabi shalallahu'alaihi wasallam memuji Ammar.

Nabi mengatakan, "Bahwasanya Ammar menyeru kepada Surga."

 

Ammar mengikuti seluruh peperangan yang ada di zaman Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Perang Uhud, perang Khandak, perang Badar.

Ini menunjukan betapa banyak pahala yang dimiliki oleh Ammar bin Yasir.

 

Bahkan setelah Nabi shalallahu'alaihi wasallam meninggal pun Ammar tetap ikut serta dalam beberapa peperangan.

Diantaranya Perang Harwabul Riddah, yaitu perang yang ditegakkan oleh Abu Bakar untuk menyerang orang-orang yang mengaku pengikut Nabi-nabi palsu. Maka Abu Bakar mengirim pasukan diantaranya Ammar bin Yasir.

Sampai peperangan yang paling hebat Perang Harokatul Yamamah, yaitu keyila melawan Musailamah Al Khadzab. Ammar mengobarkan semangat para sahabat. Dia mengatakan, "Mari kepadaku, aku adalah Ammar bin Yasir."

Setelah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam wafat, Pemegang Khalifah adalah Abu Bakar radhiallahu'anhu, setelah itu Umar bin Khattab radhiallahu'anhu, kemudian setelah itu Utsman bin Affan radhiallahu'anhu.

Ammar yang bela Utsman pada zaman pemerintahan Utsman, ketika Utsman akan dibunuh di kota Madinnah, Utsman kehausan dan dia minta minum.  Orang-orang tidak mau memberi minum kepada Utsman, maka Ammar mengingatkan, "Celaka kalian, Utsman bin Affan yang membeli Sumur Rumah untuk memberi minum kepada penduduk kota Madinnah, sekarang kalian melarang air tersebut diminum oleh Utsman."

Fitnah Peristiwa Perang Al Jamal. Ketika itu Ammar bin Yasir di kubu Ali bin Abi Thalib

Perang Jamal belajar lagi yuk 😃

Ketika dikabarkan kepada Ammar,  Bahwasanya Aisyah, Thalhah dan Zubair telah berjalan menuju Basrah yang saat itu pemerintahan Ali sudah di Kuffah. Maka Ammar memandang bahwasanya Ali lebih tepat. Sikap Ali untuk tidak menangkap para pembunuh Utsman diwaktu sekarang karena kondisi belum stabil itu lebih tepat, dari pada untuk menangkap pembunuh Utsman, kemudian akhirnya stabilitas keamanan negara menjadi amburadul, karena yang membunuh banyak ada ribuan. Akan terjadi kekacauan perang persaudaraan, pertumpahan darah di kalangan kaum muslimin. Maka Ali bin Abi Thalib dengan kebijakannya menunda hal tersebut sampai stabil, baru kemudian dia akan menangkap satu persatu. Tetapi sebagian kubu tidak sabar, mereka ingin segera terjadi penangkapan kepada para pembunuh Utsman.

Ketika dikatakan kepada Ammar, "Wahai Ammar, bagaimana kita ada masalah dengan kubu satunya, disana ada Aisyah istri Nabi.?"

Ammar menjawab, "Saya tahu itu adalah ibunda kalian kaum mukminin, dan saya tahu itu adalah istri Nabi kalian didunia dan diakhirat dan saya tahu dia masuk surga bersama Nabi, tapi Allah sedang menguji kalian. Kalian ta'at kepada Allah atau kalian ta'at kepada Aisyah.?"

Artinya Ammar tetap membela Ali bin Abi Thalib, dan dia ingin menjelaskan bahwasanya Aisyah benar wanita mulia Istri Nabi di dunia dan di Surga.

Tapi ini urusannya berbeda, ini urusan harus ada syariatnya. Akhirnya terjadi apa yang harus terjadi pada Perang Al Jamal.

 

Wafatnya Ammar bin Yasir radhiallahu'anhu.

Fitnah Peristiwa Perang Shiffin mengakibatkan Ammar bin Yasir meninggal dunia (umur beliau sudah 93 tahun sekitar tahun 37 Hijriah).

Saat Utsman bin Affam wafar tahun 35 Hijriah, kemudian Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah. Maka Gubernur negeri Syam yaitu Muawiyyah bin Abi Sofyan mau membaiat Ali tapi dengan syarat Ali harus menangkap dulu pembunuh Utsman. Karena Utsman dari Bani Umayyah dan Muawiyyah dari Bani Umayyah. Dan dia mengatakan, "Saya yang berhak menuntut darahnya Utsman, siapa yang terbunuh swcara dzolim maka walinya yang memiliki kekuasaan untuk menuntut balas para pembunuh."

Akhirnya mereka bertemu untuk merundingkan, tapi akhirnya terjadi peperangan. Ketika itu Ammar bin Yasir di kubu Ali bin Abi Thalib, sehingga timbul kegelisahan di kubu Muawiyyah radhiallahu'anhu.

Mereka mengatakan, "Wahai Muawiyyah, bukankah disana ada Ammar bin Yasir, dan Hadits masyhur "Ammar akan dibunuh oleh kelompok yang membangkang, bagaimana ini."

Mereka jadi bimbang, mau berhadapan dengan kubunya Ali karena Ammar ada dikubu Ali, hal ini jelas  menunjukan bahwa Ali benar.

Muawiyyah atau sebagian yang lain mengatakan, "Kita tidak membunuh Ammar, mereka yang bunuh Ammar, mereka yang bawa Ammar untuk di bunuh, mereka yang bunuh Ammar bukan kita."

Akhirnya terjadi peperangan dahsyat dan banyak yang terbunuh. Dan ini di sebut dengan perang Fitnah, karena sebagian besar sahabat tidak ada yang ikut peperangan, hanya beberapa segelintir orang, tidak sampai 30 orang. Kebanyakan mereka menghindar jauh tidak mau ikut, karena mereka menganggap ini fitnah.

Ketika itu Ammar bin Yasir dalam kubu Ali bin Abi Thalib dan berjuang bersama Ali. Sebelum meninggal Ammar sempat minum susu, disebutkan dia tersenyum atau dia tertawa.

Maka orang bertanya, "Kenapa kau tersenyum.?"

Ammar berkata, "Rasulullah berkata sebelum kau terbunuh kau minum susu."

Kemudian benar akhirnya Ammar radhiallahu'anhu, semua orang mengikuti dia, karena orang tahu siapa yang bunuh Ammar bin Yasir dia kubu yang salah.

Akhirnya benar salah seorang dari kubu Muawiyyah menikam kaki Ammar sehingga dia terjatuh, dan ada yang datang memenggal kepala Ammar bin Yasir.

Dua orang rebutan mengatakan saya yang bunuh, mereka tidak tahu bahwa yang mereka bunuh adalah Ammar bin Yasir, seorang sahabat yang mulia yang Rasulullah menyuruh kita untuk mengikuti petunjuknya.

 

Rasulullah mengatakan dalam Shahih Muslim, "Akan muncul satu kelompok yaitu Khawarij, munculnya ketika dua kaum muslimin sedang berselisih. Yang membunuh Khawarij adalah kelompok yang paling utama pada kebenaran."

Ternyata yang memerangi Khawarij bukan Kubu Muawiyyah, yang memerangi Khawarij adalah kubunya Ali bin Abi Thalib.

Maka pendapat yang benar dalam masalah ini, "Dua-duanya berijtihad, namun ijtihad Ali lebih tepat dari pada ijtihadnya Muawiyyah."

Dalam sebagian riwayat kata Nabi, "Tujuan mereka sama demi kebenaran, fitnah diantara sebagian sahabat."

Tapi kalau di tinjau maka yang lebih tepat adalah kubunya Ali bin Abi Thalib berdasarkan dalil-dalil.

Nabi mengatakan, "Yang memerangi orang khawarij adalah yang paling dekat dengan kebenaran diantara dua kelompok ini."

 

Pendapat Ahlul Sunnah wal Jamaah.

Bahwasanya perselisihan antara Muawiyyah dan Ali adalah perselisihan fitnah dan Alhamdulillah diakhiri dengan Al Hakamain, akhirnya mereka berdamai dengan dua utusan. Ali tetap di Kuffah dan Muawiyyah tetap di Syam dan tidak terjadi peperangan kembali. Setelah Ali meninggal dunia, Hasan bin Ali menjadi pemimpin. Kemudian Hasan bin Ali mengalah dan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyyah demi kemaslahatan, Dan tahun tersebut dikenal dengan "Amul Jamaah" yaitu tahun persatuan.

 Wallahu'alam bishowab.

Inilah sedikit kisah tentang Ammar bin Yasir radhiallahu'anhu seorang sahabat yang mulia yang memiliki banyak keutamaan. Dalam hal penulisan, tentu saja masih terdapat banyak kekurangan, kesalahan. Mohon kiranya diberikan masukan bila ada hal-hal yang terlewatkan, yang salah dalam penulisan hingga jauh dari kebenaran. 

Nantikan catatan kajian lainnya ya 😀 

Komentar

  1. MasyaAllah lengkap kisah Ammar bin Yasir, aku jadi mengingat tentang film Umar Bin Khatab trus nyambung lagi lewat tulisan ini, ah MasyaAllah semacam recharge Iman lagi lewat shirah sahabat, jazakillah khayr mb

    BalasHapus
  2. Kisah keluarga yasir selalu bikin merinding mba, berkali-kali baca dan udah tau tapi tetap aja nggak bisa membayangkan siksaan dari kafir quraisy. Kadang malu gitu, kita yang hidup di jaman sekarang tapi imannya masih belum seberapa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mbak, semoga kita tetap istiqomah di jalan ini, Aamiin...

      Hapus
  3. Masyaallah... Mereka sekeluarga sudah dikabarkan surga, sementara kita? hikss... :(

    BalasHapus
  4. Masya Allah, klo baca sirah tuh suka bergetar hatinya mba...

    BalasHapus
  5. Saat baca sirah gini, jadi malu dengan diri sendiri. Masih belum saleh, masih belum teguh untuk selalu istiqamah..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tertinggal Bukan Pemenang

Penghambat Kebahagiaan

Kenangan Dalam Lembaran Kertas